Kegiatan Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) pada Program Profesi Guru (PPG) oleh Program Studi (Prodi) Pascasarjana (SPs) Universitas Negeri Malang (UM) dilaksanakan oleh seluruh peserta PPG pada hari Minggu, 14 Januari 2024 mulai pukul 07.00 WIB hingga 16.30 WIB yang dipandu oleh moderator Ibu Nur Anisa, S.Pd., M.Pd. serta dosen yang membimbing kegiatan mulai awal hingga akhir kegiatan yaitu Bapak Drs. I Wayan Sutama, M.Pd. dan Ibu Evania Yafie, S.Pd., M.Pd., Ph.D.
Kegiatan ini bukan hanya sekedar formalitas, akan tetapi sebuah perjalanan yang dapat meningkatkan kesadaran dan menggali potensi keberagaman dalam dunia pendidikan yang semakin kompleks dan mengglobal. Tujuan utama kegiatan WKG ini adalah agar pendidik dapat memahami setiap adanya perbedaan dalam kehidupan secara menyeluruh hingga lingkup global dan tidak mengkotak pada suku tertentu. Tidak hanya itu, kegiatan WKG ini juga memperkuat wawasan kearifan lokal dan khazanah budaya bangsa yang harus kita lestarikan.
Kegiatan ini termasuk pelajaran yang terakhir dalam kegiatan PPG Daljab 2023. kegiatan yang dilakukan dalam waktu satu hari ini membahas 5 topik, diantarnya:
1. Kebhinekaan Global : Dunia yang Berwarna.Â
- Kita dapat memahami pentingnya menerima sebuah perbedaan
- Kita dapat mengidentifikasi contoh kerentanan dan implikasinya terhadap kebhinekaan\
- Kita mampu memberikan contoh melalui tindakan praktik kebhinekaan
Topik ini membawa kita pada fakta dari mana asal usul manusia di dunia ini yang sangat beragam
  maka "semakin mengenal keberagaman, akan membuat kita jauh lebih cerdas".
2. Kebhinekaan Indonesia: Negeri Penuh Harmoni
 - Kita dapat memahami makna toleransi dan car mempraktikkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
- Kita dapat menganalisis penyebab kerentanan akan kebhinekaan
- Kita dapat memahami nilai-nilai dalam Profil Pelajar Pancasila dan cara mengaplikasikannya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
- Kita dapat mengetahui kekayaan Indonesia bukan hanya dalam bahasa, seni, tradisi, namun dalam hasil karya yang dihasilkan
dari setiap daerah seperti pakaian adat, makanan tradisional, lagu tradisional dan lain sebagainya.
Presiden Soekarno pernah berkata, "Negeri ini, Republik Indonesia, bukanlah milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukanÂ
 milik suatu kelompok etnis, bukan juga milik adat-istiadat tertentu, akan tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!"
3. Damai Mulai dari Diri: Berdamai dengan Diri
- Kita dapat mengetahui apa kelebihan diri
- Kita dapat mengetahui apa kekurangan diri
- Kita dapat mengetahui bagaimana memanfaatkan kelebihanmu agar dapat sukses
- Kita dapat mengetahui bagaimana menyiasati kekuranganmu agar dapat menjadi suatu kelebihan
Pesan dari Topik 3 adalah kita bisa memahami lirik lagu yang dinyanyikan oleh group musik D'Masiv dengan judul "JanganÂ
 Menyerah" yaitu "Tak ada manusia, yang terlahir sempurna, Jangan kau sesali sgala yang telah terjadi" serta diingatkan denganÂ
 "Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah, tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik".
4. Keragaman di Sekolah: Sekolahku yang Bhineka
- Kita dapat mengetahui kebijakan sekolah untuk membentuk sekolah damai
- Kita dapat mengetahui lingkungan sekolah yang ramah anak sehingga dapat membentuk lingkungan yang damai
- Kita dapat mengetahui berbagai rencana kegiatan sesuai aktivitas kebhinekaan di sekolah
- Kita dapat mengimplementasikan proyek aktivitas kebhinekaan sesuai jadwal yang sudah ditentukan
Topik ini memberikan pesan bahwa "menjumpai keberagaman dalam strategi pembelajaran melalui aktivitas yang beragamÂ
 merupakan salah satu cara menanamkan sikap toleransi kepada peserta didik".
5. Menuju Sekolah Damai: Sekolahku yang Damai
- Kita dapat menganalisis apa saja ancaman dan kerentanan yang terjadi di sekolah
- Kita dapat menganalisis apa saja kapasitas yang dimiliki sekolah
Topik ini membahas bahwasanya untuk menjaga kedamaian sekolah, kita harus meningkatkan kapasitas (K), dan mengurangi
kerentanan (R) juga ancaman (A) dengan demikian resiko akan menjadi kecil. "Setiap apapun yang terjadi harus selalu melakukanÂ
 Komunikasi Positif, itu adalah kunci terwujudnya budaya damai di sekolah".
Dengan mengikuti diklat ini, besar harapa agar seluruh peserta dapat mengaplikasikan di sekolahnya hal-hal yang positif ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI