Die Drei-Fluesse-Stadt Passau. Begitu kira-kira sebutan kota ini dalam Bahasa Jerman, yang artinya adalah Kota Tiga Sungai.Â
Terletak di bagian selatan Negara Jerman, Passau dilewati oleh tiga sungai yang berbeda yaitu Sungai Donau (dalam Bahasa Inggris, Sungai Danube), Sungan Inn, dan juga Sungai Ilz.
Kota kecil ini juga berbatasan langsung dengan Austria. Tidak perlu waktu lama, berjalan kaki selama 30 menit saja dari Universitas Passau, kita sudah bisa sampai di Austria.
Selain itu, Passau juga berdekatan dengan Cekoslowakia. Perjalanan dari Passau ke Praha dengan Flixbus bisa ditempuh hanya dalam waktu 3 jam saja.
Pada tahun 2019, penduduk Kota Passau berjumlah sekitar 51.000 saja. Itupun sekitar 11.000 dari penduduknya adalah mahasiswa Universitas Passau. Dalam artian, bisa dipastikan bahwa mahasiswa ini tidak terhitung penduduk tetap atau penduduk asli Passau. Â
Nah, terbayang kan betapa kecilnya kota ini?
Karena kecil, jalanan pun cenderung sepi. Titik-titik keramaian selalu berpusat di tengah kota dan juga di lingkungan kampus.
Nah, bagi yang merindukan kesunyian atau menyukai lingkungan hidup yang tidak bising, Passau bisa jadi salah satu tujuan yang bisa dipertimbangkan.
Salah satu kegiatan yang paling diminati oleh wisatawan adalah berwisata di sepanjang Sungai Danube dan Sungai Inn. Kapal-kapal pesiar ini juga berlayar sampai ke Austria dan juga Hungaria. Ya, di jalur-jalur yang dilalui oleh Sungai Danube. Tapi, jika tidak memiliki banyak waktu, bisa juga hanya berlayar bolak-balik di Passau dalam waktu yang singkat, sekitar 45 menit dengan harga tiket sekitar EUR10, kita sudah bisa menikmati pemandangan Kota Passau dengan kapal pesiar.
Jika sedang berwisata di wilayah Bayern, mudah saja untuk menuju Passau dengan moda transportasi kereta regional Deustche Bahn (DB) menggunakan Bayernticket agar lebih murah.
Bagi yang belum tau apa itu Bayernticket, bisa baca artikel "Travel" saya yang lain di sini. Atau bisa juga dengan Flixbus. Tapi, saya lebih menyarankan dengan DB karena jadwal keberangkatan kereta dari Munich, misalnya, tersedia setiap jam. Perjalanan dengan kereta juga tidak lama, hanya 2 jam saja.
Atau, jika sedang berada di wilayah Austria, bisa juga menggunakan kereta regional Oesterreichischen Bundesbahnen (OEBB). Tiket ini juga sama seperti Bayernticket, bisa dipakai secara berkelompok agar lebih murah. Hanya saja, tiket ini khusus untuk wilayah Austria dan bisa juga dipakai untuk menuju Passau.
Oh iya, karena Passau kota kecil, tidak perlu waktu lama untuk mengelilinginya. Satu hari saja cukup kalau hanya untuk berjalan-jalan di tengah kota dan menikmati pemandangan tiga sungainya. Sehingga bisa juga melakukan perjalanan bolak-balik dari Munich atau Austria.
Lalu, apa saja kira-kira yang bisa dilakukan saat sedang berwisata di Passau?
Kota tua yang unik
Yang saya suka dari kota tua di Passau adalah bangunannya yang seperti labirin. Rumah-rumahnya dibangun dengan dinding ynag tinggi dengan gang-gang yang sempit. Menjadikannya seolah-seolah sebuah labirin.
Saya pun masih sering tersesat di gang-gang itu meskipun sudah seringkali bolak-balik disana.Â
Oh ya, ada cerita menarik di salah satu gang di kota tua Passau. Nama gangnya Hoelgasse (seperti dalam foto). Jika diperhatikan, paving block di Hoelgasse berwarna-warni seolah-olah ingin menunjukkan jalur tertentu. Dan, ya, itu memang betul!
