Catatan dari Pertunjukan Akbar Keroncong di Taman Ismail Marjuki Jakarta
[caption caption="Rangkaian Acara Musik Amal oleh Dr Soetomo, The Indonesian Keroncong Center. Acara ini dimeriahkan juga oleh Titik Puspa"][/caption]
Mewujudkan mimpi dengan menolong orang, keluarga, dan profesi secara bersamaan dalam suatu waktu tertentu jarang sekali terjadi. Kalau toh itu terjadi, tentulah pewujud mimpi itu pasti sangatlah puas dengan kerja nyatanya itu.Dan pasti pula dia orang yang hebat mengelola waktu. Lalu dengan kepuasan itu ia banyak bersyukur dan dengan banyak bersyukur, semakin Allah menambah nikmatnya.
Karena Allah sudah berjanji bila hambanya bersyukur maka akan ditambah tambah nikmatnya, namun apabila ia tidak bersyukur jakankan nikmat, yang terjadi yaitu siksa yg amat pedih.
Orang yang bersyukur itu adalah, Dr. Soetomo dan istrinya yang selalu setia menemani dalam perjuangan suci kehidupannya. Yaitu perjuangan seorang anak negeri Indonesia dalam mempertahankan budaya keroncong dan mengentaskan kemiskinan pada para pengabdi budaya itu. Kemiskinan relasi , dimana para pemain keroncong itu tidak mempunyai relasi dalam membina eksistensinya, miskin mitra , dimana para pemain keroncong tidak punya mitra yang kuat untuk mengangkat dirinya; ataupun pemain keroncong miskin sistem, dimana mereka tidak bisa berfikir yang jitu untuk mengenalkan dan menjual talentanya itu. Namun Dr Soetomo dan istrinya telah berbuat untuk mengangkat semua permasalahan itu dengan dunianya yang banyak kawan serta mitra kuat untuk menghapus duka yang dialami pelaku budaya seni keroncong tersebut..
Dr. Soetomo dan istrinya berkomitmen untuk kompak mewujudkan mimpinya yang dalam proses dan mengupayakan agar keroncong tidak mati, menjadi tuan rumah di negerinya,dan menjadi duta negeri di mancanegara. Untuk itu The Indonesian Keroncong Center didirikan di rumahnya yg dituliskan Graha Keroncong di Bilangan Pulo Asem Jakarta.
Agar Kerocong bisa "Jajah milang kori" bahasa jawa yang artinya bisa eksis berkeliling dunia, memang tidak bisa dalam sekejap semua itu bisa diwujudkan. Proses itupun dijalani dengan kendaraan The Indonesian Keroncong, mulai dari rapat sampai mengadakan lomba serta menyantuni para seniman keroncong.
Dr H. Soetomo
Memperjuangkan musik keroncong diakuinya sangat berat. Perjalanan panjang yang dialami yaitu bergiatan dengan mengadakan Cipta Keroncong setiap tahun. Dalam benih bangsanya, dengan ideal diadakan lomba Vokal keroncong untuk anak-anak, sampai terakhir ini The Indonesian Keroncong Center mengadakan pagelaran Musik Amal.
Keyakinan Dokter ini akan musik keroncong adalah musik bangsa Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu yang menyatukan bangsa Indonesia dengan rasa kelembutan, kesantunan, kehalusan, dan keadaban Bangsa Indonesia adalah milik yang sah bangsa Indonesia.
Musik Keroncong memang terdengar mendayu−dayu, kalem, nyaman, dan menyejukkan hati itu mampu menampung dan menjadi saksi perjuangan Bangsa baik sebelum atau saat berlangsungnya dan sesudah perang kemerdekaan. Semua itu tercatat sampai saat ini peran musik keroncong dalam mengisi Sejarah Perjuangan Bangsa. Maka lagu lagu keroncong ikut serta aktif berperan memerdekakan Negara Indonesia.
Dokter ini juga berkoordinasi dengan pemerintah RI dalam menangkal hempasan bahwa Musik keroncong itu adalah musik asli Bangsa. Mendasari perjuangannya adalah UUD 45 pasal 32 yang isinya :
1. Negara memajukan kebudayaan nasiona Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengemban nilai nilai budayanya.
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
Maka dengan bulat hati dia yakin Keroncong ini bisa menjadi salah satu alat pemersatu dan penegak Martabat Bangsa Indonesia.
