Mohon tunggu...
Novilianti Purnamadewi
Novilianti Purnamadewi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Novilianti Purnamadewi adalah seorang Guru Bahasa Inggris yang berasal dari Garut

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Rainy Anabella

23 Juli 2024   23:15 Diperbarui: 23 Juli 2024   23:21 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

 

 

Rainy Anabella

Part 1

Penulis: novilianti

"Rain ...., Rain go away come again another day. Little Bella want to play. Rain ..., Rain go away." Sosok Boneka berambut pirang berkepang dua bernyanyi sambil mendorong Rain keluar dari ruangannya lalu menarik Bella sambil meloncat-loncat riang."

Bella terhanyut di dalam ruangan yang merupakan impian masa kecilnya. Dimana ruangan itu kemudian menjelma menjadi sebuah rumah yang penuh dengan kedamaian, mainan dan ..., lengkap dengan kedua orangtuanya. Papa dan Mama yang selalu dia rindukan. Dia tak ingin kembali ke dunia nyata. Di sini terlalu berharga utuk ditinggalkan.

Senja itu seperti biasanya, jemari Rain lincah menjelajahi Keyboard. Bab demi bab berhasil diselesaikannya dengan cepat. Kali ini dia menulis novel tentang anak kecil yang kena buli.  Dia benci pembulian, alih-alih menjadikan tokohnya baik malah dia menghidupkan tokoh gadis kecil itu menjadi seorang psikopat innocent berhati dingin, wajah tanpa dosa dengan hati iblis.

"Kyle adikku sayang. Sekarang kau bisa tertidur dengan tenang. Tak perlu merasakkan siksaan yang aku alami. Mom tak akan menyakitimu sekarang. Dia selalu menyiksaku. Bahkan membuat lambungku perih sepanjang hari karena aku tak merasakan sebutir nasi pun. Kalau besar, kau pun tak akan merasakan bulian dari temanmu seperti aku. Ataupun makian penjaga toko roti karena aku mencuri sekeping roti bun dari tokonya. Aku tak bermaksud merugikan nyonya penjaga toko itu, Kyle. Aku hanya bertahan hidup dengan mengambilnya." Milly melepaskan bantal yang membekap mulut dan hidung bayi mungil berusia dua bulan.

"Kyle!" Mom mengambil bayi mungil itu dari box bayi berbahan kayu Ek. "Astaga, Kyle" Seketika Mom menjerit karena tubuh Kyle sedingin es, mulutnya membiru.

"Milly, kau apakan Kyle." Mata Mom memerah, tatapannya setajam Samurai Assasin

"Aku hanya membuatnya tenang Mom. Kyle akan bahagia di sisi Tuhan." Tubuh ringkih Milly menggigil menahan pukulan Mom yang bertubi.

"Pergi kau pembawa sial. Semuanya hancur karenamu Milly. Ayahmu, pergi karena aku melahirkan anak sial sepertimu. Dia menginginkan anak laki-laki tetapi malah kau yang keluar dari rahimku."

Milly menyeret kakinya dengan gontai. Kenapa Mom selalu memukulnya. Milly hanya tak ingin adik kecilnya bernasib seperti dirinya. Milly keluar dari rumah Mom dengan hati yang tersayat.

****

"Yup, sudah. Besok saja kulanjut cerita tentang Milly. Rain menutup netbook miliknya. "Hoahmmm ...," kantuk semakin menjalar hingga dia tak kuasa memasuki alam mimpi.

"Ya ampun. Kenapa aku lupa memasang Alarm." Bella terbangun dengan badan  lemas dan kantung mata yang tiap harinya makin menebal. Bahkan Bella heran mengapa setiap bangun tidur dia merasa energinya terkuras, seperti seseorang yang terjaga semalaman.

Bella menyalakan shower dan mengguyur rambutnya yang acak-acakan. Lumayan pikirnya, guyuran air mampu sedikit menghilangkan rasa kantuknya.

Selesai berpakaian, Bella membuka netbook dan seperti biasa, dia menemukan file berbentuk zip yang terkunci. Seberapa keras dia berpikir untuk membukanya, maka selalu kegagalan yang ditemuinya. "Sudahlah, mengapa juga aku harus bersusah payah membuka file bernama 'Milly' itu. Lagian aku tak tahu siapa itu Milly. Dan anehnya, setiap kali kuhapus maka esok harinya file itu sudah bertengger kembali dengan manis."

Pagi ini Bella tak mau kehilangan banyak waktu hanya karena sebuah file yang terkunci. Dia bergegas pergi ke sekolah untuk mengajar kelas Bahasa Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun