Perubahan teknologi dalam skala besar tidak pernah terjadi secara instan. Inovasi yang kita lihat hari ini, seperti kendaraan listrik, energi terbarukan, dan teknologi digital, adalah hasil dari proses panjang yang melibatkan berbagai aktor, mulai dari pemerintah, perusahaan, hingga pengguna individu. Tantangan dalam mengadopsi teknologi baru sering kali kompleks dan melibatkan faktor sosial, ekonomi, politik, serta budaya. Untuk memahami proses ini lebih dalam, kita bisa melihat konsep sociotechnical transition yang memberikan wawasan tentang berbagai jalur transisi teknologi dan bagaimana kita bisa mengatasi hambatan-hambatan yang muncul.
Dalam tulisan ini, kita akan membahas empat jalur transisi teknologi utama---transformasi, reconfigurasi, substitusi teknologi, dan de-alignment & re-alignment---serta bagaimana masing-masing jalur ini menawarkan solusi untuk mengatasi tantangan dalam perubahan teknologi.
1. Jalur Transformasi: Menyesuaikan Sistem yang Sudah Ada
Jalur transformasi terjadi ketika ada tekanan moderat dari lingkungan eksternal (misalnya, perubahan regulasi atau tuntutan sosial) yang memaksa aktor dalam sistem teknologi untuk melakukan perubahan. Tantangannya adalah bagaimana para pelaku dalam sistem, seperti perusahaan atau pemerintah, dapat menyesuaikan arah perkembangan tanpa harus menghancurkan sistem yang ada.
Contohnya dapat dilihat dalam adopsi energi terbarukan di beberapa negara. Dalam menghadapi tekanan dari perubahan iklim, banyak pemerintah telah beralih dari energi berbasis fosil ke energi terbarukan. Namun, ini dilakukan tanpa sepenuhnya meninggalkan infrastruktur energi lama. Dengan menerapkan inovasi baru seperti sistem energi hibrida (yang menggabungkan energi terbarukan dan energi konvensional), jalur transformasi memungkinkan transisi yang lebih mulus dan bertahap.
Solusi:
- Penyelarasan regulasi: Kebijakan yang mendukung perubahan bertahap memungkinkan adopsi teknologi baru tanpa menyebabkan disrupsi besar.
- Investasi dalam inovasi bertahap: Perusahaan dapat terus berinovasi untuk meningkatkan sistem yang ada, sambil mengintegrasikan teknologi baru secara perlahan.
2. Jalur Reconfigurasi: Perubahan melalui Inovasi Bertahap
Jalur reconfigurasi terjadi ketika inovasi baru ditambahkan ke dalam sistem yang sudah ada dan memicu perubahan besar secara bertahap. Alih-alih menggantikan sistem yang ada secara langsung, teknologi baru diperkenalkan sebagai solusi tambahan yang pada akhirnya mengubah arsitektur sistem.
Sebagai contoh, dalam industri manufaktur, pengenalan mesin otomatis tidak langsung menggantikan seluruh proses produksi manual. Pada awalnya, mesin otomatis hanya digunakan untuk bagian-bagian tertentu dalam produksi. Namun, seiring waktu, penggunaan teknologi ini meluas dan akhirnya mengubah keseluruhan proses produksi menjadi lebih efisien. Reconfigurasi memungkinkan perubahan besar tanpa menimbulkan gangguan yang signifikan terhadap stabilitas sistem yang ada.
Solusi:
- Adopsi teknologi bertahap: Mengintegrasikan teknologi baru sebagai solusi tambahan dapat mengurangi risiko kegagalan dan membantu sistem beradaptasi secara alami.
- Pelatihan dan penyesuaian tenaga kerja: Perusahaan dapat melatih tenaga kerja mereka untuk menggunakan teknologi baru tanpa sepenuhnya meninggalkan metode lama.
3. Jalur Substitusi Teknologi: Pergantian Sistem secara Menyeluruh