Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pesona Kawah Ijen dan Si Api Biru

5 April 2021   21:16 Diperbarui: 10 April 2021   10:44 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalur berjalan kaki sunrise point (Dokpri)

Awalnya, saya pikir mendaki Kawah Ijen tak seberapa. 2-3 jam saja kata bapak pemandu wisata, tergantung kecepatan kaki kita ketika berjalan dan mendaki.

Ternyata, suhu di area Kawah Ijen ini sangat dingin, bahkan menurut saya lebih dingin daripada di Gunung Bromo. Pendakian menjadi cukup menantang karena sudut elevasi dari jalur pendakian bahkan ada yang menyerupai sudut 45 derajat. Membawa tongkat atau sebatang kayu untuk membantu kita saat berjalan di jalan tanjakan sangatlah membantu.

Selain itu, area pendakian sangat gelap. Jadi, pastikan kita membawa alat penerangan yang praktis untuk membantu kita melihat jalan saat sedang mendaki.

Yang juga harus diwaspadai adalah selalu berhati-hati saat melangkah. Pasalnya, saat malam hari memang tak terlihat kanan kiri dari jalur pendakian sehingga kita akan selalu mengira bahwa jalurnya lebar.

Jalur pendakian di dekat Kawah Ijen di siang hari (Dokpri)
Jalur pendakian di dekat Kawah Ijen di siang hari (Dokpri)
Tapi ternyata, saat pagi hari, terlihat dengan jelas di kanan dan kiri dari jalur pendakian ini kebanyakan didominasi oleh tebing-tebing yang curam. Oleh karena itu, membawa alat penerangan sangat membantu kita saat mendaki di malam hari.

Pondok Bunder (Dokpri)
Pondok Bunder (Dokpri)
Ada satu titik yang cukup terkenal di jalur pendakian Kawah Ijen, ialah Pondok Bunder. Titik ini merupakan salah satu tempat beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke Kawah Ijen.

Tak heran jika titik ini selalu ramai dengan para pendaki lainnya untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke area puncak kawah.

Menyaksikan Api Biru Kawah Ijen

Mengapa mendaki Kawah Ijen lebih baik dilakukan saat tengah malam atau dini hari? Karena kemunculan api biru di Kawah Ijen hanya ada sesaat sebelum fajar dan berlangsung tidaklah lama.

Meskipun demikian, tidak ada yang menjamin jika fenomena ini akan selalu bisa kita saksikan setiap saat. Pasalnya, fenomena ini merupakan fenomena alam yang tak selalu muncul, tergantung bagaimana alam mendukung kemunculannya. Jadi, tak heran jika beberapa wisatawan tak dapat menyaksikan indahnya api biru ini meski telah mendaki sejak dini hari.

Tempat menunggu kemunculan api biru (Dokpri)
Tempat menunggu kemunculan api biru (Dokpri)
Pukul 03.00 dini hari saya dan dua teman mendaki serta bapak pemandu wisata akhirnya tiba di area puncak. Kami pun menunggu kemunculan api biru bersama dengan para pengunjung lainnya sambil menggigil kedinginan. Di area puncak hawanya benar-benar dingin! Jangan lupa kenakan jaket yang benar-benar bisa menghangatkan tubuh dengan baik saat ke Kawah Ijen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun