Mohon tunggu...
Novi Nurul Khotimah
Novi Nurul Khotimah Mohon Tunggu... Menulislah dengan hati

GURU MULIA ADALAH GURU YANG BERKARYA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Supervisi Kelas, Membidik Calon Literat pada Generasi Emas

17 Oktober 2018   23:19 Diperbarui: 18 Oktober 2018   11:18 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada kesempatan kali ini, tulisan yang akan saya paparkan masih sekira ulasan tentang kunjungan saya ke kelas dalam rangka supervisi kelas. Pengalaman ini harus segera saya tuangkan sebelum urusan-urusan lain berbaris antri dalam pemikiran saya. 

Hal yang akan saya bidik adalah sesuatu yang unik, menarik perhatian ketika saya sedang fokus mengamati guru kelas mengajar dengan sederet instrumen yang sudah saya persiapkan untuk kegiatan supervisi akademik ini. Untuk hal ini saya menyebutnya sebagai ekses. Ekses dari sebuah supervisi akademik yang sedang saya jalani.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Sisi lain dari supervisi akademik bagi guru ternyata bukan hanya sekedar mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan administrasi guru dengan proses pembelajarannya. 

Ternyata ekses-ekses yang lain bermunculan dan tentunya sangat berkaitan dengan Penguatan Pendidikan Karakter yang sedang menjadi salah satu muatan dalam kurikulum saat ini. 

Saya mengamati proses pembelajaran di kelas 1B dari ketiga rombel kelas satu yang ada pada jam pertama. Tema yang sedang menjadi bahan pembelajaran adalah tema Kegiatanku. Dengan sub Tema Kegiatan di malam hari. 

Begitu saya masuk kelas ini, suasana nyaman, kondusif, dan responsif baik dari ibu guru dan para siswa membuat feel saya dapat banget. Karakter 5 S sudah muncul. Sapa, Salam, Senyum, Sopan dan Santun. Para siswa terlihat ceria semua, senang dan bergembira. Alhamdulillah...

Ketika Ibu guru beranjak ke kegiatan inti pembelajaran, Ia bertanya, "Nak, kata-kata apa saja yang ada kaitannya dengan malam hari?"

Di luar dugaan saya sebagai supervisor, siswa-siswa berebut menyebutkan sederet kata-kata. Kata-kata yang mereka sebutkan diantaranya, malam, gelap, bintang, bulan, kunang-kunang, tidur, kelelawar, burung hantu, dan masih banyak kata-kata lainnya. 

Hemmm, anak-anak hebat yah (begitulah gumam di benak saya) itu kata-kata yang sering saya pungut untuk dijadikan bahan tulisan puisi saya hehe.... Tidak hanya sampai menyebutkan kata-kata saja mereka bisa, tetapi pada saat ibu gurunya mengarahkan mereka untuk membuat kalimat sederhana dari kata-kata yang mereka sebutkan, luar biasa! Mereka yang ditunjuk menjawab dengan kalimat lengkap. 

"Kunang-kunang bersinar di malam hari," jawaban salah satu siswa. Itu siswa kelas satu lho baru belajar efektif kurang lebih tiga bulan. Subhanallah... ,suatu kebanggaan saya sebagai menejer di sekolah ini.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Proses pembelajaran pun berlangsung hingga sampailah pada saat penilaian akhir. Siswa-siswa diberi lembaran tugas yang sudah disiapkan oleh Ibu Gurunya. Dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 

Seiring berjalannya waktu, beberapa siswa mulai selesai mengerjakan tugasnya. Berlarilah siswa yang sudah selesai menemui Ibu Guru minta dinilai. Mereka yang sudah selesai saya pikir siswa-siswa duduk kembali bahkan biasanya ribut atau main dengan temannya bisa juga mengganggu temannya yang belum selesai. 

Tetapi apa yang saya pandang adalah mereka beranjak mencari buku-buka bacaan yang ada di rak buku bacaan yang disediakan dalam kelas kemudian membacanya dengan tertib di bangkunya masing-masing tanpa saya mendengar Ibu Gurunya menyuruh. 

Subhanallah... nak, Ibu bangga pada kalian yang sudah tertanam gemar membaca. Speechless... kalian adalah calon-calon pemimpin yang Literat pada generasi emas mendatang.

Saat akhir pembelajaran, pada waktu tersisa, saya beri tantangan buat para siswa yang telah selesai membaca untuk berani menceritakannya kembali. Akhirnya terpilihlah dua orang siswa yang berani menceritakan kembali tentang cerita apa yang mereka baca. Dengan lugas siswa yang terpilih itu menceritakan kembali isi cerita dengan bahasa mereka sendiri. 

Dan hadiah sebatang coklat yang sudah saya siapkan membuat mereka semakin bersemangat dan bangga ketika berhasil mendapatkannya. Sampai-sampai ketika saya mau mengambil dokumentasi dengan siswa yang pertama mendapat hadiah coklat sudah langsung disantapnya.

"Hemmm... habis enak sih..," katanya. So, akhirnya diambillah dokumentasi siswa dengan coklat yang masih tersisa sepotong hehe... .

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Kesan yang saya dapatkan adalah bahwa kegiatan literasi itu bukan milik mereka para siswa yang sudah memasuki jenjang kelas atas saja. Siswa kelas bawahpun sudah mampu melakukannya sesuai dengan perkembangan usia mereka. 

Hal ini kuncinya ada pada sosok guru kelasnya, bagaimana memberi ruang dan kesempatan pada mereka untuk mengoptimalkan minat baca yang mereka punya. Terima kasih buat semua yang telah membaca tulisan ini.

Salam Literasi! Untuk hidup lebih baik...

Cirebon, 17102018
Novi Nurul Khotimah

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun