Mohon tunggu...
Novi Nurul Khotimah
Novi Nurul Khotimah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah dengan hati

GURU MULIA ADALAH GURU YANG BERKARYA

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Siapa Menyangka Hand sanitizer Kini Menjadi Barang Langka

22 Maret 2020   15:27 Diperbarui: 22 Maret 2020   16:56 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terbersit dalam benak saya saat itu adalah bahwa kota saya akan memberlakukan aturan-aturan seperti di daerah yang sudah terdampak seperti Kota Jakarta, Bogor Depok, dan Solo. Kota itu yang sudah menyatakan Keadaan Luar Biasa. 

Saya berfikir ketika anak sekolah diliburkan, tempat-tempat umum ataupun tempat wisata ditutup sementara bahkan bisa jadi pusat perbelanjaan dan mall pun akan terkena imbasnya. 

Terfikir pula oleh saya untuk membeli persediaan bahan makanan pokok, tambahan handsanitizer, tissue basah maupun kering dan masker. Naluri sebagai emak-emak muncul, segera menambah stok belanjaan, ada kehawatiran pusat perbelanjaan ditutup he..he…

Walaupun sebenarnya barang-barang seperti itu bukanlah barang yang asing bagi saya. Karena barang-barang itu selalu tersedia di rumah bahkan di mobil yang sudah merupakan rumah kedua saya. Selepas melaksanakan shalat Isya, saya ditemani suami mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan ternama di Kota saya tercinta ini.

Sesampainya di lokasi yang dituju, saya tertegun mendapati tempat parkir sudah penuh dengan kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Nyaris saya tidak mendapatkan tempat parkir, meskipun harus memutar beberapa kali. “Masya Allah.. apakah ini imbas dari informasi di televisi tadi sore ya Pah?” saya bertanya kepada suami yang sebenarnya saya pun sudah tahu jawabannya.

Ketika saya memasuki area supermarket dan mengambil trolly yang tertinggal hanya hitungan jari, itupun trolly yang kecil. Saya tertegun kembali dibuatnya, secepat itukah informasi yang diterima masyarakat ataukah saya yang lambat bergerak? 

Entahlah…padahal baru hitungan jam setelah Kota saya dinyatakan positif Covid-19. Hal yang lebih mencengangkan lagi ketika melihat konsumen mendorong barang belanjaannya yang bertumpuk. Sampai-sampai saya seperti orang bingung, mau belanja apa yah? Walah….apakah ini yang disebut panic buying itu?

Saya tak berlama-lama dengan kebingungan, keheranan apalagi kepanikan. Saya memutuskan belanja sesuai kebutuhan, menambah barang yang dirasa kurang persediaannya. 

Namun demikian pada saat saya mau mengambil handsanitizer dan masker, kebingungan kembali melanda diri saya. Bolak balik cari di rak sabun nggak ada. Hanya menemukan handsanitizer dua buah itupun yang kecil. Dimanakah raknya? Apakah pindah?” saya membatin.

Akhirnya saya bertanya pada petugas supermarket. “Maaf mbak, kalau rak handsanitizer pindah kemana, koq hanya ada dua botol kecil ini?”. 

“Wah, masih untung Ibu masih kebagian barangnya, sudah habis Bu, pada diborong orang,” begitu jawaban petugas dengan wajah lelah. Mungkin kewalahan melayani pembeli yang tiba-tiba membludak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun