Mohon tunggu...
Novie Ocktaviane Mufti
Novie Ocktaviane Mufti Mohon Tunggu... -

Writer. Faculty of Psychology's student. Thinker.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Psycholostory: Sebenarnya, Depresi Itu Apa?

19 Desember 2014   20:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:56 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hallo, Psycholostory bertambah satu! Wohooo, semoga terus nambah, ya! Ok, kali ini akan dibahas satu hal terkait kondisi psikologis yang sering dibicarakan banyak orang dengan frame yang kurang tepat. Kira-kira apa yaa? Stress? Hmm, bukan dong! Kalau soal stress sih udah dibahas di edisi sebelumnya. Sekarang kita akan bahas soal depresi.

Rasanya miris banget kalau dengar orang-orang bilang, “Aduh kasian banget sih si X, galau tingkat akhir sampai depresi gitu”, atau banyak juga yang dengan mudahnya bilang, “Aaaaaa aku depresi lah ini lama-lama kalau kayak gini terus”, atau ada juga yang ceplas-ceplos bilang, “Need help! Gw depresi!” Nah, supaya gak salah kaprah lagi soal depresi, yuk kita kenalan lebih dalam sama depresi!

Sebenarnya, depresi itu apa sih?

Literally, depresi adalah kondisi abnormal yang persisten atau menetap dari penurunan mood dan atau kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari yang biasanya dilakukan. Gak cuma itu, kondisi depresi juga disertai dengan simptom atau gejala lainnya kayak afek atau perasaan negatif, pemikiran negatif, motivasi negatif, perubahan perilaku, dan perubahan-perubahan pada aspek lain di dalam diri. Tuh, kondisi depresi adalah kondisi-kondisi seperti itu. Jadi, jangan galau sedikit langsung ngaku depresi, ya! Hehe.

Terus, sebenarnya depresi juga punya kriteria diagnosanya sendiri. Menurut DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) V, kriteria diagnosa untuk depresi adalah mengalami lima atau lebih hal-hal di bawah ini sekurang-kurangnya DUA MINGGU BERTURUT-TURUT, yaitu sebagai berikut:

1.Murung sepanjang hari. Bisa diakui sendiri oleh orang yang bersangkutan (lewat laporan subjektif) atau berdasarkan pengamatan dari orang lain. Coba lihat di sekitar kamu, ada gak orang yang udah dua minggu berturut-turut murung terus?

2.Berkurangnya ketertarikan secara mencolok untuk kegiatan sehari-hari. Misalnya, dia suka banget ngobrol sama orang atau masak, tapi sekarang jadi gak tertarik sama sekali sama apa yang dia suka. Bahkan, malah jadi banyak diem tapi gak jelas juga.

3.Penurunan atau penambahan selera makan dan berat badan secara signifikan. Yup, bisa jadi makan terus secara berlebihan, atau malah ga makan sama sekali.

4.Insomnia alias susah tidur, atau bahkan hypersomnia alias tidur terus. See, masalah tidur ini juga seringkali berkaitan sama masalah psikologis, bukan cuma masalah kebiasaan.

5.Agitasi motorik alias jadi kayak slow motion untuk berbagai kegiatan. Maksudnya gimana? Iya, apa-apa jadi lamban dan gak bersemangat gitu deh!

6.Merasakan kehilangan energi atau kelelahan yang berlebihan. Berkegiatan sedikit rasanya capek banget, atau bahkan gak ngelakuin apa-apa tapi ngerasa kecapean kayak abis marathon. Oow!

7.Merasa tidak berharga atau merasa bersalah dengan sebab-sebab yang kurang jelas. Nah ini dia, tanpa alasan yang jelas bisa jadi ngerasa rendah diri, ngerasa bersalah banget, ngerasa gak berguna, dll.

8.Menurunnya kemampuan berpikir, berkonsenterasi, atau mengambil keputusan. Pemikiran negatif atau bahkan pemikiran-pemikiran yang gak jelas bikin daya kognitifnya jadi menurun. Jadi loading lama deh!

9.Terus-menerus memikirkan kematian atau ide bunuh diri. Yup, orang yang depresi juga ditandai dengan terus-terusan ingin mengakhiri hidup. Serem, ya?

Kenapa sih orang kok bisa sampai depresi?

Masalah-masalah yang bisa bikin orang depresi pastinya beda-beda untuk setiap orang. Bisa aja masalah yang dianggap biasa oleh satu orang ternyata dipersepsikan sangat tidak biasa untuk orang yang lainnya. Kembali lagi, kita punya perbedaan individual yang gimana pun juga ga bisa disama-samain. Hehe. Singkatnya, ketidakmampuan individu dalam menangani masalah itulah yang bisa jadi predisposisi atau kecenderungan depresi.

Aaron Beck (1966) bilang kalau penyebab depresi itu adalah proses kognitif yang salah atau maladaptif. Dengan kata lain, depresi muncul dari adanya konsekuensi pola pikir yang salah. Beck juga bilang kalau karakteristik orang yang depresi itu diantaranya adalah:

1.Cognitive Triad, isinya adalah:

Evaluasi negatif mengenai dirinya sendiri. Ya, sama kayak yang udah kita bahas di atas, orang yang depresi itu punya penilaian yang negatif terhadap dirinya, merasa tidak berguna, merasa bersalah, dan merasa rendah diri.

Evaluasi negatif mengenai lingkungannya. Parahnya, individu yang depresi juga bisa jadi sering blaming terhadap kondisi-kondisi atau orang-orang di sekitarnya.

Evaluasi negatif mengenai masa depannya. Belum apa-apa udah negative thinking duluan, jadi serba ketakutan, dan pesimistis deh!

2.Seringkali menggunakan kalimat-kalimat negatif dalam membuat argumen, kesimpulan, evaluasi, atau strategi pemecahan masalah.

3.Memproses informasi dengan cara yang salah. Apa-apa dipersepsikan negatif, aduh repot deh pokoknya!

Gimana caranya supaya gak sampai depresi?

Gunakan strategi pemecahan masalah yang tepat. Ketika kita dihadapkan pada masalah yang dirasa berat, jangan sungkan untuk meminta bantuan pada orang yang sangat kamu percaya. Meski mungkin masalahmu gak langsung selesai, minimal kamu kan bisa didengarkan oleh orang lain dan jadi ngerasa lega. Berpikir positif juga jadi hal penting yang harus kamu lakukan. Ingat, Aaron Beck kan bilang kalau depresi itu muncul dari pola kognisi yang negatif dan tidak sesuai. Selain itu, mendekatkan diri kepada Allah juga bisa bikin kamu lebih tenang dan enjoy menghadapi masalah-masalah kamu. Satu hal yang harus kamu tau, gak ada masalah yang melampaui kemampuanmu dalam menyelesaikannya. Yuk bilang sama diri kita sendiri, “Sorry, I’m too blessed to be depressed!”

Nah, itu dia serba-serbi depresi. Sekarang udah tau kan, so, setelah ini yuk gunakan kata depresi dengan literasi yang tepat. Semoga bermanfaat! Salam Psycholostory :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun