Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tanah Sumba: Kerinduan akan Kebaikan Orang-orang Tak Dikenal di Negeri Sendiri

28 April 2021   22:44 Diperbarui: 29 April 2021   10:56 1690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan perayaan dengan membakar ayam di Kampung Adat Tarung (Dokpri)

Namun, sekitar pukul 01.00 dini hari, lautan luas yang kami lalui diterjang hujan. Gelombang air laut pun terasa lebih mengguncang. Sementara para penumpang yang tadinya tertidur mulai terbangun untuk menutupi kapal yang sedikit terbuka dengan terpal-terpal yang disediakan untuk menghalau cipratan air hujan.

Takut saat hal itu terjadi? Tentu saja. Tapi saya tak bisa berbuat banyak selain berdoa agar perjalanan kapal ini tiba di tujuan dengan selamat.

Untungnya, kapal berlabuh dengan selamat. Pukul 04.00 pagi, kami tiba di Pelabuhan Waikelo. Dan lagi-lagi, keluarga Mama Jiba menitipkan saya kepada seseorang yang mereka kenal di dalam kendaraan umum (mobil Elf) yang saya tumpangi untuk menuju penginapan di Waikabubak, Sumba Barat Daya.

Hingga saat itu, rasa takut dan khawatir yang saya rasakan sirna sudah, berganti dengan prasangka baik akan keramahan tanah Sumba dan penduduk lokalnya.

Waikabubak, Sumba Barat

Kesan pertama yang saya dapatkan saya tiba di Waikabubak adalah, sepi. Suasana khas pedesaan dengan penduduknya yang tak ramai. Dan, ehm, di sepanjang jalan banyak juga saya temui penduduk lokal dengan pakaian adat Sumba, lengkap dengan parang yang mereka bawa.

Agak seram juga ya saat melihat mereka, tapi toh, "saya tak melakukan hal buruk, saya hanya berkunjung ke sana dengan baik-baik sebagai wisatawan", batin saya saat itu.

Saat sedang sibuk mencari alamat menuju penginapan, tanpa disangka saya bertemu kembali dengan Mama Jiba di tengah kota. Beliau pun kembali membantu saya mencari penginapan yang sudah saya pesan dan di sana lah kami benar-benar mengucap salam perpisahan.

Air Terjun Lapopu

Untuk mempermudah saya menjelajah Sumba Barat, si empunya penginapan membantu saya menyewa ojek motor yang sudah mereka kenal untuk mengantarkan saya ke tempat-tempat wisata yang sudah saya incar. Salah satunya, Air Terjun Lapopu.

Air Terjun ini cukup terkenal dengan airnya yang hijau tosca seperti Air Terjun Mata Jitu. Namun sayangnya, saat saya kesana, musim penghujan baru saja dimulai, sehingga warna air terjun yang saya temui justru kecokelatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun