Mohon tunggu...
Noviatun Nisa 22107030040
Noviatun Nisa 22107030040 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Suka Film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konten Pamer Harta (Flexing) Selalu Banyak Viewers, Kok Bisa?

12 Maret 2023   23:17 Diperbarui: 13 Maret 2023   00:06 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini di media sosial, baik tik-tok, instagram, youyube. Kita menjumpai berbagai macam konten tentang pamer harta. Jika kita amati konten yang mengandung unsur pamer harta ini selalu mengundang banyak penonton atau viewers serta serbuan komentar. 

Dalam artikel ini saya sebagai salah satu netizen yang menyaksikan konten-konten tersebut akan memberikan sudut pandang mengapa konten tersebut bisa menjadi viral dan mengalahkan konten-konten edukasi yang sebenarnya lebih bermanfaat.

Kita sebut dengan istilah pamer harta atau flexing memang bukan hal baru lagi. Sudah sedari dulu kegiatan pamer ini banyak dilakukan oleh selebriti dan juga influencer baik dalam negeri maupun mancanegara. 

Flexing adalah ketika di mana seseorang akan memamerkan benda yang dimilikinya yang umumnya identik dengan kemewahan, contohnya rumah mewah, mobil sport, menghamburkan uang puluhan hingga ratusan juta rupiah,makanan mahal. 

Ada banyak sekali tiktokers yang rutin membuat konten pamer seperti ini. Contohnya Sisca Kohl, willy Salim, Baim Wong, Denise Chariesta, dimana Denise Chariesta ini sendiri kemarin saat viral bukan hanya sekedar pamer tetapi juga merendahkan orang dengan golongan menengah ke bawah. Selain kreator-kreator itu masih banyak lagi. Saya kira pasti teman-teman sudah bisa menilai sendiri.

Lantas, mengapa tren flexing ini semakin populer dan digandrungi banyak netizen di indonesia?

Konten flexing atau pamer kekayaan seperti ini mendapatkan banyak pro dan kontra di mana ada netizen yang memberikan cibiran komentar pedas namun juga ada yang menjadikannya sebagai idola. Jika dipikir-pikir kontan seperti ini tidak sama sekali tidak mengandung unsur edukasi dan kita malah akan berpikir apakah dampak positif dari konten seperti ini.

Sebelum kita membahas mengenai alasan mengapa tren flexing ini sering viral. Bagi sebagian orang dengan memakai barang mewah akan meningkatkan kepercayaan diri untuk tampil di publik. Kemudian dengan memamerkannya akan membentuk identitas dan image di masyarakat untuk diakui menjadi orang kaya.

Menurut pengalaman saya ketika menyaksikan konten-konten pamer harta memang tidak mendidik tetapi cukup menyenangkan untuk dinikmati ditambah kemudian saya membaca komentar-komentar daripada netizen yang bersaut-sautan  entah itu hujatan, sindiran halus ataupun pujian yang bagi saya ketika komentar itu lucu saya tertawa dan sedikit terhibur.

Viewers dalam suatu konten akan naik salah satunya jika banyak yang memberikan komentar pada video tersebut. Dengan ajang pamer harta yang disajikan oleh para content creator itu akan menarik netizen terutama dari kalangan menengah ke bawah untuk memberikan komentar pembelaan bahkan tidak jarang crazy rich lain ikut meramaikan kolom komentar dan menunjukkan bahwa si pembuat konten bukan satu-satunya orang yang mampu memiliki benda tersebut.

Hingga tidak heran konten pamer harta sangat berpotensi untuk viral di media sosial. Bahkah tidak sedikit dari mereka yang melibatkan kegiatan sedekah untuk menggugah jari netizen. Walaupun komentar yang diberikan adalah komentar negatif. Konten kreator tidak akan mempermasalahkan hal itu karena tujuan dari mereka adalah memiliki banyak like, viewers dan juga terkenal. Dengan begitu mereka akan mendapatkan uang yang lebih banyak dari hasil mengkonten dan hal itu akan diputar terus-menerus untuk membuat konten flexing lainya.

Saya pernah menonton podcast Deni Sumargo bersama Willy Salim yang kita tahu dia adalah seorang tiktokers yang suka memborong banyak barang bahkan pernah willy membeli isi satu supermarket.willy mengatakan awalnya dia nekat untuk mengeluarkan tabungannya namun setelah dirinya viral income yang dia dapatkan lebih besar atau balik modal. Buktinya hingga saat ini para tiktokers  yang pamer harta itu tidak berhenti bukan?

Pada intinya konten flexing atau pamer harta ini akan terus naik apabila netizen memberikan panggung. Terutama komentar dari mereka namun hak untuk berkomentar juga dimiliki netizen. Mungkin dari mereka merasa senang dengan konten semacam ini karena netizen indonesia selalu tertarik dengan kehidupan masyarakat menengah ke atas dan konten ini akan memberikan kepuasan bagi warganet yang menonton. Karena banyak dari mereka yang tidak bisa merasakan kehidupan seperti itu Atau malah termotivasi. Dan membuat konten adalah hak setiap orang selagi tidak melanggar peraturan yang berlaku. Sekali lagi menurut saya konten ini akan selalu ada ketika kita memberikan panggung untuk tetap mempertahankan eksistensi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun