Offer letter dari kampus tujuan: checked!
Sumber pembiayaan: checked!
Bagi yang berkeinginan untuk menempuh studi di luar negeri, dua hal tersebut sebenarnya adalah dua hal pokok yang harus dipenuhi ketika akan berangkat studi.
Idealnya, dua hal tersebut sudah ada kejelasan saat masih di negara asal. Dengan begitu, hematnya, tidak usah lagi kebingungan saat berada di negara tujuan. Tinggal datang saja dan mempersiapkan diri untuk kegiatan perkuliahan.
Namun, sesaat sebelum memastikan keberangkatan ke negeri seberang, ada juga beberapa persiapan yang patut kita lakukan agar persiapan keberangkatan menjadi lebih lancar dan memudahkan kita saat tiba di negara tujuan.
1. Bahasa
Karena akan merantau ke negara asing, ada baiknya kita memastikan kemampuan bahasa asing kita memadai untuk membantu kita dalam berkomunikasi di negara tujuan.
Paling tidak, kita harus menguasai di level dasar untuk percakapan sederhana. Selanjutnya, kita bisa lebih melancarkan lagi kemampuan bahasa ini nanti di negara tujuan, seiring berjalannya waktu.
Hal ini tentu saja penting, karena mau tidak mau, kita akan lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat lokal. Jika tidak menguasai bahasanya, pasti akan kesulitan dalam berkomunikasi.
Setidaknya, kemampuan Bahasa Inggris haruslah memadai, meski tak menguasai bahasa asli negara setempat. Masyarakat lokal pun pasti akan mengerti jika kita lebih banyak berbicara Bahasa Inggris. Maklum, mereka pasti juga paham jika kita bukanlah warga negara mereka.
Kemampuan bahasa ini pun menjadi penting karena akan digunakan sejak pertama kali kita menginjakkan kaki di bandara negara tujuan. Bisa dimulai dari pengecekan di bagian imigrasi bandara setempat.
Jika masih ada waktu di negara asal, ada baiknya kita semakin memperkuat kemampuan bahasa asing sesaat sebelum keberangkatan ke negeri seberang.
2. Visa
Yang tak kalah pentingnya tentu saja adalah visa. Dokumen yang notabenenya adalah izin masuk negara tujuan harus benar-benar kita dapatkan sebelum keberangkatan.
Untuk memastikan kelancaran prosesnya, kita harus memahami persyaratan yang diwajibkan dalam pengurusan visa oleh kantor kedutaan setempat. Hal ini untuk mencegah agar kita tidak perlu bolak-balik datang ke kantor kedutaan hanya untuk mengurus visa.Â
Dan pastikan juga mengurus visa dalam waktu yang cukup, tidak mendadak. Untuk sumber pembiayaan dari program beasiswa, umumnya kita sudah tahu kapan harus berangkat ke negara tujuan, sehingga kita bisa membuat janji kepengurusan visa sesuai dengan jadwal keberangkatan yang sudah disarankan oleh pihak pemberi beasiswa.
Jika sumber pembiayaan dari studi kita berasal dari salah satu program beasiswa, biasanya pengurusan dokumen visa akan lebih mudah. Apalagi jika sumber pembiayaannya dari program beasiswa negara tujuan. Umumnya, pengerjaan visa akan lebih cepat.
Pengalaman saya dengan beasiswa DAAD, saya bisa mendapatkan visa dalam waktu kurang dari satu minggu. Dan juga, biaya visa adalah gratis karena ditanggung oleh si pemberi beasiswa.
Namun, ada juga program beasiswa yang tidak menanggung biaya visa, sehingga kita harus membayarkan sendiri biaya visa yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, saat sudah mengetahui sumber pembiayaan studi kita, kita juga harus mencari tahu bagaimana skema pembayaran visa dan berapa banyak jumlahnya.
3. Tempat tinggal
Memastikan urusan tempat tinggal juga tak kalah pentingnya, agar kita tahu harus ke mana saat sudah tiba di bandara negara tujuan.
Idealnya, hal ini sudah kita pastikan sebelum keberangkatan meskipun sekadar penginapan berbayar untuk sementara waktu sambil mencari pilihan tempat tinggal permanen lainnya.
Umumnya, banyak informasi persewaan tempat tinggal yang bisa kita telusuri secara daring lewat laman web di negara tujuan. Atau, bisa juga dengan menghubungi pihak kampus dan menanyakan kemungkinan ketersediaan kamar di asrama mahasiswa bagi mahasiswa internasional.
Di permulaan waktu, asrama mahasiswa bukanlah opsi yang buruk. Meski dengan segala keterbatasan, namun opsi ini cukup membantu sebelum nantinya mencari lagi tempat tinggal yang mungkin lebih sesuai dengan keinginan dan anggaran biaya kita.
4. Persiapkan sedikit uang tunai
Karena belum memungkinkan untuk membuat rekening bank di negara setempat, ada baiknya kita membawa sejumlah uang tunai yang bisa digunakan untuk bertransaksi di negara tujuan hingga kita mempunyai rekening bank setempat.
Eits, jangan lupa juga, yang dibawa adalah uang tunai dengan mata uang negara setempat ya!
Jika mempunyai kartu kredit, bisa juga sih untuk menggunakannya bertransaksi di negara tujuan sesaat setelah sampai di sana. Tapi, tak ada salahnya juga untuk memegang sedikit uang tunai untuk berjaga-jaga.
Bagi yang memiliki sumber pembiayaan dari program beasiswa, umumnya di awal waktu akan memakai sistem reimbursement atau pembayaran kembali. Bisa jadi, kita harus memakai uang pribadi terlebih dahulu sebelum pihak beasiswa mentransfer uang bulanan pertama kita.
Atau, bisa juga mereka akan memberikan uang tunai di bulan pertama, dan pada bulan selanjutnya dan seterusnya memberikan pembayaran secara transfer melalui rekening bank di negara tujuan.
5. Informasi rekening bank di negara tujuan
Pembuatan rekening bank di negara tujuan adalah langkah penting kedua yang harus dilakukan setelah tiba di negara tujuan. Hal ini karena selanjutnya, seluruh kegiatan transaksi keuangan kita akan lebih mudah jika menggunakan rekening bank setempat.Â
Terlebih lagi, jika pembiayaan studi kita berasal dari program beasiswa negara setempat. Hal ini wajib dilakukan untuk mempermudah kita dalam menerima uang beasiswa setiap bulannya.Â
Pembukaan rekening ini juga penting karena nantinya akan berkaitan dengan transaksi sehari-hari yang kita lakukan. Di mana umumnya, di luar negeri, pembayaran secara kartu atau cashless lebih populer daripada pembayaran tunai.
Nah, untuk memastikan rekening bank apa yang sesuai dengan anggaran mahasiswa, dalam artian tidak terlalu banyak potongan, akan lebih baik bagi kita untuk mencari tahu jenis-jenis bank yang tersedia di negara setempat.
Dengan begitu, saat tiba di negara tujuan, kita sudah tahu akan ke bank mana untuk membuka rekening.
6. Informasi asuransi kesehatan di negara tujuan
Asuransi kesehatan adalah salah satu hal wajib di luar negeri untuk dimiliki setiap warga yang tinggal di negaranya. Hal ini untuk mempermudah dalam biaya kesehatan bagi setiap warga di sana.
Sekali lagi, bagi para pelajar yang memperoleh pembiayaan dari program beasiswa, umumnya asuransi kesehatan sudah ditanggung sejak awal, bahkan sudah ada dokumennya sejak sebelum pengurusan visa.
Namun, bagi yang belum, penting untuk mengetahui informasi kepengurusan asuransi kesehatan di negara tujuan sejak sebelum keberangkatan.
Hal ini juga karena beberapa asuransi mempunyai tarif yang berbeda-beda yang bisa kita sesuaikan dengan anggaran yang kita miliki.
Bahkan terkadang, kita sudah harus memiliki asuransi kesehatan yang pasti saat pengajuan visa. Untuk itu, saat ini ada juga beberapa bentuk asuransi kesehatan untuk warga negara asing di negara tujuan, yang bisa melayani pendaftaran kita bahkan sejak berada di negara asal.
Asuransi kesehatan semacam ini bisa menjadi asuransi kesehatan sementara waktu sambil nantinya kita mendaftarkan diri utnuk asuransi kesehatan yang lebih baik di negara tujuan.
7. Informasi lapor diri di negara tujuan
Visa kita memang memberikan izin tinggal di negara tujuan, tetapi sifatnya sementara waktu saja. Saat tiba di negara tujuan dan, idealnya sebelum visa kita berakhir, penting bagi kita untuk melapor ke kantor imigrasi agar memperoleh izin tinggal permanen selama masa studi nantinya.
Untuk persiapan ini, ada baiknya kita pun mencari tahu dokumen apa saja yang kira-kira dibutuhkan untuk lapor diri di kantor imigrasi setempat. Kita pun bisa mempersiapkan dokumen-dokumen tersebut sejak sebelum keberangkatan dan memastikan kelengkapannya sesaat sebelum keberangkatan.
Ada baiknya juga kita mencari tahu alamat dan jadwal buka kantor imigrasi sebelumnya. Dewasa ini kantor imigrasi sudah mempunyai laman web tersendiri yang bisa kita manfaatkan untuk mecari tahu informasi-informasi penting yang perlu kita pahami sesaat sebelum tiba di negara tujuan.
Nah, bagi para penerima beasiswa, umumnya pembuatan kartu izin tinggal permanen ini tidak dipungut biaya. Namun, ada juga yang harus membayar sejumlah uang untuk keperluan tersebut, jika tidak ada pihak lain yang menanggungnya.
Selain lapor diri ke kantor imigrasi setempat, ada baiknya juga jika kita nantinya melakukan lapor diri ke kedutaan negara asal di negara setempat. Dalam hal ini tentu saja Kedutaan Besar Negara Indonesia di negara setempat.
Biasanya bisa dilakukan secara praktis dengan mendaftar secara daring di laman web yang sudah disediakan, jika saja tempat studi kita jauh dari kantor kedutaan.
Dengan demikian, kita pun tak luput dari pencatatan kedubes di negara setempat dan tetap bisa mendapatkan informasi-informasi penting nantinya, khususnya informasi-informasi yang berkaitan dengan status kita sebagai WNA di negara tempat kita menempuh studi.
8. Informasi tutor mahasiswa internasional di kampus tujuan
Di setiap kampus pasti ada saja para tutor yang siap membantu mahasiswa internasional yang baru tiba di negara tersebut.Â
Para tutor ini biasanya juga sudah mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh mahasiswa internasional baru, misalnya sudah menyediakan formulir lapor diri untuk kantor imigrasi, informasi rekening bank, hingga informasi asuransi kesehatan dan tempat tinggal.
Jadi, para tutor ini tidak hanya membantu dalam hal perkuliahan saja ya, tapi juga membantu dalam beradaptasi di lingkungan kampus.
Coba cari tahu di laman web kampus mengenai informasi ini. Jika perlu, hubungi mereka sesaat sebelum kita berangkat, sekadar untuk memastikan hal-hal apa saja yang perlu kita perhatikan atau jika mereka mempunyai informasi penting bagi para calon mahasiswa internasional.
9. Kontak masyarakat negara asal di negara tujuan
Jauh dari negara asal, sudah pasti akan merasa asing di permulaan waktu.
Hal ini bisa kita siasati dengan mencari beberapa kontak masyarakat Indonesia yang juga bermukim di negara tujuan kita. Misalnya saja lewat jejaring alumni atau jaringan masyarakat di media sosial lainnya.
Kita pun bisa mulai bertanya-tanya sejak sebelum berangkat ke negara tujuan.
Bisa juga dengan menghubungi organisasi persatuan pelajar di negara tujuan. Siapa tahu, ada yang bisa menjemput kita di bandara dan sekadar menjelaskan beberapa hal penting yang harus dilakukan di awal kedatangan.
Terkadang juga, jika kita kesulitan menemukan tempat tinggal, ada saja dari jejaring ini yang bisa memberikan kita tumpangan tempat tinggal untuk sementara waktu saat awal tiba di negara tujuan.
Jadi, jangan lupa networking!
10. Wawasan budaya setempat
Karena akan tinggal di negeri seberang dalam waktu yang tak sebentar, ada baiknya kita mulai mempelajari budaya setempat sejak sebelum keberangkatan.
Selain untuk meminimalisir culture shock, hal ini juga agar kita lebih siap lagi untuk membaur dan beradaptasi di negara tujuan. Sekadar untuk mencari tahu makanan pokok di sana agar tak kebingungan mencari nasi, misalnya.
Atau bisa juga dengan mempelajari sistem transportasi di negara tujuan agar tak kebingungan saat harus meninggalkan bandara dan melanjutkan perjalanan menuju tempat tinggal yang sudah disewa.
Nah, dengan persiapan yang matang, perjalanan kita pun akan lebih lancar ke negeri seberang demi menuntut ilmu. Selain meminimalisir rasa grogi dan juga kebingungan yang mungkin melanda, hal ini bisa membantu kita utnuk lebih siap dalam merantau untuk menuntut ilmu nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H