Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Istirahat Sejenak

16 Januari 2021   16:35 Diperbarui: 16 Januari 2021   16:35 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terbiasa dengan rencana-rencana dan pengharapan.

Pun aku terbiasa untuk mengejar semua itu.

Dan kebanyakan, aku bisa dapatkan yang aku mau.

Aku tak pernah mempersiapkan diriku untuk gagal.

Mana mungkin aku gagal?

Asal aku bekerja keras, pasti aku bisa!

Aku lupa, satu hal, aku tak bisa kendalikan semua hal. 

Aku tak bisa hanya bekerja dan mencoba, tanpa semesta bersamaku.

Semesta memang jahil. 

Semesta terkadang tak memberi aba-aba, berbelok pada persimpangan yang tak pernah kuinginkan. 

Sementara aku, terus saja pada jalur lurus tanpa belokan, yang kuanggap sudah selayaknya kuikuti.

Aku kepayahan. 

Aku terlalu banyak berpikir. 

Cemas. 

Dan khawatir.

Aku memberikan terlalu banyak energi, pada mereka yang tak bisa aku kendalikan.

Hingga kini, energiku t'lah habis terkuras. 

Pada ketidakpastian. 

Pada mereka yang, harusnya dapat menemukanku tanpa aku berjalan berlari dan melompat, hanya untuk memperpendek jarak temunya.

Aku tak percaya, saat mereka berkata, "istirahatlah sejenak". 

Aku tak terbiasa berhenti sejenak.  

Untuk apa, jika aku masih sanggup untuk terus berjalan berlari dan melompat, meski hanya untuk memastikan rencana dan harapanku, sudah semakin dekat pada waktu temunya.

Aku lupa. 

Semua kan bertemu, pada waktunya yang tepat.

Aku lupa. 

Semua tak kan kemana, meski langkah kita terhenti sejenak.

Aku lupa. 

Semua akan tetap di sana, hingga semesta berkata, sekarang saatnya.

"Istirahatlah sejenak", katanya.

Aku kewalahan. 

Aku penat. 

Logika tak lagi disana. 

Rasa t'lah lara. 

Asa tak lagi ada. 

Lisan t'lah kehabisan kata. 

Air mata mulai bermuara, lagi dan lagi dan lagi. 

Doa pada Sang Kuasa.

Aku tak terbiasa, menyerah pada alurnya, dan mengalir seperti air.

Aku terlahir sebagai seorang petualang, terus berjalan berlari dan melompat. 

Membuat nyata gambaran manusia setengah Centaurus dengan langkahnya yang lincah dan busur panah yang siap siaga.

Aku terlalu congkak. 

Aku gelisah dan hilang akal. 

Arahku ikut memudar. 

Aku terdiam. 

Duduk terperanjat dengan tatapan hampa. 

Linglung. 

Terdesak dan terisak.

"Istirahatlah sejenak", katanya lagi.

Pada ingatan yang samar, aku tersadar, aku tak bisa berjalan sendiri. 

Berlari dan melompat sendiri, tanpa semesta bersamaku. 

Jika jalan kami tak beriringan, aku akan semakin kacau. 

Tak ada gunanya lagi aku terus melangkah, jika semesta tak merestui.

"Istirahatlah sejenak", katanya lagi dan lagi.

Arahku menghilang. 

Tak kutemukan titik temu pada jalan yang kulalui. 

Pun dimana semesta, aku tak bisa menerka. 

Aku tetap saja berjalan berlari dan melompat. 

Tapi semesta entah dimana aku tak punya kira.

"Istirahatlah sejenak, istirahat sejenak. 

Semesta akan menemukanmu. 

Memanggilmu, hingga kau temukan titik dan jarak temu yang seharusnya. 

Untukmu kembali berjalan beriring, pada langkah yang sama", ujarnya.

Aku berhenti, seperti apa yang aku dengar. 

Aku berhenti, dan menanti.

Samar-samar kuingatnya, sajak yang kutulis kala itu:
"Ada saat,
Ketika kau lelah menanti,
Atau jenuh pada upayamu sendiri,
Berhenti sejenak,
Dan menunggu,
Biarkan semesta bekerja,
Untuk kemudian memanggilmu,
Pada penantianmu."

Aku berhenti, beristirahat, dan menunggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun