Mohon tunggu...
novilia permatasari
novilia permatasari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru swasta di sebuah Madrasah Aliyah di kota saya. Saya juga seorang Ibu yang memiliki hobi menulis, terutama novel fiksi dan juga cerpen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Differensiasi Pembelajaran bagi Siswa, Apakah Guru Tidak Butuh Differensiasi?

5 Mei 2024   10:19 Diperbarui: 5 Mei 2024   10:22 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kurikulum merdeka, diferensiasi pembelajaran saat ini tengah ramai diperbincangkan. Diferensiasi pembelajaran merupakan pendekatan dalam pengajaran yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar yang beragam dari setiap siswa di kelas. Keberagaman ini meliputi gaya belajar, minat, kecepatan belajar, dan juga penilaian yang sesuai dengan tingkat pemahaman.

Diferensiasi pembelajaran menjadi penting karena guru bisa menilai dan juga memberikan pengajaran kepada siswa berdasarkan keunikannya masing-masing. Sehingga siswa akan lebih nyaman untuk belajar. Karena mereka merasa memiliki kesempatan yang sama.

Semua siswa merasa diakui dan didukung dalam proses belajar yang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Hal ini mampu menciptakan kesetaraan belajar bagi semua siswa dan menjembatani kesenjangan belajar antara yang berprestasi dengan yang tidak berprestasi. Yang harapannya akan tumbuh motivasi lebih besar bagi siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Dilihat dari segi manfaatnya, diferensiasi pembelajaran memang sangat penting bagi siswa. Tapi bagaimana dengan gurunya? Apakah guru juga perlu diferensiasi dalam proses pengembangan dirinya? Tidak bisa dipungkiri bahwa guru juga memiliki perbedaan antara satu guru dengan guru yang lain. Tak ayal guru pun juga seseorang yang memiliki keberagaman gaya dalam mengajar, yang pastinya juga dipengaruhi oleh latar belakang dan juga bakatnya.

Dalam kurikulum merdeka, kemerdekaan seharusnya tidak hanya dirasakan oleh siswa dalam belajar. Guru pun juga harus merasa merdeka dalam mengajar. Dalam konteks ini, differensiasi untuk guru merupakan suatu program pengembangan profesional yang sesuai dengan bakat, minat, dan keahlian. Guru bukanlah manusia serba bisa yang mampu memfasilitasi semua kebutuhan siswanya. Gurupun juga perlu belajar.

Seperti pada kurikulum merdeka yang menerapkan assesment diagnostik di setiap awal pembelajaran, guru pun harus mampu menilai dirinya sebelum memberikan pengajaran untuk siswa. Dimulai dari mengenali diri sendiri. guru harus faham kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Kelebihan atau bakat yang dimiliki oleh masing-masing guru bisa membentuk suatu hal unik yang mampu memotivasi siswa dalam belajar.

Seperti misalnya, seorang guru fisika yang ternyata juga jago berpuisi. Bisa dibayangkan bagaimana serunya belajar fisika dengan lantunan puisi yang mendayu-dayu. Guru matematika yang pandai stand up comedy, guru bahasa inggris yang jago kungfu, dan masih banyak kelebihan lain yang masing-masing guru pasti memilikinya. Bagaimana dengan kekurangannya? Sama seperti kelebihan yang dimiliki guru, setiap guru pasti memiliki keluhan pada setiap hal berbeda. Inilah yang harus diberikan perhatian.

Setelah memahami apa itu kekurangannya, guru juga harus mendapatkan pelatihan pengembangan diri sesuai dengan kebutuhannya. Tidak bisa disamaratakan dalam sebuah pelatihan besar. Misal guru yang sedang membutuhkan tata cara dalam pengelolaan kelas bisa mendapatkan pelatihan yang berbeda dari guru yang ingin fokus pada teknologi dalam pembelajaran. Sama seperti siswa yang memiliki kebutuhannya sendiri-sendiri, guru juga seperti itu. sehingga sudah selayaknya guru mendapatkan fasilitas pengembangan diri yang terdiferensiasi.

Selain hal tersebut, diferensiasi untuk guru juga meliputi dukungan dalam merencanakan pembelajaran, strategi dalam pengajaran, serta penilaian yang sesuai dengan gaya pengajaran masing-masing guru. Tidak bisa disamakan antara guru yang satu dengan guru yang lain. Guru sebagai pendidik harus terus belajar untuk mengembangkan diri. Yang didukung oleh fasilitas pelatihan terdiferensiasi.

Begitu pula performanya di dalam kelas, yang tidak bisa dibandingkan dengan teman sejawatnya. Jika diferensiasi pada guru bisa terlaksana, guru pun pasti mampu dengan baik melakukan diferensiasi terhadap siswa-siswa di kelasnya. Dan tujuan akan diferensiasi pembelajaran pasti akan terwujud. Diferensiasi pembelajaran tidak hanya untuk siswa, guru pun juga membutuhkan differensiasi untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun