Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Rentan Jenuh, Susahnya Hubungan Jarak Jauh Beda Benua

26 Januari 2021   12:38 Diperbarui: 31 Januari 2021   16:50 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdekatan dengan orang yang disayang tentu adalah hal yang menyenangkan. Kita bisa bertemu dan menghabiskan banyak waktu bersama-sama dengan lebih mudah dan leluasa. Tak butuh waktu lama untuk melepas rindu, mungkin hanya dalam hitungan menit atau jam, rindu t'lah tersampaikan.

Beda halnya dengan yang menjalin hubungan jarak jauh. Keinginan untuk bertemu dan melepas rindu harus menunggu berhari-hari, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun lamanya. Hmm, kalau sudah begini, bersabar dengan keadaan adalah kuncinya. 

Untung saja teknologi sudah semakin canggih. Hubungan jarak jauh tak lagi menyiksa karena panggilan video bisa dilakukan kapan saja dalam hitungan detik. Meski tak dapat bertemu langsung, kita tetap bisa melepas rindu dan melihat wajah pasangan nan jauh di sana lewat layar telepon seluler.

Kendati demikian, hubungan jarak jauh masih saja tak mudah dijalani, terutama bagi mereka yang bertempat di dua benua yang berbeda. Bukan saja perbedaan tempat, tapi keduanya juga harus memperhitungkan perbedaan waktu antara dua negara yang berbeda.

Tak masalah jika berada di benua yang sama, berbeda satu atau dua jam masih sama saja seperti WIB dengan WIT dan WITA di Indonesia. Tapi jika perbedaan waktu hingga enam bahkan dua belas jam, hmm, bisa dibayangkan bagaimana keduanya mengatur waktu untuk berkomunikasi tanpa mengganggu waktu tidur di malam hari. Di sini pagi, di sana malam. Di sana malam, di sini pagi.

Komunikasi menjadi lebih sulit dengan perbedaan waktu, tapi hal ini tidak bisa diabaikan begitu saja, mengingat komunikasi adalah kunci penting dalam sebuah hubungan baik jarak jauh maupun berdekatan.

Hubungan jarak jauh, apalagi jarak jauh beda benua, menjadi lebih rentan bukan hanya karena persoalan perbedaan waktu, melainkan juga karena aktivitas monoton yang dilakukan.

Bagaimana tidak? Keduanya hanya bisa bercakap-cakap dan saling menatap dari layar kaca, tanpa bisa bergandengan tangan atau bahkan saling memberi pelukan hangat di kala hari terasa sangat penat. Rasa bosan dan jenuh tentu tak dapat dihindari.

Lalu setelahnya, perasaan lain yang bisa muncul adalah merasa tidak diperhatikan atau merasa pasangan sibuk dengan urusannya sendiri.

Padahal, bisa jadi pasangan kita sedang sibuk di pagi hari, sementara kita sudah mulai bersantai dan mengistirahatkan pikiran di malam hari. Jika sudah begini, hubungan mulai rentan dan rapuh.

Kepercayaan dan rasa sayang terhadap pasangan mulai dirasa menurun. Padahal, bisa saja sebenarnya kita tidak bosan dengan pasangan kita, hanya saja kita bosan dengan rutinitas yang itu-itu saja. Bisa dibilang, ikatan emosional antar pasangan mulai menurun karena tidak ada interaksi di dunia nyata.

Kalau sudah begini, hati-hati. Jangan asal mengambil kesimpulan atau keputusan sepihak dengan asumsi yang tidak logis. Salah-salah nanti justru semakin memperburuk keadaan dan malah bisa berakibat fatal terhadap hubungan kita dengan pasangan.

Lalu bagaimana kita harus menyikapinya jika hal ini menimpa kita dan pasangan?

1. Komunikasikan dengan pasangan

Keduanya harus menyadari bahwa hubungan ini dilakukan oleh dua pihak. Jika satu pihak merasa ada yang salah, maka keduanya harus membicarakannya dan mencari solusinya bersama.

Hal ini tentu saja karena komunikasi itu bentuknya dua arah. Bisa jadi ketika kita merasa jenuh dengan hubungan, pasangan kita justru merasa baik-baik saja. 

Oleh karena itu, membicarakannya dan berkata jujur dengan apa yang kita rasakan adalah penting agar pasangan kita tahu bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki dari hubungan ini.

Tak ada salahnya untuk bersikap lebih terbuka, karena siapa tahu hal ini justru membuat kita dan pasangan lebih saling memahami dengan hubungan jarak jauh yang sedang dijalani.

Jika perbedaan waktu adalah salah satu penyebabnya, bisa juga keduanya membuat komitmen baru untuk waktu terbaik dalam berkomunikasi tanpa membuat salah satu pihak merasa tidak dipedulikan.

2. Pikirkan dengan kepala jernih selagi melakukan refleksi diri

Tidak mungkin kita terus-terusan menyalahkan keadaan yang ada di luar kendali kita. Dua benua yang berbeda sudah selayaknya mempunyai jarak waktu yang berbeda pula. Tak ada yang bisa kita ubah dari ketentuan semesta itu. 

Pikirkanlah lagi dengan kepala jernih sambil mencoba memahami bahwa pagi, siang, sore dan malamnya tak sama dengan pagi, siang, sore dan malam kita. Kesibukan keduanya pun berbeda. Cobalah mengerti dan mencoba bersabar.

Ritme kehidupan yang dijalani tidaklah sama. Tapi, kita tetap bisa mengubah ritme komunikasi dengan mendiskusikannya. Jangan bertindak gegabah, selama semua kemungkinan masih bisa dibicarakan hingga mencapai kesepakatan bersama.

3. Perbarui hubungan dengan pasangan, layaknya saat baru pertama kali mengenalnya

Kita tentu ingat bagaimana rasanya saat pertama kali menjalin hubungan dengan pasangan. Semuanya terasa manis dan menyenangkan. Lambat laun, semua terasa biasa-biasa saja karena mungkin kita sudah terbiasa dengan polanya.

Tapi, ingatan tentang awal-awal menjalin hubungan ternyata bisa memunculkan kembali percikan-percikan romantisme yang sudah lama ditinggalkan.

Mungkin dengan sekedar membaca kembali percakapan kita dengan pasangan di ponsel kita saat awal-awal menjalin hubungan dulu. Atau melihat kembali foto liburan bersama pasangan saat jarak dan waktu tak memisahkan.

Coba ingat kembali kenangan manis yang dilalui bersama. Bukan cuma semakin rindu yang dirasakan, melainkan juga rasa ketertarikan dengan pasangan kembali bangkit, lho!

Kalau sudah begini, apa rela untuk mengabaikan hubungan hanya karena rasa jenuh? Alih-alih jenuh, kita justru semakin menerima hubungan jarak jauh dengan semangat sambil menunggu saatnya bertemu kembali di benua dan waktu yang sama. 

Nah, untuk para pejuang hubungan jarak jauh beda negara, tetap semangat dan jangan menyerah, ya! Bersikaplah terbuka dengan kejenuhan kita dan cari solusi dari jenuhnya hubungan bersama-sama.

Nantinya bukan cuma solusi lho yang didapat, tapi kita juga bisa menumbuhkan sikap semakin saling memahami satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun