Mohon tunggu...
Novi Kholifatul Mustaqfiroh
Novi Kholifatul Mustaqfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

be yourself

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perempuan Juga Boleh Bekerja

21 April 2022   22:43 Diperbarui: 21 April 2022   23:32 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ketika kamu merasa kekuragan ingatlah bahwa masih banyak yang dibawah kita"

Mencari nafkah adalah kegiataan yang biasanya dilakukan oleh laki laki untuk menghidupi keluarganya, Namun tidak berlaku bagi keluarga yang kurang mampu dalam artian kurang untuk memenuhi kebutuhan sehaari harinyaa. Perempuan juga banyak yang bekerja demi membantu suami untuk mencari nafkah Seperti yang dilakukan oleh mbok mah,beliau bekerja demi menyambung hidupnya dan keluarganya, mbok mah adalah nenek berusia sekitar 65 tahun yang bekerja sebagai pedagang pisang di pasar Kertosono.

Berdagang buah bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan karena buah sensitif dengan waktu apabila tidak laku terjual dalam waktu yang cepat maka buah tersebut akan turun kualitasnya (membusuk). Menjual buah dijaman sekarang atau zaman modern ini sangat sulit karena banyaknya pesaing terutama bagi nenek yang sudah lanjut usia.

Meskipun pekerjaan ini tidak mudah namun mbok mah tidak mengenal lelah dalam melakukannya, beliau mulai berdagang pisang ketika masih muda. Keterampilan ini sudah diajaarkan oleh ibunya yang dulunya juga seorang pedagang namun dagangan yang dijualnya tidak menentu.

Beliau mengawali kegiatan berdagannya dengan membeli pisang yang belum masak di rumah rumah yang memiliki tanamanan pisang. Jadi beliau mencari pisang di rumah rumah warga sekitar yang sekiranya siap untuk di matangkan.

Setelah mmendapatkan pisang yang diinginkan beliau memotong pisang tersebut dari pohonnya kemudian dibawa pulang untuk matangkan. Proses mematangkan pisang ada 2 cara yang pertama dengan menggunakan karbit (Karbit atau Kalsium karbida adalah sebuah senyawa kimia yang digunakan untuk mempercepat pematangan buah dengan rumus kimia CaC2) yang kedua dengan menggunakan etrel.

Beliau lebih sering menggunakan karbit karena lebih murah karbit dibandingkan dengan etrel dan beliau juga terbiasa menggunakannya jadi lebih gampang Ketika menentukan tanggal ataau hari kematangannya. Walaupun karbit membutuhkan bahan yang sediki banyak katanya beliau dengan menggunakan karbit hasil dari pisang lebih bagus.

Setelah pisang masak beliau menjualnya di pasar, beliau berjalan ke pasar dengan jalan kaki dan menggendong rinjung di punggungnya. Berangkat sehabis sholat subuh pulang tak menentu, terkadang sehari yang terjual Cuma satu cengkeh. "Yo pie ya mbak, wong bakul ki gung mesti payu ne , opo maneh bakul sakki mundak akeh dadi jarang payu" ujar beliau.

Beliau menjual berbagai macam jenis pisang ada pisang kapok, pisang raja, pisang ijo, pisang uter, dan yang banyak ditanam oleh warga sekarang adalah pisang cavendhis . Tidak hanya menjual pisang terkadang juga menjuaal singkong, ketela, kacang tanah, kacang hijau daun jeruk, pepya , Nangka dan hasil kebun yang lainnya. Barang ini juga dibeli dari orang rummahan yang berniaat untuk menjualnya.

Pernah suatu Ketika beliau menjual pisang 3 tidak laku dan berujung dengan membusuk padahal besok waktu membayar anaknya sekolah. Pada saat itu yang laku hanya 1 kg kacag tanah, seperempat kacang hijau, setengah buah Nangka dan 2 buah papaya.  

Setelah pulang dari pasar beliau melakukan pekerjaan rumah yang biasa dilakukan oleh perempuan biasanya seperti masak, menyapu halaman, mencuci baju dan lain sebagainya.

Setelah ditinggal oleh suaminya beliau bekerja sendiri untuk menghidupi keluarganya. Hal ini juga bukanlah hal yang mudah. Tak hanya ujian dalam material terdapat satu anak yang memiliki gangguan dalam kejiwaan. Sinkat cerita gangguan jiwa ini disebabkan karena anak tersebut putus dengan kekasihnya, sang kekasih akan menikah dengan orang lain.

Menjadi orang yang kurang mampu tidak hanya harus kuat fisik melainkan juga harus kuat mental. Karena tidak ada yang gratis di dunia ini. Hati seorang perempuan apalagi seorang ibu sangat ingin membahagiakan anak anaknya, keinginannya ialah membelikan apa yang anaknya mau seperti dengan anak anak pada umumnya.

Anak anaknya pada zaman dulu sering tertinggal dengan anak yang lainnya apalagi pada saat menjelang hari raya idul fitri seperti ini, anak yang lain kebanyakan dibelikan baju baru oleh orang tuanya namun beliau belum bisa membelikan baju baru, kalaupun bisa membelikan itu dibelikan dengan cara kedit.

Hingga saat ini juga sama beliau juga belum bisa setiap tahun membeli baju baru untuk merayakan hari raya. Anak juga jarang kumpul semua karena berbagai kondisi. Apalagi 2 tahun lebaran sebelumnya terdapat pandemi covid.

Dalam hati beliau juga menginginkan lebaran seperti dengan orang lain pada umumnya kumpul dengan anak saudara banyak makanan yang dihidangkan membeli baju baru memberi thr kepada anak anak kecil. "Yo arep pie mbak cobo ne sng kuoso koyo ngene,awkdewe menungso mung iso nglakoni lan nyukuri"  Terjemahan "mau bagaimana lagi mbak cobaan dari Allah seperti ini kita sebagai manusia hanya bisa menjalani dan mensyukuri".

Banyak pelajaran hidup yang kita terima dari kisah beliau yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari hari kita. Tetap berusaha dalam menjalani hidup kurangi dalam keputusasaan dan tetap mensyukuri apa yang telah diberikan. Bersabar dan berusaha dan berdoa adalah kunci dari sebuah kehidupan. Tetap jalani kehidupan dengan bersyukur dan menyadari bahwa banyak yang jauh dibawah kita.

Sekian yang dapat saya bagikan. Terimakasih telah membaca, mohon maaf apabila ada kesalahan semoga artikel yang saya bagikan dapat diambil manfaatnya dan dijadikan inspirasi untuk kehidupan selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun