Mohon tunggu...
Novi N Anggraeni
Novi N Anggraeni Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Nothing special about me. Hanya ingin menjadi "BISA" saja...!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ida Ada "Sesuatu" Untukmu

12 Desember 2011   12:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:26 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

From : google

Seharusnya malam ini aku yang bercinta denganmu, kalau tidak karena perempuan sialan itu yang telah merebutmu dari pelukanku. Maduku yang baru saja kau nikahi mengirimimu sebuah short message." Bang ada sesuatu yang spesial untukmu.Ida tunggu ya, jangan sampai gak datang. " Sms sialan pikirku, tanganmu terlepas dari genggamanku yang mencoba mencegahmu agar kau tak beranjak pergi ke rumah istri mudamu. Siapa yang gak mau di beri sesuatu yang  enak-enak. Malampun ku lanjutkan tidur sendiri sambil mengapit guling. " Kaupun pulang dengan wajah sumringah. Sambil lalu dia bilang," Ida memang lebih hebat dari dirimu, servisnya memuaskan. Tak seperti dirimu yang hanya bergaya itu-itu saja, lebih sering bergaya batu. " Kejam! Namun hanya dalam hati saja diriku berani berucap. Kemana kemesraanmu selama ini, kemana rasa sayang kau miliki selama ini untukku. Kedatangan Ida dalam hidupku, menciptakan bara dalam keluargaku terutama bagiku. Masih saja sama yang kau lakukan padaku sejak kedatangannya. Malah semakin berlebihan. Rumah kita hanya kau injak di pagi hari saja, memastikan aku masih ada di rumah menunggumu. Tetap dengan senyummu yang ku nilai semakin memuakkan. Adi, tunggu saja kejutan apa yang akan kuberikan padamu. Juga pada Ida istri barumu itu. Ida semakin merasa di atas angin, karena mas Adi memanjakannya. Apapun permintaannya selalu dipenuhi oleh mas Adi. Keberadaanku semakin terabaikan. Tiba-tiba ada sesuatu yang muncul dalam benakku. Sesuatu yang mengejutkan. Sesuatu yang tak pernah diinginkan. Seringai menghiasi wajahku. Menghiasi wajahku yang tak lagi segar, airmata terlalu sering melewati pipiku. Ida, tunggu saja ada kado untukmu. Malam ini kupersiapkan diri secantik mungkin. Ku pakai lingerie hitam yang ku beli tadi siang. Ku lantas mematut diri. "Aku masih seksi kok, meski tak sepadat Ida. Smsku yang ku kirim tadi siang pastinya mengejutkanmu. Tapi kau telah mengiyakan keinginanku untuk datang malam ini. Sebelum engkau datang, ku berbenah. Tempat tidur kita berdua telah aku ganti spreinya dengan warna yang soft. Ku semprotkan wewangian di setiap sudut kamar. Tak lupa mawar merah impor menghiasi meja di pojok tempat tidur. Siap sudah." Oh...masih ada satu kejutan untukmu mas Adi. Ku taruh kejutan itu di bawah bantal lalu ku tata rapi kembali. Kini tinggal menunggumu mas. Jam 9  janjimu padaku. Dari tirai ku lihat sorot lampu mobil menembus kaca jendela ruang tamu. Ku bangkit membukakan pintu untukmu. " Selamat datang kembali ke rumah kita sayang," sambil ku menggelayut manja di lenganmu. Engkau hanya merasa heran dan surprise. Melihat lekuk tubuhku dari balik lingerie baru yang kupakai. "Kau cantik sekali malam ini Marni," suamiku mulai merayu. " Semuanya memang ku siapkan untukmu mas, semuanya. " Malam ini juga tubuh ini. Ciumanmu bertubi-tubi menghajar, menjelajahi seluruh tubuhku yang telah lama engkau abaikan. Wangi tubuh ini menggugah hasrat kelelakianmu. Birahimu kemudian memuncak sedemikian cepatnya. Ku coba mengimbangi keganasanmu malam ini. Ku sambut ciumanmu. Satu persatu bajumu mulai terlepas, hingga cd hitam yang pernah kukenal selama ini. Polos tubuhmupun kini polos di sampingku. '' Sesuatu " diantara selangkanganmu mulai menunjukkan keangkuhannya. Ini waktuku untuk beraksi," batinku berkata diiringi senyumku yang tampak aneh. Kupeluk tubuh mas Adi erat, ku ciumi di sebidang dadanya. Tanganku menyelusup di bawah bantal. Mencari sesuatu yang jadi kejutanmu. Dapat! Tanpa melepaskan pelukan, ku bisikkan di telinga mas Adi. " Mas ada kejutan untukmu," ku tarik badanku mundur dari dadanya sambil memegang pisau dingin yang ku ambil dari bawah bantal. " Sesuatu " yang angkuh itu, yang selama ini ia banggakan kini dalam genggamanku. Keras dan menegang, lalu crassh sekali tebas ku arahkan pisauku ke kemaluanmu itu. Aaaa....jeritmu! Tanpa sempat kau menghindar karena semuanya terjadi begitu mengagetkanmu. Kutinggalkan dirimu yang menjerit kesakitan. Ku melenggang ke kamar mandi mencuci potongan "sesuatu"mu itu. Lalu ku masukkan ke dalam kotak kecil yang sengaja telah ku sediakan. Jeritmu melemah, aku tak peduli apa kau mati apa masih hidup. Satu kini tujuanku. Setelah ku berbenah diri dengan berganti baju, aku akan menuju rumahnya. Tak peduli akan malam yang dingin. Kulaju kencang mobil suamiku menuju rumah istri mudanya. Ida, iya rumah Ida yang ku tuju sesuai janjiku dalam hati. Kalau aku akan memberi kejutan untuknya. Sampai juga aku ke tempat ini, tempat yang selalu mas Adi pilih untuk tinggal setelah menikah kembali. Mungkin, mas Adi telah sampai juga di RS. Tadi ku sempatkan diri untuk menelpon ambulan agar membawa tubuhnya yang telah kehilangan sesuatunya. Aku masih punya kasih untuknya meski telah tercampakkan. "Ku buka pintu mobil, kulangkahkan kaki dengan tenang menuju pintu rumahnya. Aku tak mengetuk, ku hanya membungkuk menaruh kotak kecil yang telah ku bawa tadi. Kutinggalkan. Aku segera berlalu dari pintu rumah yang akhirnya ku benci, karena di dalamnya ada istri muda suamiku yang telah merebut kebahagiaanku. Jarak 10 meter ku berhenti, lalu ku membungkuk lagi mengambil sebuah batu. Ku lemparkan ke arah kacamu, meski tak sampai pecah namun suaranya cukup mengagetkanmu. Ku bergegas menuju mobil, lalu ku gas kembali mobil suamiku dengan kencang. Ku pergi tanpa tahu hendak kemana. Aku senyum, aku puas, aku tertawa terbahak-bahak hingga mengguncangkan tubuhku. Tanpa sadar kakiku menginjak gas terlalu dalam, mobilkupun oleng karena ku tak bisa menjaga keseimbangan. Truk tronton menyambutku dengan senang. Blaaar! Ida...oh Ida engkau terlihat menangis histeris di tengah malam, di depan pintu rumahmu sambil memegang kotak yang telah kau buka tutupnya. Kau temukan potongan sesuatu milik suamimu. Itu kan yang selalu ingin kau rebut dari aku, kini boleh jadi milikmu sepenuhnya. Kau membaca noteku pada selembar kertas. " Aku puas, aku tertawa lepas dengan airmata darah di sudut mata dengan tubuhku yang tergencet dashboard mobil suamiku dan ban truk tronton. Entah siapa yang kalah siapa yang menang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun