Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Seperti di Negeri Dongeng, Rothenburg ob der Tauber saat Whitsun Festival

18 Februari 2021   10:00 Diperbarui: 20 Februari 2021   12:12 1397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan kota dari atas menara (Dokpri)

Rothenburg ob der Tauber. Hmm, panjang sekali ya namanya. Nama ob der Tauber dari kota ini memberi penjelasan bahwa kota Rothenburg terletak di atas Sungai Tauber.

Nah, karena ada beberapa nama kota yang juga sama (Rothenburg), maka ditambahkanlah penjelasan spesifik tentang letak geografis kota ini. Seperti juga Kota Frankfurt yang dibedakan menjadi Frankfurt am Main dan Frankfurt an der Oder.

Berada di sebelah utara wilayah Bavaria/Bayern dan berbatasan dengan wilayah Baden-Wuertemmberg, kota ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Salah satunya karena kota ini menyimpan cerita sejarah pada Abad Pertengahan (Middle Ages) yang terlihat pada arsitektur-arsitektur bangunannya. Dan yang menjadikannya unik, kota ini masih melestarikan bangunan-bangunan bersejarah saat Abad Pertengahan.

Medieval City Walls

Atau dalam Bahasa Indonesianya kira-kira dinding kota.

Ya, kota Rothenburg ob der Tauber masih dikelilingi oleh city walls yang tidak juga dihancurkan sejak Abad Pertengahan. Dinding ini dulunya didirikan untuk melindungi seluruh isi kota dari serangan musuh. Jadi, bentuknya memang mengelilingi seluruh kota.

Panjang dinding ini mencapai 4 km dan di sepanjang dindingnya terdapat sekitar 40 menara dan pintu masuk. Memasuki pusat kotanya pun bisa harus melalui salah satu dari pintu masuk ini. Nah, menarik bukan?

Oh iya, di city walls ini terdapat sebuah jalur sempit memanjang (Tower Trails) yang bisa kita lewati dari satu ujung ke ujung lainnya. Karena jalurnya yang sangat panjang, kita bisa menghabiskan hingga dua jam berjalan kaki. Jalurnya juga sangat sempit, jadi kalau berpapasan dengan orang lain harus bisa mengalah dan memberi jalan. Kita juga bisa mendapatkan pemandangan kota dari atas menara juga, lho! 

Pemandangan kota dari atas menara (Dokpri)
Pemandangan kota dari atas menara (Dokpri)

Pemandangan kota dengan city walls yang terlihat di sebelah kanan (Dokpri)
Pemandangan kota dengan city walls yang terlihat di sebelah kanan (Dokpri)

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Pfingstfestspiele (Whitsun Festival)

Ada cerita menarik saat saya berkunjung ke Rothenburg ob der Tauber. Saat itu sebenarnya saya hanya memanfaatkan waktu akhir pekan saya untuk berkunjung ke sini. Tanpa berbekal informasi apapun karena saya lebih seringnya memang berlibur secara spontan saja dan sendiri saja.

Tapi, yang saya ingat, saya berkunjung ke kota ini sekitar akhir musim semi di bulan Mei. Dan tanpa disangka-sangka, saya mendapati sebuah festival yang cukup meriah dan memanjakan mata.

Seperti apa festivalnya?

Sekitar ratusan orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa mengenakan busana Abad Pertengahan dan berparade dengan berbagai alat musik, tarian, dan juga pementasan drama. Waah, bukan main senangnya hati saya mendapat kejutan yang tidak direncanakan saat itu! Sampai-sampai saya pikri, saat itu saya sedang berada di dunia Lord of The Rings karena semuanya bersolek seakan-akan di film Lord of The Rings.

Semua yang tadinya hanya berjalan-jalan dan menikmati makanan di restoran pun langsung berbondong-bondong mendekati area luas di tengah kota dan membentuk barisan menonton secara melingkar. Sayang sekali, postur saya yang pendek tertutupi oleh postur orang-orang Eropa yang jauh lebih tinggi.

Eh, tapi saya beruntung karena ada seseorang yang berbaik hati melihat saya susah berjinjit dan memberikan jalan kepada saya untuk bisa maju ke barisan paling depan! Wah, luar biasa sekali saya menyaksikan pertunjukan parade dan tarian di sana tanpa terhalang penonton lain.

Pertunjukannya cukup membuat takjub, musknya juga terkadang masih terngiang-ngiang di telinga saya. Untung sudah saya abadikan videonya di kamera saya. Jadi, bisa saya lihat-lihat lagi sewaktu-waktu.

Pertunjukan tarian Pfingstfestspiele (Dokpri)
Pertunjukan tarian Pfingstfestspiele (Dokpri)
Selain tarian, ada juga parade dengan memainkan seruling dan barisan orang-orang yang berpakaian unik lainnya.

Parade musik Pfingstfestspiele (Dokpri)
Parade musik Pfingstfestspiele (Dokpri)

Pfingsfestspiele (Dokpri)
Pfingsfestspiele (Dokpri)
Dan yang lebih menarik, sampai ada tenda-tenda yang didirikan seolah-olah sedang ada pesta.

Pfingstfestspiele (Dokpri)
Pfingstfestspiele (Dokpri)
Nah, setelah takjub dengan semua itu, barulah sepulang liburan saya mencari tahu festival apa yang sudah saya saksiksan itu. Dan ternyata, namanya adalah Pfingstfestspiele atau dalam Bahasa Inggrisnya adalah Whitsun Festival yang diperingati pada minggu ketujuh setelah hari Paskah.

Tanggal penyelenggaraannya setiap tahunnya dilaksanakan pada akhir musim semi menjelang musim panas, yaitu 29 Mei hingga 1 Juni. Jadi, bagi Kompasianer yang juga ingin menyaksikan festival ini, bisa dicatat tanggal-tangga itu, ya!

Schneeball

Setelah puas menikmati pertunjukan festival, kurang lengkap rasanya jika tidak mencicipi kuliner khas Rothenburg ob der Tauber, yaitu Schneeball.

Secara bahasa, Schneeball artinya bola salju. Tapi, kita tentu tidak makan bola salju, ya! Ini adalah sejenis pastry yang sangat populer di Rothenburg ob der Tauber. 

Schneeball (Sumber gambar: traveladdicts.net)
Schneeball (Sumber gambar: traveladdicts.net)

Schneeball ini seperti adonan pastry yang dibentuk semacam bola kecil dan dilapisi dengan topping beraneka ragam seperti cokelat, gula halus, dll. Rasanya gurih bercampur manis dari topping nya.

Tampilannya cantik dan menarik hati ya? Dengan warna-warni yang beragam sesuai dengan rasa yang ditawarkan.

Bagaimana cara menuju Rothenburg ob der Tauber?

Menuju tempat ini bisa dengan moda transportasi kereta. Kalau dari Munich, dibutuhkan waktu sekitar 2.5 jam dengan kereta api. Tidak terlalu lama memang. Tapi, ada tiga kali pemberhentian yang mengharuskan kita berganti kereta, yaitu Nuremberg, Ansbach, dan Steinach ob der Tauber.

Jadi, saat memesan tiket, harus benar-benar diperhatikan pemberhentian keretanya dan jadwal keberangkatan kereta beriktunya agar tidak salah turun dan tidak tertinggal kereta berikutnya, ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun