Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mittenwald, Kota Mungil dan Cantik di Deretan Pegunungan Alpen

12 Maret 2021   21:09 Diperbarui: 13 Maret 2021   21:55 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak jauh dari Kota Munich, kira-kira dua jam perjalanan dengan menggunakan kereta regional, terdapat sebuah kota kecil bernama Mittenwald. Kota Mungil nan cantik karena letaknya di deretan pegunungan Alpen yang melalui Negara Jerman. 

Yang lebih menarik lagi, Mittenwald mempunyai lanskap yang sangat indah karena adanya aliran sungai di kotanya. Di tepian sungai itu pun terdapat bangku-bangku, layaknya sungai-sungai di Eropa lainnya, yang bisa digunakan untuk bersantai menikmati pemandangan alam di tepian sungai.

Meskipun kotanya kecil, banyak hal yang bisa dilakukan di kota ini, terutama kegiatan-kegiatan yang bersentuhan langsung dengan alam. 

Misalnya, bersepeda di pinggiran sungai, naik gunung, trekking ke tengah hutan, berjalan-jalan di tepian danau, hingga menaiki kereta gantung untuk sampai ke puncak bersalju Karwendel.

Jalanan menuju Kota Tua Mittenwald (Dokpri)
Jalanan menuju Kota Tua Mittenwald (Dokpri)

Pusat kotanya yang mungil tidak mengurangi keindahan dan kenyamanan untuk bersantai serta menikmati waktu liburan yang singkat. 

Meskipun sekedar untuk menikmati es krim di musim semi atau musim panas, serta menikmati makanan khas Jerman Selatan (Bavaria) di beberapa restoran yang tersedia di Kota Tua.

Rumah-rumah di Mittenwald pun terlihat tidak padat. Sehingga melihatnya di sepanjang jalan pun membuat berpikir seolah-olah kehidupan di sana benar-benar tenang dan jauh dari keramaian dan kebisingan.

Saya berkunjung ke Mittenwald saat musim semi. Pemandangan musim semi pun terlihat jelas dengan pohon sakura yang bermekaran dengan warna merah mudanya yang cantik.

Pohon sakura yang bermekaran di Mittenwald (Dokpri)
Pohon sakura yang bermekaran di Mittenwald (Dokpri)
Hostel yang saya tempati pun kebetulan dekat dengan Bahnhof (stasiun kereta) yang juga sangat dekat dengan Kota Tua di sana. Dan dari hostel tersebut, pemandangan pegunungan Alpen juga terlihat dengan sangat jelas dari balik restoran hostel. 

Pemandangan senja di Mittenwald kala itu benar-benar memberikan ketenangan tersendiri dengan angin musim semi yang bertiup sejuk dan pemandangan puncak bersalju pegunungan Alpen di kotanya.

Pemandangan pegunungan Alpen dari restoran hostel (Dokpri)
Pemandangan pegunungan Alpen dari restoran hostel (Dokpri)
Menelusuri puncak bersalju Karwendel

Karena letaknya yang berada di deretan pegunungan Alpen, maka sudah pasti kegiatan pertama yang paling saya rekomendasikan adalah menelusuri salah satu puncaknya di Mittenwald. Karwendel, namanya. Dan puncak ini selain menjadi bagian dari Negara Jerman, juga menjadi bagian dari Negara Austria.

Untuk mencapai puncak Karwendel di Mittenwald, kita harus mengendari kereta gantung. Stasiun kereta gantung ini (Karwendelbahn) terletak tidak jauh dari Bahnhof Mittenwald, kira-kira 500 meter saja.

Tiket yang harus dibayarkan untuk menaiki Karwendelbahn kira-kira sebesar 30EUR. Harga ini sudah termasuk tiket untuk pulang pergi. Dan lama perjalanannya pun hanya menempuh waktu sekitar 10 menit.

Sesampainya di atas sana, kita langsung disuguhkan oleh pemandangan deretan pegunungan Alpen lengkap dengan salju yang menutupi puncaknya. Jadi, kalau berkunjung ke sana, jangan lupa membawa jaket agar tak sampai kedinginan.

Sebenarnya saat musim semi dan musim panas, Karwendel tidak banyak diselimuti oleh salju. Namun, angin di atas sana bertiup sangat amat kencang. Sehingga membawa jaket bisa sangat membantu untuk menghalau angin yang bertiup di puncak Karwendel.

Pemandangan dari puncak Karwendel saat musim semi (Dokpri)
Pemandangan dari puncak Karwendel saat musim semi (Dokpri)
Selain menikmati pemandangan pegunungan bersalju di sana, kita juga tetap bisa menelusuri jalur berjalan kaki yang telah disediakan di sana. Namun hati-hati, karena jalan yang disediakan ini tidak begitu besar dan terkadang juga agak licin akibat dari salju yang mencair.

Jalur berjalan kaki di puncak Karwendel (Dokpri)
Jalur berjalan kaki di puncak Karwendel (Dokpri)
Setelah puas menikmati pegunungan Alpen lengkap dengan saljunya di pagi hari, kita bisa kembali ke pusat kota dan melanjutkan dengan kegiatan alam lainnya yang tak kalah menakjubkan di sore hari.

Berjalan menyusuri sungai

Saya selalu suka perjalanan menyusuri sungai di Eropa. Entah kenapa suasananya selalu membuat hati bahagia meski hanya sebuah sungai. Mungkin karena jalurnya yang aman untuk berjalan kaki menyusurinya dan juga pemandangan alam yang disuguhkan yang masih benar-benar alami.

Sungai di Mittenwald saat musim semi (Dokpri)
Sungai di Mittenwald saat musim semi (Dokpri)
Sungai yang terdapat di Mittenwald bukanlah jenis sungai yang besar seperti di kota-kota lain di Jerman atau Eropa lainnya. Sungainya kecil tetapi tetap dilengkapi dengan jalur pejalan kaki dan juga pesepeda yang aman di tepiannya. 

Sementara di tepian lainnya, berjejer rumah-rumah penduduk, menambah keindahan alam di Mittenwald dengan suasana pedesaan yang sunyi dan damai. 

Oh iya, di dekat Bahnhof juga ada tempat penyewaan sepeda jika kita ingin menyewa sepeda saat berkunjung ke sana.

Di sepanjang sungai ini pula dibangun bangku-bangku yang bisa kita pakai untuk bersantai menikmati sisa hari senja itu sambil menunggu matahari terbenam.

Atau ya, berjalan saja terus menyusuri sungai sambil menyapa penduduk setempat yang kita temui di jalanan atau depan rumah-rumah mereka hingga hari semakin gelap dan sepi.

Puncak Karwendel di malam hari dengan rembulan yang bersinar terang (Dokpri)
Puncak Karwendel di malam hari dengan rembulan yang bersinar terang (Dokpri)
Menyusuri hutan dan danau-danaunya

Setelah menikmati pemandangan pegunungan bersalju dan juga sungai musim semi, kini saatnya kita kembali menyusuri alam sambil sedikit berolahraga keesokan harinya. Ialah berjalan kaki ke hutan hingga menemukan dua danau di tengahnya.

Sebenarnya ada tiga danau di sana, tetapi saya hanya mengunjungi dua danau saja karena yang ketiga masih sangat jauh dari tengah hutan.

Meskipun berada di dalam hutan, tidak usah takut untuk berjalan di dalamnya. Karena hutan-hutan di Jerman aman untuk dijelajahi dan difasilitasi dengan jalur berjalan kaki dan juga bersepeda untuk para penduduknya.

Jalur berjalan kaki di dalam hutan (Dokpri)
Jalur berjalan kaki di dalam hutan (Dokpri)
Dari Kota Tua, berjalan saja terus ke arah yang berlawanan dengan Bahnhof, hingga bertemu dengan dua persimpangan jalan dengan papan petunjuk menuju Ferchensee dan juga Lautersee. Itu adalah dua nama dari danau yang ada di dalam hutan.

Tidak jauh setelah memasuki area hutan, mungkin sekitar 30 menit saja, kita akan mencapai titik dari Ferchensee. Danau pertama di area hutan.

Sesampainya di sana, kita bisa bersantai sejenak sambil menikmati pemandangan alamnya dan mungkin juga mencicipi beberapa makanan dan minuman di restoran yang tersedia di sana. Iya, di Ferchensee masih terdapat restoran untuk para pengunjung.

Pemandangan Ferchensee dengan pengunjung lain yang bersepeda (Dokpri)
Pemandangan Ferchensee dengan pengunjung lain yang bersepeda (Dokpri)
Setelah dirasa cukup untuk beristirahat, perjalanan bisa kembali dilanjutkan menuju danau kedua di area hutan ini. Ialah Lautersee.

Berjalan kaki dari Ferchensee menuju Lautersee pun tidak memakan waktu lama. Kira-kira 45 menit hingga satu jam, tergantung kecepatan kita berjalan dan ketepatan kita menemukan jalur yang tepat. Maklum, di dalam hutan terdapat beberapa jalur sehingga terkadang sedikit membingungkan juga.

Pemandangan Lautersee (Dokpri)
Pemandangan Lautersee (Dokpri)
Di Lautersee, kita kembali disuguhi pemandangan pegunungan Alpen yang lebih jelas daripada saat di Ferchensee.

Pelatarannya juga sangat luas sehingga kita bisa lebih lama beristirahat di rerumputan di sekitarnya sambil mungkin menikmati bekal makan siang yang sudah kita bawa dan bersantai saja menikmati pemandangan siang yang terik namun tetap sejuk.

Jika masih memiliki waktu di Mittenwald dengan lebih lama, bisa juga melanjutkan perjalanan ke danau berikutnya yaitu Soiernsee. Tetapi seingat saya jaraknya cukup jauh sekitar dua jam perjalanan sehingga kita harus memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk kembali ke pusat kota juga.

Berkunjung ke Museum Pembuatan Biola (Geigenbaumuseum)

Setelah puas dengan pemandangan alam di Mittenwald, kini saatnya meluangkan sedikit waktu untuk berkunjung ke museum biola yang terdapat di Mittenwald.

Salah satu sudut Geigenbaumuseum (Sumber gambar: Pinterest)
Salah satu sudut Geigenbaumuseum (Sumber gambar: Pinterest)
Geigenbaumuseum, nama Jermannya atau museum pembuatan biola dalam Bahasa Indonesia, terletak masih di lingkungan area Kota Tua. Tiket masuk ke museum ini pun tergolong murah, yaitu hanya sekitar 5EUR saja.

Di dalamnya terdapat berbagai macam biola beserta tahun pembuatan dan siapa yang membuatnya. Kita juga bisa mendengarkan musik klasik dengan alat musik biola yang sudah direkam dan tersedia di dalam museum utnuk kita dengarkan dengan menggunakan headset.

Kita pun bisa sambil sedikit belajar berbagai macam biola beserta sejarah pembuatannya dalam deskripsi yang dicantumkan di dalam museum.

Meski saya tidak mengerti tentang biola, tapi mengunjungi museum ini tetap menarik untuk saya. Apalagi, bisa sambil menambah wawasan tentang bentuk-bentuk biola dan tahun pembuatannya yang kerap kali sudah berpuluh-puluh tahun lamanya.

Menyaksikan festival (jika ada)

Jika beruntung seperti saya saat itu, bisa juga kita mendapat bonus menyaksikan festival di Mittenwald. Entah itu festival apa, saya kurang paham. Karena saat berkunjung ke sana saya tidak memikirkan akan kemungkinan festival yang akan berlangsung.

Festival di Mittenwald (Dokpri)
Festival di Mittenwald (Dokpri)
Tapi festival ini cukup menarik juga. Saya bisa menyaksikan penduduk setempat yang berpawai dengan pakaian tradisional Jerman dan juga dengan kuda-kuda yang dihias dengan cantik untuk festival tersebut.

Oh iya, satu hal lagi, saya selalu terkesima dengan kuda-kuda di Jerman saat festival. Karena kudanya berbeda dengan kuda-kuda di Indonesia. Dari struktur tubuhnya, kuda-kuda di Jerman terlihat kuat dengan tubuhnya yang besar.

Festival di Mittenwald dengan kuda-kudanya yang besar (Dokpri)
Festival di Mittenwald dengan kuda-kudanya yang besar (Dokpri)
Nah, itu lah kira-kira cerita singkat tentang Mittenwald dan hal-hal yang bisa dilakukan saat berlibur ke sana.

Jangan lupa sempatkan mampir sebentar ke Mittenwald saat sedang singgah di Bayern. Meski kotanya kecil, tapi ketenangan dan kedamaian di sana benar-benar ngangenin!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun