Meninggalkan tahun 2012, menuju 2013 kadang ada trauma kepahitan yang dialami tahun 2012, dan seolah peristiwa itu mau dilupakan saja tidak usah dipelajari dan dibuka lagi halaman itu, namun itu jugatidak baik. Mario Teguh mengatakan “Jangan diingat sakitnya, namun diingat pelajarannya untuk diperbaiki menjadi sukses ke depannya”. Mario Teguh memang bagus kata-katanya, begitu juga motivator lainnya. Bila menurutkan emosi, kata itu sangat menyebalkan untuk didengar, namun bila didengar kata itu dengan kepala dingin, hati juga tenang maka kata-kata itu terdengar manis dan sangat merdu dan enak ditimbulkan harapan.
Kita semua jangan pernah kehilangan harapan. Harapan itu yang akan menghasilkan mimpi-mimpi yang nantinya akan menjadi kenyataan
Peringatan Terakhir
Sebetulnya tahun baru Masehi sudah didahului oleh tahun baru yang lain, yaitu tahun baru Islam yaitu: Muharram. Tahun Baru Hijriah, dan tahun baru Jawa dengan sebutan tanggal 1 Syuro. Jadi, Tahun Baru Masehi adalah peringatan tahun baru yang urutannya paling akhir. Namun yang paling semarak ya peringatan tahun baru yang terakhir ini. Seluruh dunia merayakan pergantian tahun ini dengan meriah.
Untuk mempelajari maknanya tahun baru, ada baiknya mempelajari tahun baru yang sudah berjalan karena essensi tahun baru atau makna bisa dipelajari dari mana saja yang spasialnya adalah tahun baru.
Tahun Baru Jawa (1 Syuro)
Pada pergantian tahun ini peringatannya berpusat pada kegiatan keraton yaitu kirab pusaka yang berupa benda bersejarah yang dipunyai keraton. Kirab pusaka itu sesudah dibersihkan atau dicuci semuanya juga bersuci diri bersih menyambut tahun barunya, bersuci merupakan simbol dari membersihkan diri dari kenangan lama di tahun sebelumnya dan menjadi bersih diri memasuki tahun yang baru. Penetapan tahun baru Suo ini oleh raja Mataran Sultan Agung Hanyokrokusumo disamakan dengan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram.
Masyarakat ingin mempunyai harapan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Dan instrospeksi diri atas apa yang dilakukan di tahun yang telah lalu. Pada tingkat ke khusukan sampai pada tingkat berpuasa, mensucikan diri dari dalam untuk yang maha menciptakannya.
Kegiatan ini merupakan perwujudan dari perilaku yang filosofis yaitu “Eling lan Waspada”.
Eling artinya yaitu ingat bahwa dirinya itu manusia yang diciptakan Allah yang diturunkan ke bumi untuk mengabdi pada Nya dan berusaha sekuat tenaga sebisa mungkin terus maju. Berusaha menjadi kewajiban yang dititahkan olehNya. Maka hasil dari upaya tinggi itu akan menghasilkan sesuai dengan usahanya dari izin Allah .
Sedangkan Waspada itu aritinya ya waspada dengan segala godaan dunia yang memanjakan dirinya. Mengeruk kekayaan alam menurut kata hatinya, menindas sesama, dan lain-lain yang dilakukan karena diri lebih kuat dari yang lain. Dianjurkan oleh waspada tidak melakukan hal demikian yang hanya akan merusak jiwa dan mengurangi kebahagiaan diri yang selaras dengan alam.
Resolusi Tahun 2013
Ternyata memang alam telah mengajarkan sesuatu yang hakiki. Jaman boleh berkembang sampai titik optimal namun hal yang hakiki tidak pernah berubah yaitu manusia itu ciptaan-Nya. Berusaha semaksimal mungkin dalam segala bidang, tetapi tetap eling lan waspada.
Taat kepada yang Maha Pencipta bukan sesuatu yang tidak intelek bahkan optimal intelek. Karena disaat usaha yang sungguh dan optimal dari segala bidang dalam kemajuan, itu adalah yang dilakukan seorang hamba ciptaan-Nya. Kalau Yang menciptakannya tentu lebih lagi. Maka tetap bersujut menunduk ditengah segala usaha dalam kemajuan diri. Itu Resolusi 2013, Selamat Tahun Baru. Semoga Indonesia menjadi bangsa yang besar.
(Novi Saptina)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H