Kebanyakan yang tinggal di Hoelgasse ini adalah para seniman. Jika berjalan di Hoelgasse, akan banyak menjumpai galeri-galeri souvenir di setiap rumahnya.
Setiap akhir musim semi dan menjelang musim panas (agar cat tidak rusak oleh cuaca), para seniman dan para relawan selalu mengecat paving block tersebut setiap tahunnya dengan warna yang berbeda-beda. Warna-warni ini pun dimaksudkan untuk menunjukan kepada para wisatawan jalur-jalur galeri souvenir sekaligus untuk menghidupkan perekonomian di sekitarnya.Â
Di salah satu ujung Hoelgasse ini adalah Rathausplatz, atau Town Hall Square dan di seberangnya merupakan pelabuhan untuk kapal-kapal pesiar di Passau.
Saat musim panas, Altstadt Passau selalu ramai dengan pengunjung meski hanya untuk menikmati es krim. Saya salah satu yang juga cukup rajin membeli es krim di sepanjang musim panas. Maklum, panas-panas memang enaknya makan es krim.
Apalagi, di Passau terdapat satu kedai es krim yang sangat terkenal, namanya Fontanella. Kedai ini telah berdiri sejak lebih dari 50 tahun lamanya. Keunikan dari Fontanella adalah es krim yang mereka buat benar-benar dengan resep turun temurun dari generasi ke generasi.
Saat awal berdirinya, harga es krim di sini hanya beberapa cent, saya lupa berapa tepatnya, entah 20 atau 50 cent. Sekarang, harga es krim di Jerman rata-rata 1.20EUR untuk setiap scoop nya.
Oh ya, ada juga kedai es krim lain favorit saya di Passau, yaitu Puro Gelato. Tidak kalah dengan Fontanella, Puro Gelato juga selalu ramai dikunjungi. Es krim rekomendasi saya di Fontanella adalah dark chocolate, sementara di Puro Gelato adalah pistachio. Jangan lupa berkunjung ke kedai-kedai ini saat mengunjungi Passau, ya!
Oh ya, Sungai Danube, Sungai Inn, dan Sungai Ilz ini mempunyai titik pertemuan yang sama di Kota Passau. Ortsspitze namanya. Kita juga bisa berjalan di sepanjang Danube dan Inn, lho!
Jalur untuk berkeliling Danube dan Inn juga tidak jauh dari Altstadt. Bahkan ada jalan tikus juga sehingga bisa langsung tiba di pinggiran sungai.
Nah, di dinding bagian depan Town Hall, ketinggian air saat banjir dicatat. Dan ini menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan.
Banjir di Passau terjadi hampir setiap tahun. Tapi terkadang tidak sampai harus mengungsi, hanya beberapa sentimeter saja di pinggiran sungai. Â Sungai-sungai pasti meluap dan jalanan di sekitaran sungai ditutup jika sudah begitu.
Tidak berlangsung lama. Saat banjir terjadi sangat tinggi sekitar tahun 2013, banjir Passau berhasil ditangani hanya dalam waktu 2 hari. Tetapi ya, namanya musibah, banyak juga kerugian penduduk khususnya yang tinggal di sekitaran sungai. Ya, itu kira-kira sekilas tentang banjir di Passau.
Nah, Passau juga menawarkan pesona yang berbeda di setiap musimnya. Jadi, kita juga bisa pilih-pilih waktu yang sesuai dengan pemandangan yang diinginkan.Â
Passau saat musim gugur
Di sinilah letak dari hutan kota favorit saya. Setiap musim gugur saya selalu sempatkan untuk berjalan-jalan di hutan ini karena pemandangan musim gugurnya sangat cantik.
Pepohonan, dedaunan, dan tanahnya rata dengan warna kuning keemasan. Dan dari ujung satu ke ujung lainnya lagi, kira-kira bisa ditempuh dalam waktu 2 jam berjalan kaki.
Salah satu pintu dari hutan ini juga dekat dengan kampus Uni Passau. Jika tidak ingin naik bis kota, bisa juga berjalan kaki dari kampus menyusuri sungai Inn. Setelah kira-kira berjalan kaki selama 30 menit, pintu masuk ke hutan ini akan mulai terlihat.
Menempuh Sungai Ilz dari Altstadt cukup jauh sih. Kalau berjalan kaki kira-kira bisa satu jam. Tapi bisa juga dengan naik bus kota dan berhenti di halte pemberhentian Hals.
Passau saat musim dingin
Layaknya negeri dongeng. Begitu kira-kira saya menilai Passau saat musim dingin.Â
Jika ingin suasana liburan di Passau yang berbeda dan menikmati rumah-rumah beratapkan salju tapi diiringi dengan pemandangan sungai yang mengalir tenang, musim dingin adalah jawabannya. Meskipun dingin dan membuat menggigil, pemandangannya cukup membuat takjub.
Ada satu tempat yang saya rekomendasikan untuk disinggahi saat musim dingin di Passau, yaitu Veste Oberhaus.
Letaknya sangat dekat dengan pelabuhan kapal pesiar di Area Danube, tapi agak naik ke atas. Karena letaknya memang seperti di area tebing. Di dalamnya ada museum dan juga restoran. Memang ditujukan untuk tempat wisata.
Nah, di Veste Oberhaus ini akan banyak sekali saljunya saat musim dingin. Sambil menikmati pemandangan kota Passau dari atas, sambil kita juga bermain-main dengan salju.
Atau, bisa juga mengunjungi Stausee di Sungai Ilz tadi.
Nah, pemandangan ini tidak bisa didapatkan di sekitaran Danube atau Inn, hanya di Ilz saja.Â
Passau saat musim panas (dan musim semi)
Di musim panas, saya sebenarnya merekomendasikan untuk bisa tinggal dua hari atau lebih di Passau. Selain untuk menikmati pemandangan dari kapal pesiar ataupun mencicipi es krim Fontanella dan juga Puro Gelato, musim panas adalah waktu terbaik untuk bersepeda menurut saya. Jadi, liburan kita bisa memiliki cerita yang sedikit berbeda.Â
Banyak sekali jalur bersepeda di Passau. Kita bisa tinggal pilih, mau jalur sepanjang Danube atau sepanjang Inn. Menyusuri jalur-jalur ini juga bisa mengantar kita ke wilayah Austria dengan pemandangan di kanan kiri yang tidak pernah membosankan.
Di sepanjang sungai Inn biasanya banyak sekali tumbuh pohon apel liar yang buahnya bahkan hingga berjatuhan dan membusuk di jalan.
Bisa juga kalau mau ke Stausee dan mencoba berenang bebas di Passau. Tapi, Stausee cukup ramai saat musim panas. Banyak orang yang menghabiskan waktunya di sana sekedar untuk berjemur saja.
Oh iya, ada yang menarik lho saat berjalan-jalan di Stausee saat musim panas. Pengalaman ini terjadi pada saya dan beberapa teman saya di musim panas.
Secara tidak sengaja, saat berjalan untuk menjelajah hutan di sekitaran Stausee, ternyata ada satu tempat yang khusus untuk berjemur saja. Dan, hati-hati saat berjalan di sana! Karena di tempat ini, orang-orang berjemur tanpa sehelai kain pun di tubuhnya. Jadi, ini benar-benar pengalaman yang sangat menarik.
Eits, jangan salah sangka. Bukan menarik untuk ditonton, tapi menarik untuk diceritakan. Tentu itu bukan untuk bahan tontonan.
Saya pun agak terkejut saat tiba-tiba menemukan itu. Jujur saja saya bingung harus bagaimana. Tapi, jalur itu yang harus saya lewati. Jadi, ya sudah, saya tetap berjalan saja tanpa melihat kanan kiri dan hanya menunduk saja.
Saya tidak membahas tentang musim semi karena umumnya musim semi di Passau mirip dengan musim panas, hanya saja hawanya masih cukup sejuk.
Nah, bagaimana? Tertarik untuk menuliskan Passau di daftar liburan berikutnya? Di musim apa, ya, kira-kira pilihan Kompasianer?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI