Mohon tunggu...
Novi Riyana Putri
Novi Riyana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi yang suka menggambar dan menyukai desain grafis, infografis serta typography.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Catcalling; Realita yang dihadapi Mahasiswa Baru

10 Desember 2024   14:13 Diperbarui: 12 Desember 2024   08:13 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi catcalling 

Catcalling merupakan salah satu bentuk pelecehan verbal yang kerap dialami oleh mahasiswa baru, khususnya perempuan, saat memasuki dunia kampus. Fenomena ini tidak hanya berupa sapaan atau pujian yang tidak diinginkan, tetapi juga kerap menimbulkan rasa tidak nyaman dan tidak aman bagi korbannya. Dalam konteks mahasiswa baru, catcalling merupakan isu yang perlu mendapat perhatian khusus mengingat dampaknya yang penting bagi kehidupan sosial dan psikologis mereka.

Sebagai mahasiswa semester pertama, mereka berada dalam fase transisi dari lingkungan sekolah menengah atas menuju kehidupan kampus yang lebih mandiri dan bebas. Namun, kebebasan tersebut kerap kali diganggu oleh catcalling yang mereka alami baik di lingkungan kampus maupun dalam perjalanan menuju kampus. Para pelaku yang kerap kali merupakan orang asing, kerap melontarkan komentar yang tidak pantas, bersiul, atau bahkan gestur yang merendahkan yang tidak sopan. Hal ini menciptakan suasana yang tidak bersahabat dan membatasi kebebasan korban untuk bergerak dengan nyaman.

Dampak dari catcalling terhadap mahasiswa baru tidaklah sepele. Banyak di antara mereka yang merasa cemas dan takut untuk berjalan apalagi berjalan ketika sendirian, terutama tempat atau area yang sepi.  Rasa tidak aman ini dapat memengaruhi konsentrasi mereka dalam belajar dan mengurangi keterlibatan mereka dalam kegiatan kampus. Selain itu, catcalling juga dapat memengaruhi kepercayaan diri korban, membuat mereka merasa diremehkan atau direndahkan hanya karena pada penampilan fisik mereka.

Ilustrasi catcalling 
Ilustrasi catcalling 

Sebagai bentuk pelecehan, catcalling sering kali diabaikan atau dianggap remeh oleh masyarakat. Namun, bagi korban, pengalaman ini meninggalkan bekas yang mendalam. Oleh karena itu, penting bagi kampus dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung. Kampus dapat mengadakan program sosialisasi dan edukasi tentang pelecehan seksual, serta menyediakan mekanisme pelaporan yang mudah diakses bagi mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga perlu dibekali dengan keterampilan untuk menghadapi situasi catcalling, seperti teknik self-defense atau cara melaporkan kejadian tersebut.

Dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih aman, semua pihak kampus harus terlibat, mulai dari mahasiswa, pihak kampus, masyarakat di sekitar kampus otoritas kampus dan masyarakat kampus. Kesadaran kolektif dan tindakan nyata dapat menjadi langkah awal untuk menghilangkan budaya catcalling dan menciptakan ruang yang lebih inklusif bagi semua mahasiswa, terutama mereka yang baru memulai perjalanan akademiknya. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa baru dapat menjalani pengalaman kampus mereka dengan nyaman dan aman tanpa merasa terancam oleh perilaku yang merendahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun