Di area danau juga terdapat penjual kain tenun khas Ende. Kain-kain cantik ini dipajang di area danau, dan dengan indahnya berkibar tertiup angin kala angin berhembus. Tak ada salahnya untuk melihat-lihat dan juga membelinya sebagai cindera mata khas Kota Ende.
Nah, setelah puas menikmati pemandangan Danau Tiga Warna, saya pun memutuskan untuk turun dari area Danau dan kembali ke area parkir. Saat berjalan turun, saya sempat sedikit tersesat hingga untungnya, melihat salah seorang pengunjung yang juga sedang berjalan turun.
Menuju Pantai Koka
Selanjutnya, tanpa berlama-lama lagi, si Bapak sopir taksi pun mengantar saya ke destinasi berikutnya, yakni Pantai Koka.
Terletak di Kabupaten Sikka, Kota Maumere, perjalanan kami tempuh dalam waktu kira-kira dua jam lamanya dengan jalur perjalanan yang lebih berkelak-kelok lagi.Â
Meski perjalanannya melelahkan, tapi rasa lelah itu seketika hilang saat alam menyuguhkan pemandangan laut biru dan bukit hijau secara berdampingan!
Ketika sedang asyik bermain-main air, tiba-tiba dua orang Bapak paruh baya memanggil saya. Saat saya hampiri, mereka pun berkata untuk hati-hati saat berada di pinggir pantai.
Katanya, ombak yang besar bisa menyeret pengunjung yang terlalu dekat dengan tepi pantai dan bisa-bisa terseret arus hingga ke tengah laut. Waduh, bahaya juga, ya!
Saya pun berpindah ke sisi yang lebih aman tanpa deburan ombak kencang setelah beberapa lama berbincang dengan dua Bapak tersebut.
Kegembiraan saya saat berada di Pantai Koka ini juga tidak lain karena saat itu hampir tidak ada pengunjung lainnya selain saya. Lagi-lagi, wisata ini memberikan sensasi wisata privat tanpa keramaian!
Tapi, berhubung perjalanan menuju Kota Ende tidaklah singkat, saya pun harus puas hanya dengan dua jam saja berlama-lama di pantai ini dan kembali ke Kota Ende dengan menempuh empat jam perjalanan.