Titiek Puspa
Titiek Puspa menjadi pilihan mitra dalam menjalankan misi penyelamat keroncong ini. Meskpun sudah diketahui Titik puspa bergerak dalam musik Pop, namun talenta dan kepribadian yang dewasa Titiek Puspa yang diketahui adalah benar- benar pecinta seni Indonesia dan mencintai negeri yang indah ini. Dia adalah penyanyi senior yang mengalami banyak dekade waktu pemerintahan. Jadi, Titik sudah akrab degan perjalanan sejarah bangsanya. Dan menjadi bagian di dalamnya terutama pada waktu itu memang dipilih sebagai penyanyi istana pada waktu pemerintahan presiden SOEKARNO
Operet titian karya Titik Puspa.yang dari jaman TVRI selalu tampil dalam malam lebaran yang selalu ditunggu tunggu oleh pemirsa dan sangat ngetop pada waktu itu yaitu jaman ORBA dan kini ketika Dr Soetomo berkiprah di musik keroncong Titik Puspa pun menjadi mitra dalam missi menyelamatkan Budaya Keroncong. Kesempatan ini digunakan oleh Titik Puspa menyanyikan lagu Pantang Mundur dan anak didiknya Duta Cinta menyanyikan beberapa lagu,menyemarakkan tampilan keroncong malam itu.
Titik Puspa menyatakan kekagumannya bahwa , Dokter Soetomo mengorban segalanya demi keroncong, ditambah oleh pernyataan Mohammad Satrio Soetomo yang menyatakan harapannya pada pemerintah agar memberikan dukungan baik moril maupun materiil terhadap tujuan yang luhur itu.
Maka dari itulah, Titik Puspa dimasukkan dalam jajaran meramaikan pertunjukan amal yang sarat dengan missi luhur bangsa itu.
Cita- Cita
Ketika sajak atau puisi yang berjudul " Cita- cita", dan " Keroncong Tidak Boleh Mati." di bacakan, dan kalau ingin diketahui, ya itulah sejatinya yang ada di dalam hati suami istri itu. Seorang dokter didampingi istrinya yang peduli dengan keadaan-keadaan yang menimpa bangsa Indonesia tanah air tercinta.
Mulai dari masalah masyarakat dengan kemiskinan yang tidak gampang hilang, masalah politik yang banyak bercabang- cabang, masalah budaya yang tarik ulur dengan masalah- masalah yang keadaan negara yang harus segera mendapatkan pencerahan.
Dokter dan istrinya ini lebih dahulu turun secara ikhlas menangani semuanya. Baginya yang penting meskipun sedikit ada yang diperbuat untuk berkontribusi terhadap negaranya. Pertama yang ia lakukan adalah mendirikan masjid di suatu daerah beserta pesantrennya. Lalu anak pesantrennya ada yang diambilnya dididik ikut dalam Graha Keroncong dan tenaga untuk kerjaannya.
Lalu ketika Gesang − pencipta lagu keroncong itu – sakit, dipelihara sampai akhir hayatnya. beberapa penulis lagu Keroncong di beri hadiah untuk menggembirakan hatinya. Sampai- sampai ada yang menyatakan belum pernah memegang uang sebanyak itu. Hal itu disyukuri sudah pernah memberikan kebahagiaan pada seseorang warga negara Indonesia yang berhak untuk berbahagia juga menikmati buah karyanya.
“Kalau tidak ada The Indonesian Keroncong yang jujur ini mungkin saya belum pernah mendapatkakan kejayaan dan kekayaan seperti itu.”
Legalah hati suami istri itu. Susah payahnya sudah diterima oleh seseorang dari hamba Allah itu. Dan sudah sampai betul dengan permainan bijak yang jujur dalam mengadakan lomba cipta lagu Keroncong yang diutarakan oleh salah satu pemenangnya. Dan seorang pengarang lagu keroncong.
Serta merta yang hadir ikut meneteskan air mata melihat suatu contoh dari perjalanan hidup dan perjuangan manusia yang memang selalu ada di dalam kehidupan ini.
Harapan dari Mimpi
Di dunia ini hanyalah tempat sementara. Senda gurau juga tempatnya di dunia ini. Namun pada hamba yang berfikir dan beriman pada Allah SWT, maka tidak ada sementara karena dunia kini akan berlanjut pada dunia sana yang abadi, tidak ada senda gurau lagi karena kenyataan semua perilaku yang ada di dunia ini sudah ada pencatatnya yang rapi yaitu Malaikat yang selalu menyertai kemanapun manusia itu pergi.
Sehingga manusia tidak perlu takut lagi untuk tidak diketahui perbuatan baiknya. Karena Allah dan Malaikat pasti tahu dan mendokumentasikan dengan baik.
Dra. Novi Saptina
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI