Ilmu Pengetahuan secara terminologi didefinisikan sebagai segala macam pengetahuan yang berguna bagi manusia dalam kehidupannya baik masa kini maupun masa depan. Teknologi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Kemudian seni didefinisikan sebagai bagian dari budaya manusia sebagai ungkapan akal dan budi dengan segala prosesnya yang mengekspresikan sebuah keindahan.
Kita semua wajib untuk mengamalkan dan menuntut IPTEKS dalam kehidupan kita sehari-hari sebagaimana disebutkan dalam :
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ
“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat... (Q.S Al-Mujadilah: 11)
قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَۗ
Katakanlah : “apakah sama orang-orang yang berilmu pengetahuan dengan orang-orang yang tidak berilmu pengetahuan” (QS. Az Zumar: 9)
Keutamaan orang-orang yang berilmu pengetahuan di atas orang-orang yang beribadah itu seperti keutamaan bulan purnama di atas seluruh bintang-bintang lainnya (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i).
Hai anakku, pergaulilah para alim ulama dan rapatilah mereka itu dengan kedua lututmu, sesungguhnya Alloh itu menghidupkan hati dengan cahaya nikmat sebagaimana dia menghidupkan bumi dengan hujan lebat dari langit (Wasiat Lukman Kepada Putranya).
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. al-A’laq : 1-5).
Dari Anas bin Malik ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Menuntut ilmu adalah kewajban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi. (HR. Ibnu Majah).
Secara khusus Nabi SAW juga menjamin bahwa orang yang berilmu dan ilmunya tersebut bermanfaat bagi orang lain, maka pahalanya akan terus mengalir walau orang yang bersamgkutan telah meninggal dunia.
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa’at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya. (HR. Muslim).
Sebagai seorang muslim kita wajib mengetahui tentang bagaimana standar penggunaan IPTEKS dengan menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma (cara pandang) dalam landasan pemikiran, bukan berarti menjadikan Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedangkan yang bertentangan wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan.
Menjadikan syariah Islam sebagai standar bagi pemanfaatan IPTEKS dalam kehidupan sehari-hari. Standar syariah ini mengatur bahwa boleh tidaknya pemanfaatan IPTEKS, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariat Islam).
Umat Islam boleh memanfaatkan IPTEKS dan mengembangkan seni jika sudah dihalalkan oleh syariat Islam.
Demikian juga sebaliknya, bila sudah diharamkan oleh syariat Islam, maka umat Islam tidak boleh memanfaatkannya, walaupun menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kemudian kita dapat melihat tentang bagaimana dampak positif IPTEKS terhadap akhlak, agama, dan sosial keagamaan. Yaitu ; Lebih cepat mendapat informasi yang akurat, aktual dari berbagai belahan dunia. Komunikasi yang cepat, praktis, efektif dan efisien. Terjadinya industrialisasi dan produktifitas yang semakin meningkat, cepat dan tepat serta penyerapan tenaga kerja yang handal. Memudahkan orang dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang beralih dari bentuk manual ke bentuk yang canggih. Lahirnya generasi yang terampil, cerdas dan mempunyai jiwa kepemimpinan.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa IPTEKS juga memiliki dampak negatif terhadap akhlak, agama, dan sosial keagamaan. Yaitu ; Penyalahgunaan jasa komunikasi dan informasi untuk kejahatan. Bergaya hidup konsumtif dan banyak pengangguran. Terjadinya kemerosotan moral. Penyalahgunaan ilmu pengetahuan untuk kejahatan. Terjadinya mafia dan penyalahgunaan hukum. Timbulnya aliran dan sekte yang merusak ajaran Agama.
Oleh karena itu kita sebagai umat muslim harus bisa menggunakan manfaat perkembangan IPTEKS dengan baik serta bijak dalam pemakaian IPTEKS dikehidupan kita sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H