Jadi, ketersediaan waktu di sini adalah penting untuk mewujudkan maraton wisata yang kita rencanakan!
Tahun 2016, kali pertama saya melakukan maraton wisata. Sebenarnya saat itu terjadi karena ketidaksengajaan saya salah memesan tanggal tiket keberangkatan.
Saya berencana berlibur bersama dua teman saya yang berprofesi sebagai Pekerja Negeri Sipil (PNS). Mereka sudah mengingatkan saya bahwa mereka hanya bisa mengambil cuti satu hari bulan itu. Rencananya sih kami berlibur ke Thailand hari Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Tapi, kecerobohan saya membuat mereka harus mengambil jatah cuti hingga lima hari. Alhasil, yang tadinya hanya berniat berlibur selama tiga hari pun harus diperpanjang menjadi satu minggu. Untung saja mereka bisa cuti dan saya tidak jadi merasa bersalah.
Mengingat waktu yang tersedia cukup panjang, saya pun mengusulkan untuk melakukan liburan maraton lintas negara. Dan saat itu kami memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Thailand dan Kamboja dalam waktu seminggu itu.
Merasa bahwa maraton wisata lintas negara bisa dilakukan, saya dan teman-teman lain pun melakukan maraton wisata lintas negara lagi pada tahun 2017, yaitu ke Singapura dan Malaysia.
Tidak puas hanya dengan maraton lintas negara, saya mencoba menantang diri untuk melakukan maraton lintas pulau. Sesederhana karena, saat pertama kali berkunjung ke Lombok tahun 2017, saya seakan jatuh cinta dengan keindahan wilayah bagian timur Indonesia ini.
Akhirnya, pada tahun yang sama saya berhasil mengamankan tiga minggu cuti kantor saya untuk melakukan maraton lintas pulau pertama saya. Selama tiga minggu itu saya menjelajahi Indonesia bagian timur, yaitu dengan jalur Lombok - Sumbawa - Sumba - Kupang - Rote - Ende - Labuhan Bajo. Ini juga perjalanan solo wisata terpanjang yang pernah saya lakukan pertama kalinya dalam hidup!
Beruntungnya, saya berkesempatan tinggal di Jerman selama 2.5 tahun untuk studi pada tahun 2018 hingga 2020. Dan di Benua Eropa inilah saya kembali mengulang maraton wisata lintas negara dengan lebih mudah karena adanya ijin tinggal Schengen yang saya miliki.
Akhir tahun 2018 saya menjelajahi jalur Austria - Slovakia - Polandia. Awal tahun 2019 saya menjelajahi jalur Hungaria - Kroasia - Slovenia - Italia. Dan di tahun yang sama, tepat sebelum pandemi melanda, saya sempatkan mampir ke Denmark saat mengunjungi teman saya di Hamburg.
Ya, maraton wisata ini cukup membuat candu untuk saya. Saya menikmati perjalanan yang panjang sambil mencoret wishlist liburan pribadi di waktu yang bersamaan.