Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mungil dan Menawan, Hallstatt di Musim Gugur

1 April 2021   21:21 Diperbarui: 4 April 2021   22:00 1740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tepian Danau Hallstatt (Dokumentasi pribadi)

Untuk menyeberangi danau ini pun tak perlu tiket mahal, hanya EUR 3 saja untuk sekali perjalanan dari stasiun menuju pusat kota.

Rumah-rumah di Hallstatt (Dokumentasi pribadi))
Rumah-rumah di Hallstatt (Dokumentasi pribadi))
Hallstatt benar-benar kota kecil, dihuni oleh sekitar 800 penduduk saja. Mengelilingi kota mungil ini pun tak butuh waktu lama. Dua jam rasanya sudah cukup lama. Tapi, yang bikin betah berlama-lama adalah suasana di Hallstatt yang memang memanjakan mata.

Bangunan-bangunannya berdinding tinggi dan berwarna-warni, menambah suasana klasik khas kota-kota di Eropa tapi dalam nuansa kota kecil yang tidak bising dan menenangkan.

Hanya saja, sebelum pandemi, Hallstatt sangat populer bagi wisatawan mancanegara. Kota yang mungil ini terlihat semakin padat dengan keberadaan turis-turis mancanegara dan koper-koper besar mereka di jalanan. 

Warna-warni Hallstatt (Dokumentasi pribadi))
Warna-warni Hallstatt (Dokumentasi pribadi))
Hallstatt juga terkenal karena letaknya yang termasuk dalam wilayah Salzkammeragut, yang membuatnya terkemuka karena keberadaan tambang garam di sana (salt mine). 

Tambang garam ini bahkan saat ini juga menjadi salah satu tempat wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan di Hallstatt dengan kereta luncur yang sudah disediakan. 

Karena keberadaan dari tambang garam ini pun, tak jarang jika toko-toko suvenir di Hallstatt juga menawarkan suvenir-suvenir berbahan dasar garam, seperti sabun, garam dapur, hingga lampu hias.

Lampu hias berbahan dasar garam (Sumber gambar: Pixabay/hunabkis)
Lampu hias berbahan dasar garam (Sumber gambar: Pixabay/hunabkis)
Meskipun begitu, layaknya tempat wisata lainnya, tentu tak semua toko menjual barang-barang berbasis garam. Banyak juga toko-toko suvenir yang menjual barang-barang sederhana seperti kaos kaki, tas, boneka, magnet kulkas, dll. 

Tak seperti di Indonesia, di mana kita bisa menawar harga suvenir di tempat-tempat wisata, toko-toko suvenir di Eropa mematok harga yang tak lagi dapat ditawar meskipun tatanan toko dipajang bak kaki lima.

Salah satu toko suvenir di Hallstatt (Dokumentasi pribadi))
Salah satu toko suvenir di Hallstatt (Dokumentasi pribadi))
Rumah-rumah penduduk di Hallstatt juga terbilang unik karena tatanannya yang bersusun layaknya rumah-rumah di area pegunungan, menjadikan Hallstatt kaya akan pemandangan perumahan yang menarik hati.

Susunan rumah di Hallstatt (Dokumentasi pribadi))
Susunan rumah di Hallstatt (Dokumentasi pribadi))
Tak hanya itu, Hallstatt juga mempunyai arsitektur penginapan dan restoran yang artistik dengan hiasan-hiasan yang terpajang di pintu, dinding, dan jendelanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun