Salah satu obat yang dapat digunakan adalah Antimo, banyak yang berbicara soal maraknya penyalahgunaan obat anti mabuk (Antimo). Seharusnya obat tersebut hanya bisa dibeli dalam jumlah tertentu. Salah satu yang berbicara soal penyalahgunaan obat Antimo adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Ritanenny.
Rita menjelaskan Antimo adalah obat yang masuk dalam kategori biru. Jumlah dalam setiap penjualannya dibatasi, ada tanda lingkaran biru pada kemasannya. Yakni obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter. Memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam (Selasa, 31/7/2018).
Rita menjelaskan, efek konsumsi setiap obat tentunya berbeda-beda. Yang pasti, penggunaan diluar batas akan menimbulkan efek samping yang buruk terhadap kesehatan.
"Beberapa item obat efek sampingnya gak tunggal. Sedangkan kalau Antimo biasanya ngantuk, intinya setiap efek obat berbeda-beda tergantung sensitifnya," katanya.Â
Baca juga: Dinamika Remaja Penyalahgunaan Narkotika
Kedepannya, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi akan menindaklanjuti maraknya penyalahgunaan Antimo. Dengan cara koordinasi lintas sektor, baik dengan pengusaha penjualan obat maupun kepolisian.Â
Misalnya anak sekolah membeli Antimo kalau satu dua saja sah saja. Tapi kalau jumlah yang banyak akan menjadi persoalan (sukabumiupdate.com).
Salah satu penyalahgunaan Antimo terjadi di sebuah Pesantren yang ada di Tangerang. Penyalahgunaan ini dilakukan oleh santriwati (sebutan untuk siswi perempuan). Santriwati ini adalah anak dari pasangan yang berprofesi sebagai polisi. Pasti kalian tidak menyangka dan bertanya-tanya, "kok anak polisi tapi memakai narkoba?".Â
Santriwati tersebut menggunakan narkoba karena untuk mengalihkan rasa depresinya. Kedua orang tuanya bercerai dan dia ikut bersama ibunya yang memiliki jabatan tinggi di kepolisian. Sehingga waktu yang seharusnya untuk mengurus anaknya dirumah menjadi terbengkalai karena kesibukan sang ibu, sehingga si anak ini dimasukkan kedalam pesantren.
Di dalam pesantren pun si santriwati ini merasa bosan karena terlalu banyak tugas dan guru-guru yang ada disana terlalu galak. Sehingga dia mengalihkan rasa bosannya ini dengan menggunakan obat Antimo.
Setiap diberi uang oleh orang tuanya dia akan membeli Antimo dengan jumlah yang sangat banyak dan meminumnya sekaligus. Tetapi jika obat tersebut habis dan uang miliknya pun habis dia menjadi sakau dan akan membeset bagian tubuhnya disitu dia tidak merasa kesakitan malah membuat dia senang dalam melukai tubuhnya.