Banyak cara yang bisa menjadi pengobatan penyakit di dunia kesehatan seperti pengobatan medis dan pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif di Indonesia masih sering kita jumpai dan masih di percaya oleh banyak masyarakat terlebih masyarakat daerah. Masyarakat meyakini beberapa penyakit dapat di atasi dengan pengobatan alternative sebelum ke pengobatan medis. Pengobatan alternatif yang beredar tentu sudah sangat banyak, namun yang selalu menjadi pilihan masyarakat adalah pijat, minuman herbal, dan akunpuntur.
     Pijat tentu sudah tidak asing di masyarakat Indonesia karena sudah menjadi tradisi turun temurun dan menjadi salah satu pilihan pengobatan tradisional. Pijat di gunakan untuk meredakan ketegangan otot dan meningkatkan sirkulasi darah, limfe, dan saraf. Umumnya pijat menjadi opsi pengobatan ketika terkena masuk angin, sakit kepala, bahkan terkilir.
     Minuman herbal seperti jamu masih sering di konsumsi oleh masyarakat. Minuman jamu terbuat dari tanaman obat seperti jahe, kunyit, lengkuas, temulawak, kayu manis sehingga banyak dari masyarakat yang menjadikan jamu sebagai opsi pengobatan tradisional selain obat-obatan. Jamu dapat di konsumsi semua kalangan masyarakat, mulai anak-anak hingga orang lanjut usia. Konsumsi jamu secara rutin di percaya menjadi salah satu upaya preventif.
     Akupuntur adalah praktik pengobatan tradisional dari Tiongkok yang menggunakan jarum tipis untuk dimasukkan pada titik-titik tertentu di tubuh. Mulanya akupuntur merupakan pengobatan tradisional, namun seiring perkembangan dunia medis dan ilmu pengetahuan, akupunktur ini menjadi salah satu cabang ilmu kedokteran. Menurut Kementrian Kesehatan RI, akupiuntur dapat bersinergi dengan disiplin ilmu kedokteran lain untuk penanganan pasien geriatric (lansia). Dengan tujuan dapat mengatasi keluhan yang di alami oleh lansia sepereti nyeri, gangguan tidur, depresi. Dan metode Pelayanan kesehatan tradisional yang telah diakui manfaat dan keamanannya di Indonesia adalah akupuntur.
     Pengobatan tradisional tidak bisa di lihat dengan sebelah mata, karena sampai saat ini sudah banyak tenaga kesehatan yang mengakui secara langsung efektivitas dari pengobatan tradisional yang tersebar di masyarakat. Pengobatan tradisional yang sudah turun temurun tidak bisa di hapuskan karena sudah melekat di masyarakat. Dengan hasil pengobatan yang cukup menjanjikan tentu pengobatan tradisional ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang memiliki penyakit ringan dan meyakini bahwa konsumsi obat-obatan secara berlebih dapat merusak organ tubuh. Pengobatan tradisional menggunakan bahan-bahan alami sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan organ tubuh. Namun masyarakat Indonesia harus tetap cerdas dan bijak dalam memilih penanganan dan pengobatan bila terserang penyakit. Tenaga kesehatan tentu juga harus sigap dalam memberi edukasi mengenai kelebihan dan kekurangan dari pengobatan medis maupun pengobatan tradisional supaya masyarakat tidak salah memilih. Dan pemerintah berperan sebagai perantara dan pendukung. Sebagai perantara tenaga kesehatan dengan masyarakat dan sebagai pendukung dengan memberi kemudahan dan kebebasan bagi masyarakat menentukan pengobatan untuk penyakit yang di derita nya.
KATA KUNCI : Jamu, Obat, Tradisional
DAFTAR PUSTAKA
Dari internet: Rizal Fadhli. 2023. Akupuntur. https://www.halodoc.com/kesehatan/akupunktur?srsltid=AfmBOooosOvf3MHuV0kPGqnmolvoS8P9s3hYWey40wAZWbUoFSVVkpBo [online]. (Di akses pada tanggal 20 September 2024).
Dari internet: Kemenkes. 2015. Mengenal lebih jauh tentang pijat tradisional Indonesia. https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/111213-mengenal-lebih-jauh-tentang-pijat-tradisional-indonesia [online]. (Di akses pada tanggal 20 September 2024)
Dari jurnal: Risky Nurul Fadlila RN, 2021. Pembuatan minuman imunostimulan. Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknologi Kesehatan, Vol. 1 (3), hlm, 1.
Dari jurnal: Nurrachman Arief. 2022. Riwayat jamu sebagai pengobatan herbal. https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/riwayat-jamu-sebagai-pengobatan-herbal [online]. (Di akses pada tanggal 20 September 2024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H