Gunung Guntur adalah sebuah gunung berapi bertipe stratovolcano yang terdapat di Sirnajaya, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dan memiliki ketinggian 2.249 meter dpl.
Gunung Guntur pernah menjadi gunung berapi paling aktif di pulau Jawa pada dekade 1800 an. Tapi sejak itu aktivitasnya kembali menurun. Erupsinya pada umumnya disertai dengan lelehan lava, lapili dan objek material lainnya. Erupsi Gunung Guntur yang tercatat adalah pada tahun 1847, 1843, 1841, 1840, 1836, 1834-35, 1833, 1832, 1832, 1829, 1828, 1827, 1825, 1818, 1816, 1815, 1809, 1807, 1803, 1800, 1780, 1777, 1690.
Gunung Guntur berdekatan dengan gunung-gunung lainya yang mengelilingi kota Garut. Di sebelah selatan Gunung Guntur, ada Gunung Putri yang berhadapan dengan Gunung Cikuray dan Gunung Papandayan, kemudian di sebelah barat ada Gunung Masigit, Gunung Parupuyan, dan gunung lainnya
Gunung Guntur sendiri mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Di kawasan puncak Gunung Guntur terdapat kaldera yang sangat besar dan dalam yang berasal dari bekas letusan. Karakteristik Gunung Guntur umunya berpasir sehingga tidak banyak ditumbuhi tanaman dan tampak gersang. Sebagian kawasan banyak ditumbuhi dengan ilalang dan terlihat seperti padang savana. Di puncak hanya ada beberapa tanaman cantigi yang tumbuh. Selain cantigi, pohon pinus lebih banyak tumbuh di gunung ini.
Ya, kira-kira begitulah sedikit pengantar mengenai Gunung Guntur. Salah satu gunung yang terkenal di Pulau Jawa bagian Barat, di Kota Garut.
Pendakian ke Gunung Guntur menjadi pendakian pertama saya di tahun 2018, setelah cukup lama rehat dari kegiatan alam. Sungguh rindu.
Dan yang namanya Pendakian, pasti selalu saja ada alasan atau halangan.Â
Entah dari diri kita sendiri atau dari teman seperjalanan.Â
Tapi, kalau kita tidak mengusahakan atau memperjuangkan kita tidak akan pergi kemana-mana.
Pendakian ini dimulai dari pikiran saya yang ingin mendaki sebelum mulai kembali masuk kerja di hari Senin berikutnya.Â
Pukul 10:00 saya menghubungi salah satu teman lama saya, untuk mengajaknya melakukan pendakian.
Tanpa perlu berlama-lama teman saya pun meng-iyakan pendakian ke Gunung Guntur bersama saya. Walaupun sempat ragu untuk memutuskan ke Gunung Guntur atau ke salah satu Gunung di wilayah Bandung. Di tambah, teman yang lain pun tidak bisa ikut karena rencana ini terdengar sangat "mendadak" bagi mereka.Â
Alhasil...kami memutuskan untuk pergi berdua saja. Iya, cuman berdua. Dua-duanya perempuan (pulak) wkwk
Pukul 10:00 saya bertemu dengan teman saya untuk berbelanja logistik dan menyiapkan yang lain. Dan kami memutuskan untuk berangkat setelahm maghrib dari Kota Bekasi.
Pukul 19:00
Perjalanan menuju halte BKN (Pool Primajasa), kami memutuskan naik bus Primajasa jurusan cililitan-garut karena setiap saya pergi ke daerah Garut untuk mendaki selalu naik bus Primajasa. Pendakian sebelumnya, Papandayan dan Cikuray pun menggunakan bus Primajasa dari cililitan. Cukup murah dan nyaman, dibanding saya harus ke Terminal Kampung Rambutan.Â
Pukul 21:30
Kami berangkat dari Pool Primajasa Cililitan menuju Garut...
sempat ragu (lagi dan lagi) apakah akan turun di Terminal Guntur Garut atau di Pom Bensin Tanjung sebelum Terminal. Karena menurut info yang saya baca lebih baik turun di Pom Bensin Tanjung dan dari situ akan naik kolbak (jika rombongan) atau ojek. Saya ragu karena tidak ada contact atau kenalan disana, dan kami hanya berdua. Saya berpikir, ah lihat nanti saja kalau ada pendaki lain yang turun di Pom Bensin, kami juga akan turun. Saya bahkan sempat menanyakan ke salah satu group line Para Pendaki Jawa Barat apakah lebihbaik turun di Terminal Guntur atau Pom Bensin Tanjung. Tapi saya tidak sempat membaca beberapa tanggapan tanggapan dan saran dari teman digroup itu.
Perjalanan memakan waktu yang cukup lama, karena bahkan di tol pun sangat macet. Tidak terasa, kami pun memberanikan diri untuk turun di Pom Bensin Tanjung.
5 Januari 2018
Kami tiba di Pom Bensin Tanjung.
Cukup lama, biasanya saya sudah tiba sekitar pukul 11 atau 12 malam. Tapi berhubung jalanan sangat macet, yasudahlah.
Kondisi jalanan sangat sepi, hanya ada alfamart yang buka 24 jam. Kami mampir sebentar.
Tidak lama, ada yang menawarkan kami ojek untuk sampai ke Basecamp Bu Tati.
Kami naik ojek itu dan diantar sampai Basecamp. (lagi-lagi kami tidak melihat ada pendaki lain) Apalagi ini bukan weekend, jadi sepi sekali.
Pukul 03:00
Kami memutuskan untuk tidur dulu di Basecamp Bu Tati. Disana banyak sekali pendopo untuk tidur. Jadi kami bisa beristirahat menunggu pagi. Salah satu penjaga Basecamp mengatakan bahwa mereka juga melihat pendaki lain yang juga hanya berdua (laki-laki). Seperti secercah harapan bagi kami, supaya bisa bertemu 2 pendaki itu dan nanjak bersama (kami gatau jalannya wkwkw ya walaupun jalurnya cukup jelas)
Pukul 06:00
Kami memulai pendakian dari Basecamp Bu Tati menuju Pos 1 (terasa jauh sekali....sungguh) Jalur yang kami lalui adalah jalur batu batu yang dialiri aliran air entah darimana, dengan kiri dan kanan padang ilalang yang tinggi. Kami juga melewati Basecamp Abah Guntur (yg ternyata jauh lebih enak hixxx)Kami sempat melihat ada 2 pendaki lain, tapi sepertinya mereka tidak akan langsung naik ke pos 1 jadi kamilebih dulu dengan mengikuti petunjuk orang orang setempat. Sampai kami menemui alat-alat berat yang terparkir di sebelah kiri jalan dengan jalanan yang sedikit licin karena bercampur dengan pasir. Cuma kami berdua yang pagi itu menyusuri jalan hufff :')Begini kondisi trek awal kami mendaki di Pagi itu....
sesekali melihat ke belakang itu perlu, ternyata sudah lumayanjuga ketinggiannya. Dan terlihat walau tertutup pohon,ada Gunung Cikuraaayyy!
Di perjalanan menuju pos 1, kami bertemu satu orang yang melakukan pendakian sendirian jadi kami berdua bersama-sama menuju pos 1.
Kami tiba di Pos 1 yang berupa warung, ada pendopo dan ditutupi pohon rindang. Mulai dari Pos 1 ini lah kita akan memasuki hutan yang lebat dengan pepohonan yang tinggi. Kami beristirahat sebentar disana. Cukup lama juga dari Basecamp menuju Pos 1 memakan waktu 1 setengah jam :') Yah...namanya juga keong. Tidak lama, 2 pendaki yang kami lihat di Basecamp Abah sudah tiba di pos 1. Dan akhirnya kami menanjak bersama. Berlima. Menuju pos 2, kami melewati sungai. Lalu seperti gunung-gunung lainnya, trek nya menanjak terus.Â
Pukul 09:00 di Pos 2
Kami tiba di Pos 2, yang hanya satu jam dari Pos 1. Kami duduk diatas batu, karena dekat dengan Pos 2 saya mendengar suara aliran sungai yang cukup deras. Sepertinya bisa untuk mengambil air disana untuk diminum.Â
Dari pos 2 menuju pos 3, menurut saya....ini lah yang paling menantang. Karena kita harus melewati jalur berbatu,batu batu besar yang membuat kita harus memanjat dengan kemiringan 65-75 derajat. Harus hati-hati dalam memilih pegangan. Dan sepertinya, ditrek ini sangat lama hingga tiba di Pos 3 untuk membuka tenda disana.
Pendaki dilarang berkemah di Puncak. Hanya diijinkan di Pos 3 saja.
Pukul 10:45 di Pos 3
Akhirnya tiba waktunya membuka tenda. Kami berdua mendirikan sendiri tenda kami. 1 Pendaki yg kami temui, ternyata merupakan salah satu Volunteer Gunung Guntur, sedangkan 2 Pendaki yang bertemu kami di Pos 1 mendirikan tenda di sebelah tenda kami dan memutuskan untuk melakukan pendakian bersama kami. Jadi kami berempat deh..yeeay!
Singkat cerita, sore sore itu saya, teman saya, dan 2 pendaki yang saya temui dijalan diajak oleh AA Egi (namanya) untuk sedikit jalan jalan ke atas melihat pemandangan.Â
Dari sini juga masih terlihat, Gunung Cikuray dengan bentuk segitinya nya di sebelah kanan dari foto ini.
Gunung Papandayan, di sebelahnya Gunung Cikuray. Bahkan Gunung Ciremai, yang sedang tertutup kabut.
Guys....disini masih ada sinyal :') Dari Basecamp- Pos 1 yang hutan sekalipun - Pos 3 juga masih ada sinyal. Asiqqqq bisa Live di instagram!
Dan karena menurut banyak pemberitaan bahwa di Guntur sering terjadi pencurian, akhirnya 2 teman kami bergantian untuk menjaga tenda. Huff baik ya mereka :')
6 Januari 2018
Pukul 03:30
Kami memutuskan untuk menuju Puncak 1 Gunung Guntur. Dengan kemiringan yang mirip mirip Gunung Semeru (pantes aja dibilang miniatur Semeru) Maju satu langkah, eeeh kepeleset nya 3 langkah. Itu sih saya -_- Jalurnya miring, lalu berpasir hitam dan batu batu kecil. Agak ngos-ngosan juga sih kalo nanjak subuh-subuh, kaya engap gitu. Wkwkwk aduh yaampun :')
Pukul 06:00
Kami tiba di Puncak 1. Aduhaiiii.....cantiknya si Gunung Guntur! Disapa oleh hangat nya mentari, aduh :')
Terimakasih ya Gunung Guntur!
Pukul 09:00Â
Kami kembali ke pos 3, ini yang disebut sosorodotan guys :')
Setelah itu, Pukul 12:30 kami memutuskan untuk turun sampai ke Basecamp Abah.
Pukul 15:30Â
Kami tiba di Basecamp Abah, disambut dengan hujan.
Pukul 17:00
Kami di Terminal Guntur
Pukul 18:00
Kami berangkat naik Primajasa menuju Terminal Bekasi, dan..................jalanan macet lagi :')
7 Januari 2018
Pukul 01:00Â
Dini hari, kami tiba di Terminal Bekasi dan pulang ke rumah masing-masing.
Terimakasih Gunung Guntur! Kami akan selalu rindu datang kesana.
Biaya ke Gunung Guntur : (4-6 Januari 2018)
1. Dari Pool Primajasa Cililitan - Pom Bensin Tanjung
Rp. 52.000
2. Ojek Pom Bensin Tanjung - Basecamp Bu Tati
Rp. 25.000
3. Simaksi
10.000 (waktu itu kami tidak diminta)
4. Logistik
Patungan Rp.75.000
5. Ojek Basecamp Abah - Terminal Guntur (pulangnya)
Rp. 25.000
6. Primajasa Terminal Garut - Terminal Bekasi
Rp. 35.000
TOTAL : Rp. 212.000
KESAN & PESAN GUNUNG GUNTUR:
1. Asik banget! Gunung Guntur kayanya satu satunya Gunung yang pernah saya temui dimana dari awal pendakian sampe Puncak, bahkan ngecamp nya ada sinyaaalll :') Bisa ngabarin emak bapak
2. Lebih prefer ke Guntur pas musim ujan daripada musim kering, pasti berdebu banget dan PANASSSSS
3. Hati hati sepatu nya soak kalo dipake sosorodotan pas turun dari puncak
4. Kalo baru pertama naik gunung, kayanya mendingan papandayan deh :p Guntur agak mirip sama Cikuray, tapi masih lebih mending sih hehe
Segitu aja,Cheerio!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H