Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gebrakan Tahun Baru

17 Januari 2014   17:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:44 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesama teman saling berbincang bincang tentang tahun baru kali ini tidak seperti tahun-tahun yang lalu. Seolah –olah untuk merayakan saja tidak ada minat karena banyaknya problema yang ada di jaman sekarang,tentang kesulitan perekonomian, harga-harga yang melambung tinggi.

Entah mengapa kesulitan ekonomi enak saja diperbincangkan, kenaikan harga-harga juga menjadi curhatan yang enak seolah-olah beban dalam hidup ini bisa berkurang kalau berbincang-bincang masalah seperti ini.

Gebrakan Baru

Kalau dipikir, setiap tahun, acara tahun baru sebenarnya sama saja rutinitas seperti itu. Malam Tahun Baru pesta rame-rame jalan-jalan. Hanya itu saja sebetulnya yang terjadi setiap tahun berulang. Seharusnya memang perlu dirubah cara berfikir kita. Bahwasanya sebetulnya tahun baru itu hanya sebuah waktu yang berjalan saja.Hidup sebuahperjalanan panjang yang didalamnya ada tahun-tahun yang berganti . Dari kecil hingga dewasa, dan berumah tangga serta mempunyai anak.

Begitulah sebenarnya waktu terus berjalan, merayakan tahun baru atau tidak tahun itu juga sebuah waktu yang tidak berhenti.

Kalau Tahun ini seolah-olah kesulitan banyak melanda sebetulnya kita tidak bisa mengelak , kita hanya bisa melihat itu sebuahdan aksi menghadapinya, .Kalau toh kita sekarang capek dengan perjuangan itu wajar karena memang manusia sifatnya ya berkeluh kesah. Namun, kita lalu berfikir apa gunanya semua itu? Itu semua tidak ada gunanya. Kesulitan hidup membelit memang iya. Namun itulah cara Tuhan membuat hambanya kuat menghadapinya.

Gebrakan baru tidak hanya yang besar-besar,yang muluk-muluk membuat orang bilang wow. Selain itu bukan sebuah gebrakan kalau itu dibenarkan “wah sangat kasihan pada orang yang mempunyai perangai kalem” , maka dia apakah tidak akan mempunyai gebrakan ?.

Maka gebrakan bukan itu artinya, gebrakan adalah yang mengubah dari aktivitas sehari-hari baik itu secara lahir maupun bathin. Yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Jadi dengan merayakan tahun baru dengan cara pandang biasa seperti berjalan dari setasiun ke stasiun. Cara pandang seperti inipun sudah gebrakan baru.

Allah Segala-galanya

Makin dewasa seseorang yang karena sarat pengalaman yang menempa memang harus memetik hikmah dari semua peristiwa yang dialaminya. Sekarang sudahlah kita berhenti berhura-hura di malam tahun baru. Kita mengambil sebuah kesyahduan yang meresap hati.

Memasuki tahun dengan biasa dan menjalani kehidupan dengan memberikan hadiah kecil pada diri sendiri semua prestasi kecil yang diraih. Agar hati menjadi bahagia dan gembira. Karena hati yang gembira danbahagia akan menghasilkan kesehatan yang bagus.

Bila kesehatan kita bagus janganlah lupa untuk bersyukur pada Tuhan dengan merendahkan hati serendah rendahnya di hadapan Tuhan bahwa Tuhan Allahlah yang memberikan seluruh kebahagiaan yang tiada tara ini. Apa sebenarnya yang dicari dalam hidup ini? Profesional ? Profesional yang sejati itu sejatinya ya meletakkan Allah segala-galanya dalam kehidupan ini. Bekerja penuh kesabaran karena meresa Allah ada didekat kita menemani kita bekerja. Mensyukurikeberhasilan karena dari Allah yang menemani kita itu Allah menjadikan kita berhasil. Lalu kita berbagi kebahagiaan karena keberhasilan kita dari Allah itu mengingatkan pada orang-orang yang membutuhkan.

Orang-orang yang membutuhkan itu bahagia dengan kehadiran kita, kita juga bahagia bersamanya, semua itu yang menjadikan rentetatan bagus adalah Allah, sumber segala kebaikan dan kebahagiaan itu. Orang-orang memandang sangat professional sekali namun kita tidak lagi mempersoalkan itu, kita terus bahagia karena ajaran Allah yang membahagiakan itu makin melekat,orang-orangpun lebih menilai arif. Dan kitapun tidak memerlukan sebutan apapun, karena kebahagiaan sejati adalah didekat Allah dalam buaianNya.

(Novi Saptina)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun