Tahukah anda bahwa tidak semua jenis lebah madu memiliki sengat? Nyatanya ada lebah madu yang tidak memiliki sengat. Terdapat banyak nama untuk lebah madu tanpa sengat ini, ada yang menyebutnya dengan sebutan galo-galo, klanceng, kelulut, teuweul, dll. Masyarakat Sumatera Barat sendiri menyebutnya dengan sebutan galo-galo.
Galo-galo hidup di daerah tropis dan sedikit ke daerah subtropis, sehingga sangat cocok hidup di Indonesia. Tercatat 46 spesies dalam 10 genus galo-galo ditemukan di Indonesia, 23 diantaranya ditemukan di Sumatera.
Rasa madu galo-galo tidak semanis madu lebah biasa (apis). Madu galo-galo memiliki rasa manis yang dipadukan dengan rasa asam, bahkan ada yang memiliki sedikit rasa pahit. Karena rasa madu yang tidak terlalu manis, madu galo-galo dipercaya lebih sehat dibandingkan dengan madu apis.
Bahkan melalui penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di The University of Queensland yang bekerja sama dengan Queensland Health Forensic and Scientific Services telah menemukan fakta bahwa galo-galo dapat menghasilkan suatu senyawa gula sehat.Â
Gula yang sehat ini didapatkan dari kemampuan galo-galo yang dapat mengubah kandungan nektar, yaitu sukrosa menjadi trehalulosa. Trehalulosa merupakan gula sehat yang cukup langka, dan ternyata trehalulosa ini tidak ditemukan pada madu biasa. Hal ini lah yang menyebabkan madu galo-galo lebih sehat dibandingkan dengan madu biasa.
Madu galo-galo dipercaya dapat mencegah kencing manis, aman dikonsumsi oleh penderita diabetes, dapat dimanfaatkan sebagai simulasi terbaik dalam simulasi covid-19, mengibati flu dan batuk, katarak sebagai antimikroba, antioksidan, aktivitas anti-inflasi, dll. Kandungan antimikrobanya dapat mengatasi kontaminasi bakteri, sehingga dapat meningkatkan tingkat penyembuhan. Mengkonsumsi madu galo-galo secara rutin dapat memberikan kesembuhan pada penderita stroke ringan.
Rasa asam pada madu galo-galo berasal dari resin tanaman yang digunakan untuk membuat sarang dan pot madunya. Rasa asam ini menandakan kekuatan antioksidan madu galo-galo lebih tinggi dibandingkan dengan madu biasa. Namun jika disimpan terlalu lama, kualitas rasa serta warnanya akan berubah menjadi agak gelap dan lebih asam. Ahli biologi mengatakan bahwa kualitas terbaik madu berada pada masa simpan 2 tahun.
Selain menghasilkan madu, galo-galo juga menghasilkan propolis, beepollen, royal jelly, lilin, dan resin. Dengan banyaknya hasil produk dari galo-galo, peluang bisnis dalam budidaya galo- galo bisa menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H