Lima dari lima belas calon pembeli berasal dari Indonesia, 2 sosialita , 3 istri pejabat. 6 pembeli lain dari China, 2 dari singapura, 2 dari Arab. Kenapa tidak ada orang dari Negara Victoria tinggal atau orang-orang Eropa/US yang membeli? Harga 200 juta untuk tas yang total material dan aksesorisnya paling mahal 5 juta? Siapa orang berpendidikan/ waras yang ingin membeli? memang siapa yang menjahit tas  5 juta agar dapat dijual dengan harga 200 juta? Victoria Beckham memang sudah kaya, tapi sebagian besar barangnya di endorse. Sama seperti Kim Kadarshian. Yang mereka jual disini adalah image selebritis mereka. Lalu apa yang didapat dari pembeli tas tersebut? Tas yang sama seperti yang dimiliki oleh Victoria. Itu saja.
Dari situ dapat dilihat bahwa orang barat sangat bergantung sama perekonomian Negara asia yang salah satunya adalah Indonesia. karena Negara asia-lah pembeli produknya. Orang barat sendiri tidak mau membeli produk mewahnya. Lalu 3 orang Indonesia yang sudah membeli tas itu memulai arisan dengan bangganya sambil berkata " Victoria Beckham juga punya tas samaan lo...". Miris sekali, saking miskinnya anak-anak bangsa ini, sudahlah miskin harta, miskin pendidikan, miskin integritas kini flora faunanya pun  ingin dimiskinkan dengan harga yang murah.
Dalam kasus di atas sebaiknya para pendistributor ekspor lebih membatasi dan lebih mengutamakan menditributor pada Negara ini dengan efisien dan merata. Lalu sistem pendidikan juga sangat berperan sebagai pengenalan SDA dan produk-produk made in Indonesia pada generasi masa kini pun yang akan datang. Tidak luput pula kembali pada tujuan produksi yang tidak hanya mementingkan kebutuhan individu tetapi juga mementingkan kebutuhan masyarakat. Meskipun kebutuhan masyarakat terpenuhi secara merata pikirkan juga kebutuhan individu pula dengan baik dan mencukupi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H