Mohon tunggu...
Novi Haryati
Novi Haryati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi

Saya suka membaca dan mempelajari hal baru, travelling ke tempat baru, motto saya adalah be brave and be confidence!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Integrating Sustainability into Our Company: Bagaimana Cara Memulainya?

26 September 2024   00:32 Diperbarui: 26 September 2024   00:42 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam beberapa tahun terakhir, keberlanjutan telah menjadi fokus utama bagi banyak perusahaan, terutama di industri agrifood. Tuntutan dari konsumen, regulasi, serta kesadaran akan dampak lingkungan membuat perusahaan semakin sadar akan pentingnya menerapkan praktik berkelanjutan. Namun, integrasi keberlanjutan ke dalam operasional perusahaan sering kali menjadi tantangan tersendiri. Dalam blog ini, kita akan membahas langkah-langkah konkret untuk memulai perjalanan keberlanjutan dalam perusahaan, dengan studi kasus pada industri agrifood.

 1. Memahami Apa Itu Keberlanjutan

Langkah pertama dalam memulai perjalanan keberlanjutan adalah memahami apa yang dimaksud dengan keberlanjutan dalam konteks perusahaan. Keberlanjutan tidak hanya tentang menjaga lingkungan, tetapi juga mencakup tiga pilar utama:

  • Keberlanjutan Lingkungan: Memastikan praktik bisnis yang ramah lingkungan, seperti mengurangi emisi karbon, penggunaan sumber daya secara efisien, dan manajemen limbah.
  • Keberlanjutan Sosial: Memastikan kesejahteraan karyawan, komunitas sekitar, dan rantai pasok yang adil dan transparan.
  • Keberlanjutan Ekonomi: Menjaga profitabilitas bisnis sambil tetap berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Industri agrifood secara khusus menghadapi tantangan besar terkait keberlanjutan karena ketergantungannya pada sumber daya alam seperti air, tanah, dan energi, yang semuanya harus dikelola dengan bijak agar tidak menyebabkan kerusakan lingkungan.

 2. Melakukan Penilaian Awal (Baseline Assessment)

Langkah kedua adalah melakukan penilaian awal terhadap kondisi perusahaan terkait keberlanjutan. Pada tahap ini, perusahaan perlu mengevaluasi seluruh proses produksi, distribusi, dan operasional untuk mengidentifikasi area yang belum berkelanjutan. Dalam konteks agrifood, beberapa aspek yang perlu diperhatikan meliputi:

  • Penggunaan air dan energi: Seberapa efisien perusahaan menggunakan sumber daya ini dalam produksi?
  • Pengelolaan limbah: Apakah limbah yang dihasilkan telah dikelola dengan baik, terutama limbah organik yang berpotensi mencemari lingkungan?
  • Rantai pasok: Apakah pemasok mengikuti standar keberlanjutan, dan apakah rantai pasok dapat dilacak dengan baik?

Sebagai contoh, salah satu perusahaan agrifood besar di Indonesia menemukan bahwa mereka menghabiskan air lebih dari yang diperlukan untuk irigasi dan memiliki limbah pertanian yang tidak dikelola secara optimal. Penemuan ini menjadi dasar bagi mereka untuk merancang langkah-langkah perbaikan yang lebih berkelanjutan.

 3. Membangun Visi dan Komitmen Keberlanjutan

Setelah mengetahui di mana posisi perusahaan saat ini, langkah berikutnya adalah membangun visi keberlanjutan yang jelas. Visi ini akan menjadi panduan bagi semua keputusan bisnis yang diambil. Beberapa perusahaan memilih untuk mengadopsi target ambisius seperti mencapai net zero emissions atau menggunakan 100% energi terbarukan dalam jangka waktu tertentu.

Komitmen ini harus didukung oleh seluruh level manajemen, mulai dari CEO hingga karyawan operasional. Perusahaan agrifood dapat memulai dengan berkomitmen untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia atau beralih ke praktik pertanian regeneratif yang lebih ramah lingkungan.

 4. Melibatkan Pemangku Kepentingan (Stakeholder Engagement)

Keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab perusahaan, tetapi juga melibatkan banyak pihak, termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, dan komunitas lokal. Langkah penting dalam memulai perjalanan keberlanjutan adalah mengidentifikasi pemangku kepentingan yang relevan dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan.

Dalam studi kasus pada perusahaan agrifood, mereka berhasil meningkatkan keberlanjutan dengan melibatkan petani lokal dalam pelatihan tentang praktik pertanian berkelanjutan. Hal ini tidak hanya membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya, tetapi juga meningkatkan taraf hidup petani melalui hasil panen yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan.

 5. Menerapkan Teknologi Ramah Lingkungan

Teknologi memainkan peran penting dalam mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam operasional perusahaan. Di industri agrifood, penggunaan teknologi canggih seperti precision farming, drone untuk pemantauan lahan, dan blockchain untuk pelacakan rantai pasok telah terbukti efektif dalam mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan efisiensi.

Sebagai contoh, salah satu perusahaan agrifood di Indonesia menerapkan drip irrigation untuk menghemat penggunaan air dalam proses irigasi. Teknologi ini memungkinkan mereka untuk mengontrol jumlah air yang diberikan ke tanaman secara lebih presisi, sehingga mengurangi pemborosan air dan meningkatkan hasil pertanian.

 6. Mengukur dan Melaporkan Perkembangan

Perjalanan keberlanjutan adalah proses yang berkelanjutan, dan penting bagi perusahaan untuk secara rutin mengukur dan melaporkan kemajuan yang dicapai. Menerapkan Key Performance Indicators (KPI) terkait keberlanjutan seperti pengurangan emisi karbon, efisiensi penggunaan air, dan pengurangan limbah dapat membantu perusahaan untuk tetap berada di jalur yang benar.

Laporan keberlanjutan tidak hanya membantu perusahaan dalam memantau kemajuan, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan transparansi kepada pemangku kepentingan. Banyak perusahaan besar sekarang menerbitkan laporan keberlanjutan tahunan untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan.

 7. Fokus pada Inovasi dan Adaptasi Berkelanjutan

Keberlanjutan adalah perjalanan panjang yang membutuhkan inovasi dan adaptasi terus-menerus. Perusahaan agrifood yang sukses adalah yang mampu berinovasi dalam menghadapi tantangan keberlanjutan. Misalnya, perusahaan dapat bereksperimen dengan metode pertanian vertikal atau aquaponik untuk mengatasi masalah lahan terbatas dan mengurangi penggunaan air dalam pertanian.

Kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan regulasi, pasar, dan kondisi lingkungan juga sangat penting. Dalam konteks perubahan iklim yang semakin nyata, perusahaan agrifood perlu mengembangkan strategi yang dapat melindungi rantai pasok mereka dari dampak cuaca ekstrem.

 Kesimpulan

Mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam perusahaan adalah proses yang memerlukan komitmen, inovasi, dan kolaborasi. Dengan mengikuti langkah-langkah seperti melakukan penilaian awal, melibatkan pemangku kepentingan, dan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan, perusahaan agrifood dapat mulai bergerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Perjalanan keberlanjutan mungkin penuh tantangan, tetapi dengan visi yang jelas dan komitmen yang kuat, dampaknya tidak hanya akan dirasakan oleh lingkungan, tetapi juga oleh seluruh ekosistem bisnis perusahaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun