Mohon tunggu...
novie anggriani
novie anggriani Mohon Tunggu... Guru - sedang belajar menjadi guru

seneng ngopi sambil bertutur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Daring, Oh...

5 Maret 2024   13:40 Diperbarui: 5 Maret 2024   18:24 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
koleksi pribadi - yuk belajar

Pas larangan masuk sekolah diumumkan presden, Yanto masuk SMP. Pak kepala sekolah bilang saat rapat wali murid (yang duduknya harus berjauhan seperti mau senam kesegaran jasmani) katanya anak-anak harus punya hape jenis smartphone atau laptop
 
Parjo bapaknya Yanto memutar otak gimana caranya bisa beli hape bagus untuk sekolah online. Setelah nego dengan pak mandor, Parjo dapat pinjaman uang yang bayarnya dipotong upah selama duapuluh empat minggu. Beres, pikir Parjo.

Ternyata urusan hape belum selesai, supaya bisa dipakai sekolah hape baru itu harus diisi pulsa sama kuota internet. Berhubung upahnya sudah dipotong cicilan hape, maka jatah mingguan Narsih -emaknya Yanto- ya otomatis berkurang dan harus dikurangi lagi buat jatah kuotanya hape Yanto.

Narsih ngomel-ngomel tapi ya mau gimana lagi.

Demi masa depan anak biar pinter

Setelah punya hape bagus Yanto jadi betah lama-lama dikamar. Setiap ditanya sama Narsih katanya dia lagi belajar dan ngerjain tugas dari sekolahnya.

Nggak jarang sore-sore gitu Yanto dijemput temannya, katanya mau mengerjakan tugas kelompokan. Pulang larut malam kadang menjelang pagi

Parjo sama Narsih ya percaya saja, wong perginya bawa tas sekolah sama buku. Pasti belajar. Bangga mereka punya anak yang rajin kayak Yanto. Narsih sudah nggak ngomel lagi jatahnya dipotong kuota sama cicilan hape, pinter gitu anaknya.

Wis rapopo

Sampe suatu hari di siang yang terik ibu guru berseragam coklat datang ke rumah mereka, mengabarkan kalau Yanto nggak pernah sekolah dan nggak pernah ngerjakan tugas

Badala,

Dipanggillah si Yanto yang lagi "belajar" dikamar lalu diinterogasi sama Narsih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun