Namun demikian pemerintah sudah menyiapkan Bis Shalawat secara gratis untuk menjemput dan mengantar dengan setia para jemaah haji ke Masjidil Haram sekitar 10-15 menit. Tempat pemberhentian di terminal Ajiyad. Agar sampai ke lokasi Mesjidil Harom para jemaah haji melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki satu kilo dengan waktu 10-15 menit.
Selain itu, saat akan melaksanakan sholat fardhu siang hari yakni sholat Dzuhur dan ashar di Mesjidil Harom, para jemaah haji harus berdamai dengan cuaca panas dan situasi yang harus berdesak-desakan. Berdesakkan di area Mesjidil Harom saat akan keluar maupun berdesakan-desakkan di pintu antrean bis.
Hal ini pula yang saya alami, berdesakan-desakkan dipintu keluar mesjid dan terminal bis shalawat. Namun yang lebih parah saat mengantri di pintu terminal bis yang berebut untuk naik bis. Tetapi itu terjadi hanya pada hari Jumat. Mengingat ada pembatasan jadwal operasional bis di hari itu.
Dengan demikian energi yang akan digunakan di Armuzna tetap diutamakan. Para jamaah haji diharapkan tidak terlalu kecapekan dan harus menjaga fisik.
Selain itu cuaca yang cukup panas di Tanah Mekkah juga sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan para jemaah jika tidak benar-benar disiplin dengan menjaga dan melindungi diri seperti makan teratur dan minum sesering mungkin untuk menghindari dehidrasi.
Saya menyebutnya di masa penantian ini sebagai masa berbagi energi, energi untuk tetap beribadah di Baitullah dan menyimpan energi untuk kegiatan di Arafah, Muzdalifah dan Mina.
Terlebih lagi saya beserta rombongan dari KBHU Al Hidayah Kota Cirebon akan melaksanakan Tarwiyah. Dengan demikian, saya dan rombongan akan lebih dulu Mabit di Mina sebelum para Jemaah Haji yang lainnya berdatangan.
Aktivitas lain para Jemaah Haji selama masa penantian kegiatan ibadah haji Armuzna adalah dengan kegiatan mencuci pakaian. Satu Minggu sudah berada di Tanah Suci, persediaan baju ganti para jamaah haji sudah mulai berkurang.