Mohon tunggu...
Noviniar Mulyaningrum
Noviniar Mulyaningrum Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswi Semester Akhir

Saya Novi, mahasiswi yang sedang berjuang untuk mendapatkan gelar sarjana. Bercita-cita ingin menjadi orang sukses yang hanya bermodal "rebahan". Yang sedang berjuang untuk segera lulus kuliah dan menggantikan orang tua mencari nafkah. Saya suka membaca novel dan pernah ingin membuat sebuah novel tetapi untuk menulis adalah hal baru dalam hidup saya. Semoga kalian semua suka dengan tulisan saya.. Selamat Membaca! :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antimo Menjadi Alternatif Remaja untuk "Ngefly"

31 Oktober 2019   19:26 Diperbarui: 23 Juni 2021   08:46 2039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu obat yang dapat digunakan adalah Antimo, banyak yang berbicara soal maraknya penyalahgunaan obat anti mabuk (Antimo). Seharusnya obat tersebut hanya bisa dibeli dalam jumlah tertentu. Salah satu yang berbicara soal penyalahgunaan obat Antimo adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Ritanenny.

Rita menjelaskan Antimo adalah obat yang masuk dalam kategori biru. Jumlah dalam setiap penjualannya dibatasi, ada tanda lingkaran biru pada kemasannya. Yakni obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter. Memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam (Selasa, 31/7/2018).

Rita menjelaskan, efek konsumsi setiap obat tentunya berbeda-beda. Yang pasti, penggunaan diluar batas akan menimbulkan efek samping yang buruk terhadap kesehatan.

"Beberapa item obat efek sampingnya gak tunggal. Sedangkan kalau Antimo biasanya ngantuk, intinya setiap efek obat berbeda-beda tergantung sensitifnya," katanya. 

Baca juga: Dinamika Remaja Penyalahgunaan Narkotika

Kedepannya, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi akan menindaklanjuti maraknya penyalahgunaan Antimo. Dengan cara koordinasi lintas sektor, baik dengan pengusaha penjualan obat maupun kepolisian. 

Misalnya anak sekolah membeli Antimo kalau satu dua saja sah saja. Tapi kalau jumlah yang banyak akan menjadi persoalan (sukabumiupdate.com).

Salah satu penyalahgunaan Antimo terjadi di sebuah Pesantren yang ada di Tangerang. Penyalahgunaan ini dilakukan oleh santriwati (sebutan untuk siswi perempuan). Santriwati ini adalah anak dari pasangan yang berprofesi sebagai polisi. Pasti kalian tidak menyangka dan bertanya-tanya, "kok anak polisi tapi memakai narkoba?". 

Santriwati tersebut menggunakan narkoba karena untuk mengalihkan rasa depresinya. Kedua orang tuanya bercerai dan dia ikut bersama ibunya yang memiliki jabatan tinggi di kepolisian. Sehingga waktu yang seharusnya untuk mengurus anaknya dirumah menjadi terbengkalai karena kesibukan sang ibu, sehingga si anak ini dimasukkan kedalam pesantren.

Di dalam pesantren pun si santriwati ini merasa bosan karena terlalu banyak tugas dan guru-guru yang ada disana terlalu galak. Sehingga dia mengalihkan rasa bosannya ini dengan menggunakan obat Antimo.

Setiap diberi uang oleh orang tuanya dia akan membeli Antimo dengan jumlah yang sangat banyak dan meminumnya sekaligus. Tetapi jika obat tersebut habis dan uang miliknya pun habis dia menjadi sakau dan akan membeset bagian tubuhnya disitu dia tidak merasa kesakitan malah membuat dia senang dalam melukai tubuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun