Mohon tunggu...
Novirmdhni
Novirmdhni Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dijajah Produk Negeri Sendiri?

8 Maret 2019   17:18 Diperbarui: 8 Maret 2019   17:35 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Lima dari lima belas calon pembeli berasal dari Indonesia, 2 sosialita , 3 istri pejabat. 6 pembeli lain dari China, 2 dari singapura, 2 dari Arab. Kenapa tidak ada orang dari Negara Victoria tinggal atau orang-orang Eropa/US yang membeli? Harga 200 juta untuk tas yang total material dan aksesorisnya paling mahal 5 juta? Siapa orang berpendidikan/ waras yang ingin membeli? memang siapa yang menjahit tas  5 juta agar dapat dijual dengan harga 200 juta? Victoria Beckham memang sudah kaya, tapi sebagian besar barangnya di endorse. Sama seperti Kim Kadarshian. Yang mereka jual disini adalah image selebritis mereka. Lalu apa yang didapat dari pembeli tas tersebut? Tas yang sama seperti yang dimiliki oleh Victoria. Itu saja.

Dari situ dapat dilihat bahwa orang barat sangat bergantung sama perekonomian Negara asia yang salah satunya adalah Indonesia. karena Negara asia-lah pembeli produknya. Orang barat sendiri tidak mau membeli produk mewahnya. Lalu 3 orang Indonesia yang sudah membeli tas itu memulai arisan dengan bangganya sambil berkata " Victoria Beckham juga punya tas samaan lo...". Miris sekali, saking miskinnya anak-anak bangsa ini, sudahlah miskin harta, miskin pendidikan, miskin integritas kini flora faunanya pun  ingin dimiskinkan dengan harga yang murah.

Dalam kasus di atas sebaiknya para pendistributor ekspor lebih membatasi dan lebih mengutamakan menditributor pada Negara ini dengan efisien dan merata. Lalu sistem pendidikan juga sangat berperan sebagai pengenalan SDA dan produk-produk made in Indonesia pada generasi masa kini pun yang akan datang. Tidak luput pula kembali pada tujuan produksi yang tidak hanya mementingkan kebutuhan individu tetapi juga mementingkan kebutuhan masyarakat. Meskipun kebutuhan masyarakat terpenuhi secara merata pikirkan juga kebutuhan individu pula dengan baik dan mencukupi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun