Mohon tunggu...
Novi De
Novi De Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Aktif

Novi De merupakan salah satu penulis yang menunaikan ibadah terpanjangnya dalam kata-kata. Memiliki hobi traveling, makan, dan mencintai dirinya sendiri lebih dari apapun. Aktif sebagai penulis sejak tahun 2018 dan mari berkenalan lebih lanjut melalui instagram @Novidee._

Selanjutnya

Tutup

Book

Menyibak Kuasa Takdir Melalui Novel Kitab Omong Kosong Karya Seno Gumira Ajidarma

11 Desember 2023   11:11 Diperbarui: 11 Desember 2023   11:21 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Upacara Persembahan Kuda yang Membawa Bencana 

            Dalam kisah historis yang beredar tentang pewayangan ramayana, upaya pelepasan kuda merupakan salah satu upacara yang sakral, di mana kuda dilepaskan untuk menandai wilayah yang akan menjadi kekuasaan raja dan orang-orang yang ada dalam wilayah tersebut harus tunduk dan mengabdikan hidupnya untuk tuannya. Akan tetapi, dalam Novel Kitab Omong Kosong penulis membuat alur dan konsep yang berbeda. Upacara Persembahan Kuda berubah jadi bencana, memorak-porandakan setiap negeri yang dilewatinya. Masuklah dua tokoh utama kita: Maneka dan Satya, salah dua dari sekian banyak korban upacara tersebt.

           Maneka adalah pelacur yang menerima rajah dari si kuda persembahan. Hal ini membuat reputasinya sebagai pelacur melejit pesat. Orang-orang berbondong datang dari sepenjuru negeri untuk tidur dengannya, tidak peduli laki-laki atau perempuan. Maneka yang awalnya semringah lama-lama menjadi tersiksa. Dia bertemu Satya, seorang budak berumur 16 tahun. Pertemuan ini membuat Satya berani untuk melarikan diri dari dunia perbudakan. Bersama-sama, mereka pergi mencari Walmiki untuk menanyakan mengapa mereka dimasukkan ke dalam cerita Ramayana. Di tengah perjalanan, tujuan mereka berubah menjadi mencari Kitab Omong Kosong, sebuah kitab peninggalan Hanoman yang berisi cara menghemat 300 tahun untuk membangun kembali peradaban yang dihancurkan Persembahan Kuda.

          Memang dalam Novel Kitab Omong Kosong karya Seno Gumira ditulis dengan perumpamaan dan gaya bahasa yang lumayan sulit untuk dicerna, akan tetapi novel tersebut cocok untuk masuk kategori sastra dengan gaya bahasa yang digunakan serta kekomplekan alur cerita yang disuguhkan.

Sisi Lain Tokoh dan Karakter Rama

          Kita mengenal Sinta, Rama, Rahwana, Kota Ayodya, dan Hanoman. Namun, di Kitab Omong Kosong, Seno Gumira menuliskan nama-nama tersebut dengan unik. Sinta menjadi St, Rama menjadi Rma, Rahwana menjadi Rwana, Ayodya menjadi Ayodhy, Hanoman menjadi Sang Hanmn, dan penulisan nama-nama lain yang turut berubah. Mereka tetaplah tokoh yang sama, tapi penulisan nama yang tidak "konvensional" ini telah menghidupkan ceritanya. Pemakaian aksen pada nama-nama tokoh cerita yang memang berlatar di zaman dahulu memperkuat latar cerita dan membangun suasana "Ayodya" tempat berlangsungnya kejadian.

         Begitu juga dengan karakter tokoh-tokoh yang ada, dalam buku-buku kitab ramayana, Sifat dan karakter Rama dijelaskan sangat sempurna dengan ketampanannya, keagungannya, serta kebijaksanaannya dalam bertutur kata dan kesehariannya. Akan tetapi, penulis mennghadirkan sosok lain dalam buku ini. Rama digambarkan sebagai raja yang ditakuti. Upacara Persembahan Kuda yang menelan jutaan korban dan meluluhlantakkan benua, menciptakan citra sebagai raja arogan. Walmiki, pencerita Ramayana, menembangkan kisah yang mengutuk Rama atas perbuatannya. Sinta kecewa luar biasa dan mengemukakan ratapannya terhadap perbuatan Rama yang tidak adil dan seenaknya. Singkatnya, sangat susah untuk bersimpati dengan Rama dalam cerita ini.

        Novel ini sangat cocok untuk dibaca oleh penikmat genre bacaan klasik yang mengedepankan pemikiran secara mendalam. Apabila pembaca mau menghayati secara mendalam, Novel tersebut memuat banyak hikmat dan pelajaran hidup. Selain itu, banyak di buku ini dikisahkan cerita-cerita tentang suratan takdir. Bahwa akhirnya manusia adalah makhluk yang sudah ditentukan akhir ceritanya sehingga pada akhirnya segala yang mereka lalukan di hidupnya merupakan "omong kosong". Seperti halnya kisah Sinta yang ditakdirkan harus menderita karena cinta, Mahakala yang tiba-tiba menjadi baik sekalipun berniat menjadi jahat, ataupun kisah Siwaratrikalpa yang mengisahkan pemburu penuh dosa yang akhirnya diangkat ke surga karena ketidaksengajaan. Novel Kitab Omong Kosong ini seperti menekankan bahwa hidup ini terdiri dari kumpulan takdir. Seseorang hanya perlu menjalankan "omong kosongnya" sementara berusaha mencari makna agar semua tidak terlihat sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun