Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Identik dengan Warna Merah, Makanan Korea Tak Selalu Pedas

9 Maret 2021   21:11 Diperbarui: 10 Maret 2021   16:10 1803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makanan khas Korea: Tteokbokki (Sumber gambar: Pixabay/709K)

Penggemar K-Drama pastilah sudah tidak asing lagi dengan berbagai macam makanan Korea. Mulai dari street food hingga makanan berat, semua selalu muncul di drama-drama Korea.

Berkat menjamurnya K-Drama pun, makanan Korea semakin mendunia hingga banyak juga ulasan serta resep yang beredar di internet.

Dewasa ini bahkan mulai banyak juga resep-resep makanan Korea di internet yang sudah tak lagi otentik. Pasalnya, ada beberapa bumbu dari masakan Korea yang tidak bisa dikonsumsi oleh golongan tertentu karena beberapa kandungannya.

Dengan kata lain, netizen telah menemukan cara untuk melokalisasi masakan Korea sesuai dengan bumbu-bumbu lokal dan tidak harus ke supermarket besar untuk membeli bumbu khas Korea.

Sebut saja Gochujang, bumbu khas untuk berbagai masakan Korea. Sebutan lain untuk bumbu ini adalah chili paste pasta cabai. 

Umumnya pasta ini digunakan sebagai campuran Bibimbap (nasi campur ala Korea) dan juga Kimchi (sayuran fermentasi ala Korea).

Jika tidak bisa memperoleh Gochujang atau khawatir dengan kandungan bumbu aslinya, bisa juga membuat sendiri dengan menggunakan campuran bahan dasar tepung beras dan juga air. Tentunya ditambah lagi dengan bubuk cabai dan bumbu perasa lainnya.

Merah tak berarti pedas

Bagi para pengamat makanan Korea di drama-drama Korea, pasti melihat bahwa kebanyakan dari makanan Korea berwarna merah. 

Mulai dari Kimchi, Tteokbokki (kue beras), Bibimbap, Budae jjigae (sup sayuran, daging, dan ramen), Kimchi bokkeumbap (nasi goreng kimchi), Odeng (jajanan fishcake), hingga Ramyeon (ramen/mie kuah) sekalipun.

Makanan khas Korea: Tteokbokki (Sumber gambar: Pixabay/709K)
Makanan khas Korea: Tteokbokki (Sumber gambar: Pixabay/709K)
Lagi-lagi, warna merah ini sangat identik dengan pasta Gochujang yang memang mengandung banyak bubuk cabai Korea. Pemasangan bubuk cabai ini pun tak tanggung-tanggung, bisa sampai 8-10 sdm bubuk cabe. Tidak jarang, warna-warna makanan ini cenderung merah, bahkan sangat merah.

Makanan khas Korea (Sumber gambar: Pixabay/sharonang)
Makanan khas Korea (Sumber gambar: Pixabay/sharonang)
Lalu, bagaimana dengan rasanya? 

Biasanya sih, yang berwarna merah itu identik sekali dengan rasa pedas. Apalagi jika warna merahnya berasal dari cabai.

Tapi, tidak demikian dengan makanan Korea.

Saat pertama kali mencoba Tteokbokki, saya lumayan terkejut, sih. Bukan karena terlalu pedas, tapi justru rasanya yang untuk saya cenderung manis. 

Lalu, masih terlena oleh K-Drama, saya memberanikan diri mencoba Kimchi. Tadinya sudah khawatir rasanya akan pedas, sama seperti kekhawatiran saat makan Tteokbokki. Eh ternyata, rasa Kimchi juga tidak pedas tuh. Hanya sebatas aroma pedas dan sedikit asam dan ada pahit-pahitnya.

Lho, kok asam dan pahit? Kimchi dibuat dengan cara fermentasi. Jadi, bisa ditebak jika rasa asam dan pahit yang dihasilkan merupakan efek dari fermentasi tersebut. 

Kapok makan makanan Korea? Tentu saja belum!

Selanjutnya, saya mulai tertarik dengan Bibimbap. Sesederhana karena lapar mata saat menonton K-Drama, nasi campur sayur dan telur setengah matang yang diaduk jadi satu dengan pasta cabai. "Kelihatannya menarik", batin saya setiap melihat Bibimbap.

Makanan khas Korea: Bibimbap (Sumber gambar: Pixabay/changupn)
Makanan khas Korea: Bibimbap (Sumber gambar: Pixabay/changupn)

Saya ingat betul, pertama kali memesan Bibimbap, perut saya benar-benar dalam keadaan lapar. Tapi, saat level lapar perut saya sudah benar-benar sangat amat lapar, rasa Bibimbap tidak juga memuaskan lidah saya. "Kok nggak pedas sama sekali sih, padahal bumbunya sudah sangat merah", pikir saya saat itu.

Pengalaman yang lain pun terulang dengan Budae jjigae yang juga berwarna merah, tapi cenderung manis untuk lidah saya.

Kapok makan makanan Korea? Enggak juga, sih.

Daripada kapok, saya lebih memilih menyiasatinya dengan menambahkan bubuk cabai yang lain, yang ala Indonesia sehingga lebih terasa pedas.

Tapi, berkat pengalaman ini, saya pun menyimpulkan bahwa warna merah dalam makanan Korea itu tidak selalu menandakan rasa pedas. Setidaknya untuk lidah orang-orang penggemar pedas mungkin, ya! 

Saya juga mulai bertanya-tanya, mungkin saja bubuk cabai Korea memang tidak pedas. Berbeda dengan cabai keriting atau cabai rawit di sini. 

Mungkin juga, rasa makanan-makanan itu sudah termasuk pedas untuk orang-orang Korea, tapi tidak bagi para penggemar pedas lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun