Seorang yang beriman harus mempunyai pandangan yang optimis, jika ia telah optimis maka keputus-asaan tak akan masuk dalam kamus orang beriman. Jika mengambil istilahnya orang-orang organisasi kampus ketika hendak membuat sebuah acara tapi tidak ada dana, mereka akan berkata yakni "selow-santai".
Mereka mengetahui tidak ada dana untuk melaksanakan acara namun tetap optimis acara akan diselenggarakan dan acara akan berlangsung sukses, tentu mereka lebih optimis, karena bagi mereka "life is full of surprise" hidup kerap berisi kejutan-kejutan di tikungan. Bukan hanya mereka yang orang organisasi kampus memilih santai dengan ke-optimisan mereka, namun saya yakin kita semua sering mengalami hal semacam ini dalam hidup.
 Maka, timbul pertanyaan apakah orang beriman mampu memajukan Indonesia? Maka, saya mengambil jawaban dari pernyataan Bung Hatta, ia pahlawan bangsa yang dinilai paling baik mengenai kenegaraannya.
Menurut Bung Hatta semua kegiatan kenegaraan harus berlangsung dibawah sinar Ketuhanan Yang Maha Esa. Sebab beriman kepada Tuhan yang Maha Esa akan mampu menyinari sila-sila lainnya, yakni ke dua, tiga, empat dan lima dalam pancasila. Untuk itu, (wahai jiwa-jiwa Indonesia) janganlah membuat kita meragukan Tuhan dan janji Tuhan.
Jika kita telah "on the track" bahkan jika kita sudah melakukan tips yang diedarkan para motivator maka janganlah berputus asa terlebih dahulu. Maka dengan begitu jiwa-jiwa optimis Indonesia Maju tidak akan sulit untuk "bangunlah jiwanya, bangunlah badannya..".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H