Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Money

Asuransi? Pelayanan Harus Melebihi Bank

3 Maret 2013   14:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:23 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asuransi memang menarik, menjanjikan dan membuat hidup mempunyai harapan. Betapa tidak ketika kita mempunyai anak,  seorang pegawai asuransi datang, menawarkan asuransi beasiswa untuk anak kita. Sudah kebayang, nantinya ketika anak kita memasuki taman kanak-kanak kita sudah tidak memikirkan beaya lagi, sudah ada dana untuk memasuki prasekolah ini. Selanjutnya begitu juga pendidikan berlanjut SD, SMP, SMA dan puncaknya adalah perguruan tinggi.

Betapa nyaman hidup kita seperti itu meskipun itu sebenarnya ya uang kita sendiri. Lagi contoh pada diri kita sendiri selama berkerja menabung untuk kita di masa pension nanti dan bila kita ada apa-apa nanti buah hati kita mendapatkan uang pertanggungan kita sehingga buah hati kita tidak sengsara ketika kitat inggalkan.

Dan lain-lain lagi banyak sekali program asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi. Dan oleh sales asuransi yang banyak omong. Dengan sales asuransi begitu dengan mudah kita bisa menghindar darinya, dengan landasan berfikir, kita harus mengalokasikan anggaran untuk asuransi-asuransi begitu, kadang memberatkan kantong juga. Gaji harus dibagi-bagi begitu mengerikan dan tragis banget.

Sahabat baik

Namun lain lagi kalau sales asuransinya itu sahabat kita. Biasanya para penjual asuransi itu mengambil sasaran nasabahnya adalah teman lama, saudara, sahabat waktu SMA. Akhirnya kehadiran dan tawarannya tidak bisa ditolak untuk mengambil produk asuransinya itu.

Pilih punya pilih akhirnya kita memutuskan sambil menyelam minum air. Sekalian menabung sekalian silaturahmi dengan sahabat lama. Asuransi pendidikan untuk anak, asuransi hari tua begitulah saya mengambil asuransi itu. Namun biasanya dengan sahabat itu juga tak akan berlangsung lama, karena biasanya agen itu dipindah ke cabang lain jadi harus diganti dengan orang lain dan sebagainya. Yawis, tidak apa-apa sekarang yang penting solusinya. Meski terpaksa karena sahabat sudah dipindah tapi bagi saya tidak usah terlalu melankolis, saya memilih saya yang membayar sendiri di kantornya, tidak tergantung pada agen. Untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi. Jadi seperti datang ke bank untuk menabung tabungan kita yang sudah dipatok untuk tabungan khusus itu saja.

Harus semudah di bank

Pada dasarnya, asuransi itu sebenarnya kan mengalokasikan dana tabungan yang diperuntukkan untuk tujuan tabungan tertentu, seperti tabungan hari tua selama kita memulai asuransi itu sampai waktu yang kita tentukan umur berapa harus membuka tabungan itu. Atau satu lagi misalnya, menabungkan dana tabungan anak kita sampai perguruan tinggi dari sejak anak kita lahir sampai berakhir ketika ia masuk perguruan tinggi. Seperti layaknya menabung saja, hanya ada perbedaan nya yaitu ada dana pertanggungan yang akan menanggung apabila kita meninggal disaat pertengahan jalan, sehingga dana untuk anak tetap diterima anak kita. Bagi dana hari tua kita kalau kita ditengah jalan meninggal dunia kita bisa mewariskan pada anak kita, sebanyak dana pensiun kita itu.

Mengingat itu semua, bisa kita pastikan produk-produk asuransi itu adalah produk waktu yang panjang. Mengingat harapan panjang itu.Harusnya pihak asuransi memberikan pelayanan yang bagus kepada para kliennya. Jangan hanya bagus ketika mau mendapatkan nasabah saja dan pada awal-awalnya saja. Sesudah itu dianggap biasa saja, apalagi ketika mau mengambil klaim harus, lebih bagus lagi. Jangan sampa ia dan nasabah yang terluka. Sekali terluka sudah tidak akan datang lagi.

Pelayanan dan kemudahan harus semudah ke bank menabung dan menarik uang kita. Bila memang asuransi mau maju dalam perkembangannya. Sadarilah sekarang kehidupan sulit, sesulit waktu mendirikan asuransi dan mencari nasabahnya. Dan nasabah itu berjasa bagi perusahaan asuransi anda. Nasabah itu bersakit-sakit dahulu untuk mengalokasikan dana demi jalannya perusahaan asuransi juga. Jangan pernah menyakiti hatinya yang sudah mengumpulkan, merenda, merajut hari-harinya dalam waktu yang pajang dan harapan yang dibentangkan didepannya.

Dra. Novi Saptina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun