Hari masih sangat cerah ketika saya tiba di Ljubljana dengan menaiki Flixbus. Saya singgah di sini setelah menempuh hampir dua jam perjalanan dari Kota Zagreb, Kroasia.
Ada hal menarik saat bus harus berhenti di kantor imigrasi perbatasan untuk pemeriksaan dokumen.Â
Seorang laki-laki tiba-tiba menegur saya dan menanyakan apakah saya orang Indonesia. Ternyata, istrinya adalah orang Bali, dan kami bercakap-cakap sebentar setelahnya selama dalam perjalanan. Sesuatu yang selalu saya sukai saat bersolo wisata, yakni bertegur sapa dan bercakap hangat dengan orang asing tak dikenal.
Untungnya, Ljubljana tidak cukup berangin sore itu. Berkeliling Ibu Kota Slovenia menjadi lebih menyenangkan karena tak ada serbuk sari bunga sakura yang berterbangan menghalangi setiap hirupan nafas.
Tak ada seorang pun di kamar yang sudah saya pesan. Kamar yang seharusnya dihuni oleh empat orang itu pun hanya dipenuhi oleh barang-barang saya saja.
Ljubljana Castle dan Kota Tua Ljubljana
Tak ingin melewatkan sore hari yang masih sangat cerah dengan cuaca yang sejuk tapi juga hangat oleh sinar matahari, saya pun beranjak keluar dari hostel dan mulai berjalan menyusuri jalanan Kota Tua Ljubljana.Â
Ljubljana Castle adalah tujuan pertama dari penjelajahan saya di Ibu Kota Slovenia ini.
Pelatarannya luas. Istananya juga besar. Istana yang berdiri di atas padang rumput kehijauan khas musim semi.Â
Beberapa orang juga di sana menikmati sore hari yang cerah itu. Nampaknya mereka penduduk lokal. Sekedar berjalan-jalan sore dengan pasangan, teman, dan juga anjing kesayangan mereka.
Tak banyak yang saya lakukan di Ljubljana Castle, selain hanya melihat-lihat dan duduk-duduk sebentar di area taman. Maklum, saya tipe pewisata yang mager (malas gerak), yang lebih suka menikmati liburan dengan bersantai saja meski hanya tidur siang di taman daripada berjalan kesana-kemari mencontreng daftar tempat-tempat yang harus dikunjungi sesuai rekomendasi internet.
Setelahnya, hari semakin gelap. Cahaya mentari pun mulai perlahan tenggelam dibalik bangunan-bangunan Kota Tua sore itu. Cahaya yang menghangatkan cuaca dingin di awal musim semi.Â
Di jembatan ini pula saya sempat mendengarkan alunan musik jalanan yang cukup merdu hingga membuat saya berlama-lama tak beranjak dari dekat jembatan, sekedar untuk mendengarkan musisi jalanan yang sedang bernyanyi di sana.
Setelahnya, saya masih memutuskan untuk terus berjalan, hingga akhirnya dua orang perempuan yang juga berkerudung menyapa saya. Dua perempuan kakak beradik asal Mesir, yang kebetulan sedang berlibur bersama.
Ini adalah pertemuan kedua saya dengan orang asing di Slovenia dengan percakapan yang hangat. Percakapan yang masih berlanjut bahkan hingga saat ini, karena kami masih terhubung dengan ponsel dan akun media sosial kami.
Kami pun memutuskan untuk berjalan bersama menikmati malam di Slovenia dengan cahaya yang semakin temaram, sambil ditemani oleh secangkir kopi dan roti manis yang kami beli di salah satu kafe di area Kota Tua Ljubljana.
Malam pun semakin larut. Kami harus berpisah dan melanjutkan perjalanan kami masing-masing di hari berikutnya.
Pagi hari berikutnya, saya bergegas menuju Terminal Bus Antar Kota dan mencari tahu loket untuk pembelian tiket menuju Bled. Di loket tersebut, saya membeli tiket bus dengan jadwal keberangkatan yang paling awal, yakni pukul 8 pagi.
Tiket yang saya beli juga merupakan paket tiket langsung dengan tiket Bled Castle, agar saya tak lagi mengantri tiket setibanya di Bled nanti. Saya hanya harus menukarkan resi saya dengan tiket masuk di loket tanpa harus mengantri lama seperti pengunjung lainnya. Cara ini ternyata lebih praktis daripada membeli tiket di loket Bled Castle secara langsung.
Meski di atas bukit, berjalan ke Bled Castle dari arah danau tidaklah sulit, karena sudah ada jalur pejalan kaki yang disediakan. Pun jalur di atas bukitnya sudah menyerupai jalan bertangga untuk memudahkan para pejalan kaki.Â
Di dalamnya, terdapat kawasan Castle dengan pelatarannya yang luas, museum, toko suvenir, dan juga restoran.
Dari Bled Castle, kita bisa melihat warna danau dengan birunya yang sangat indah. Dan juga, kita bisa melihat dengan jelas Pulau Bled yang terletak di tengah-tengah danaunya.
Saya pun berlama-lama memandangi keindahan itu sembari angin bertiup dengan semilir di pagi yang cerah itu.
Setelahnya, saya berjalan menuju dermaga kapal dan membeli tiket pulang-pergi menuju pulau di tengah danau.
Pulaunya kecil dan kita bisa berkeliling pulau dengan berjalan kaki.
Di dalamnya terdapat sebuah gereja dan restoran yang bisa kita kunjungi. Sebenarnya terdapat menara juga yang bisa kita naiki untuk melihat pemandangan dari atas menara. Sayangnya, saat itu sedang ada renovasi dan menara pun ditutup untuk kunjungan.
Meski demikian, jangan pernah lewatkan jamuan gratis (sepotong kue) di pulau ini sambil menikmati pemandangan danau yang indah di sekitarnya. Saya memilih sepotong pumpkin and poppy seed cake setelah mendapat rekomendasi dari pelayan kafe.
Karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Ljubljana, mengunjungi Bled bisa kita agendakan sehari saja. Dengan catatan, kita tidak tertinggal bus untuk kembali ke Ljubljana.
Oh iya, halte pemberhentian bus di Bled bukan terminal bus yang besar, melainkan hanya tempat pemberhentian sebagaimana halte bus pada umumnya. Sehingga, agar tidak tertinggal bus, kita harus benar-benar mencari informasi terlebih dahulu mengenai jadwal kedatangan bus menuju Ljubljana.
Dan juga, kita perlu memastikan tujuan bus yang datang dengan bertanya kepada sopir bus. Hal ini karena bus kotanya tidak bertanda khusus seperti Flixbus, tetapi bus kota biasa seperti di Indonesia dengan papan tulisan yang kecil. Sehingga untuk memastikan amannya, kita bisa bertanya kepada sopir bus sambil memeriksakan tiket kita saat menaiki bus.