Juga, para peminta-minta di dalam U-Bahn (metro) yang jauh lebih sering menghampiri daripada di kota-kota lainnya. Waah, Berlin benar-benar mengejutkan!
Seramai-ramainya Oktoberfest atau perayaan kemenangan Bayern Muenchen di Muenchen, tahun baru di Berlin ternyata tetap yang paling membuat berdebar-debar saking ramainya.
Di pusat kota, ternyata orang-orang semakin ramai di setiap sudut kota. Asap kembang api semakin nampak di udara, membuat Berlin seakan berkabut di malam hari. Suara sirine pun mulai terdengar tiada henti, entah sirine polisi atau sirine ambulans atau juga sirine damkar.Â
Alih-alih berjalan mendekati Brandenburger Tor, ternyata kami mendapat serangan Claustrophobia dadakan. Keramaian Berlin di penghujung tahun membuat kami malah berdebar-debar.
Belum lagi ingatan akan pria pembawa pistol dan para pelempar petasan ke tengah jalan. Ditambah pula suara sirine tiada henti. Pikiran jadi campur aduk bermacam-macam.
Alih-alih mendekati Brandenburger Tor, kami malah berdiam diri saja di kedai kopi hingga larut malam. Dan akhirnya, begitulah akhir dari malam pergantian tahun di Berlin saat itu.
Menyadari hal itu, kami bertekad tak lagi penasaran dengan malam pergantian tahun di Berlin atau kota-kota lainnya. Khawatir akan terkena serangan Claustrophia dadakan lagi.
Dan benar saja. Tahun baru berikutnya kami lewatkan di kota tinggal masing-masing bersama teman-teman lainnya dan hanya melihat kembang api dari dalam rumah saja. Cukup dengan membuka jendela dan melihat kembang api dari bilik jendela yang terbuka.