“Iya.. lakukanlah !”
“Apa perlu aku ke market untuk beli kondom ?”
“Tak perlu ! sudahlah ! lakukan saja!”.
Laki-laki itu memadangku nanar. Aku menghela nafas panjang dan memejamkan mataku
“Kau tidak mencintaiku, Nov?”. ia memindahkan tubuhnya yang sudah berada di atas tubuhku ke sampingku. Kami masih telanjang di bawah selimut dengan tanpa bersentuhan. Sama-sama menerawang memandang langit-langit atap rumahku. Dan kami pun menjadi diam.
“Kenapa kau berhenti ?”
“Karna sebenarnya kau tak ingin melakukannya”
“Mengapa kau berfikir begitu?”
“Karena aku mencintaimu”
Aku menghela nafas berat dan berusaha untuk tidak memejamkan mata agar air mata yang tergenang tak jatuh hingga membuatnya ia tahu, bahwa aku sebenarnya mencintainya.
“Jika zina ini haram dan berdosa, mari kita berdosa bersama dan katakan pada Tuhan, bahwa kita saling mencintai namun tak mampu untuk bersama di dunia. Tapi jika Tuhan masih menghadiahkan kita neraka, minimal kita masih bisa bersama disana karena Tuhan telah cemburu pada kita"