Mohon tunggu...
Novi Fatonah
Novi Fatonah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Penulis, Akademis, Aktivis; Kembang Kempis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gus Dur dan Cak Nur

4 Mei 2019   20:54 Diperbarui: 4 Mei 2019   20:57 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gus Dur yang dimaksud adalah Abdurrahman Wahid,

Cak Nur yang dimaksud adalah Nurcholish Majid.

Cerita ini diambil pada sesi kajian Islam Nusantara Center bersama Pak Budhy Munawar Rahman (Murid Cak Nur)

Alkisah, pak Budhy sedang menemui Gus Dur dikediaman Gus Dur. Saat ditemui, Gus Dur sedang kipas-kipas sambil tiduran dengan setengah tidur. Saat itu Gus Dur seperti mengigau atau bermimpi dan berkata "Bud, enak kali ya kalo aku jadi presiden" dan anehnya kata pak Budhy, beberapa tahun setelah itu Gus Dur beneran jadi presiden. Sontak seluruh peserta kajian tertawa dan terkagum dengan Gus Dur.

Lanjut pak Budhy, Gus Dur berpesan kepada Cak Nur "Bud, tolong bilang kepada Cak Nur Pluralisme dan Humanisme itu jangan terlalu dibuat tekstual dengan menampilkan dalil-dalil atau ayat-ayat, mbok ya langsung terjun/aksi seperti yang saya lakukan itu." Kata Gus Dur kepada pak Budhy untuk disampaikan kepada Cak Nur.

Pada satu kesempatan, pak Budhy menyampaikan pesan Gus Dur kepada Cak Nur seperti yang tertera diatas. Lalu beberapa saat Cak Nur terdiam, kira-kira 5-7 menit Cak Nur terdiam. Kemudian Cak Nur mulai berbicara "Bud, kamu harus tahu siapa saya siapa Gus Dur. Gus Dur itu keturunan orang yang tidak biasa, beliau keturunan orang luar biasa, beliau darah biru. Sementara saya, hanya anak kiyai kampung. Gus Dur itu dalam setiap perkataan dan perbuatannya tentu orang-orang akan menggap itu perbuatan yang agamais. Sementara saya, setiap perkataan dan perbuatan yang agamais akan dicap sekuler." Ucap Pak Budhy menirukan ucapan Cak Nur.

alFatihah, untuk Gus Dur dan Cak Nur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun