Mohon tunggu...
Noviatun Nisa 22107030040
Noviatun Nisa 22107030040 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Suka Film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ujung Tombak Nahdlatul Ulama dan Para Kader Termuda untuk Abad ke-2

13 Februari 2023   14:45 Diperbarui: 13 Februari 2023   14:51 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru kemarin Nahdlatul Ulama (Nu) melaksanakan perayaan usia satu abad di Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Semangat para warga nahdliyin dalam perayaan 100 abad Nahdlatul Ulama terlihat begitut antusias. Terbukti dengan kedatangnya berbagai lapisan banom-banom NU baik muda ataupun tua. Mulai dari Ipnu Dan Ippnu, Gerakan Pemuda Ansor, Fatayat Muslimat, Pagar Nusa dan lainya dari seluruh penjuru Indonesia  memadati stadion Gelora Delta Sidoarjo. Saya turut senang dan bersyukur atas usia Nahdlatul Ulama yang ke-100 tahun dan sekarang ini menginjak abad kedua. Walaupun saat puncak resepsi saya sendiri tidak dapat menghadiri secara langsung namun doa tetap terpanjatkan untuk jam'iyah tercinta.

Sopo kang gelem ngurusi NU, tak anggep santriku. Sopo kang dadi santriku, tak dongakno khusnul khotimah sak dzurriyahe

begitulah dawuhe Hadratus Syekh Kyai Hasyim Asy'ari Pendiri NU. Tutur kata dari Kh. Hasyim itu memiliki arti "Siapa yang mau mengurusi NU akan dianggap Santri oleh Kyai Hasyim Asy'ari, Siapa yang menjadi santrinya akan didoakan Husnul Khotimah hingga anak cucunya". Kata-kata dari Kyai Hasyim Asy'ari itu sendiri yang masih menjadi motivasi saya untuk tetap Berhikmat pada Nahdlatul Ulama.

Sejak kecil Saya dibesarkan di lingkungan Nahdlatul Ulama. Bahkan Nahdlatul Ulama sendiri menjadi organisasi  mayoritas yang diikuti oleh masyarakat di daerah saya. Dan perkenalkan saya adalah seorang kader IPPNU asal Kecamatan Reban Kabupaten Batang Jawa Tengah. Eksistensi Nahdlatul Ulama yang telah dibangun oleh para muassis-muassis NU hingga sampai saat ini menjadi tanggung jawab besar. Bagi kami para kader muda Nahdlatul Ulama, untuk tetap mempertahankan tradisi-tradisi dan tetap bersinergi untuk menyeimbangkan antara Nahdlatul Ulama dengan kemajuan zaman, Usia Nahdlatul Ulama yang kini mengajak abad ke-2 menjadi PR besar bagi kami para kader muda NU untuk memberikan gebrakan baru NU yang lebih maju.

Namun dibalik pembentukan sumber daya kader yang nantinya memiliki skill dan kemampuan intelektual Keilmuan dan keagamaan. melakukan proses pengkaderan pengenalan Nahdlatul Ulama sejak dini mulai dari tingkat ranting-ranting atau desa sangatlah perlu dikencangkan secara terus-menerus agar doktrin rasa cinta terhadap  Nahdlatul Ulama tertanam sejak dini.

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) & Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)

Di sini saya menuliskan Sebuah hal yang memang sesuai dengan usia saya sebagai kader IPPNU. Ketika saya mendengarkan lirik Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon hubbul Wathon minal iman yang dinyanyikan serempak oleh para kader IPNU IPPNU saat kami berkegiatan. Rasanya Saya ingin selalu menambah personil kami di IPNU IPPNU agar semakin banyak. Sebagai badan otonom termuda di Nahdlatul Ulama Kami para kader IPNU IPPNU memiliki semangat yang tidak boleh kalah dan harus lebih dari banom di atas kami terhadap NU.  Seperti halnya banom banom NU lainnya IPNU IPPNU juga memiliki tingkat pengkaderan untuk para calon NU muda.

MAKESTA

Makesta atau Masa Kesetiaan Anggota merupakan jenjang kaderisasi pertama bagi seseorang yang ingin bergabung dengan IPNU IPPNU. Makesta sendiri dapat dilaksanakan oleh pimpinan ranting dan komisariat (sekolah) sebagai wujud belajar pengorganisasian sebuah acara bagi anak ranting atau komisariat. Saya masih ingat jelas Ketika saya melaksanakan makesta di SMK NU saya dulu. Satu hari itu saya disuguhkan dengan materi dasar dari Nahdlatul Ulama mulai dari ke-Nu-an, ke-aswajaan dan tradisi NU, ke-organisasian, ke-indonesiaan karena sejatinya Nahdlatul Ulama merupakan organisasi yang begitu nasionalis. Awalnya saya sendiri tidak tertarik dengan IPNU IPPNU namun dengan beriringnya waktu saya berkenalan dengan banyak hal melalui proses pengkaderan ini.

Panggilan rekan dan rekanita akrab kami dengar di IPNU IPPNU. karena setelah resmi menjadi anggota IPNU IPPNU. memanggil anak putra dengan sebutan rekan dan anak Putri dengan sebutan rekanita menjadi kewajiban untuk kami sebagai tanda kekeluargaan yang semakin erat.

Berminat Mengikuti MAKESTA?

LAKMUD

Latihan Kader Muda tentu saja lakmud ini merupakan jenjang kaderisasi kedua setelah melaksanakan makesta tujuannya agar kader Ipnu Ippnu semakin terbuka pandangannya terhadap Nahdlatul Ulama. Dan bisa mengimplementasikan gerak-gerak Nahdlatul Ulama untuk mengabdi pada masyarakat nantinya. Tentunya syarat untuk melaksanakan lakmud sendiri seorang kader sudah harus melaksanakan makesta.

LAKUT

Lakut atau latihan kader utama yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang atau setara dengan tingkat kabupaten merupakan pendidikan formal terakhir di IPNU IPPNU. Disini kader-kader muda NU akan digebrak habis-habisan mengenai Nahdlatul Ulama, bukan lagi berbicara mengenai materi dasar tetapi sebagai kader Apa yang harus dilakukan untuk kemajuan NU nantinya.

Sistem pengkaderan di Nahdlatul Ulama memang tidak main-main dan tertata dengan rapi termasuk IPNU DAN IPPNU. Sehingga tidak heran apabila saat ini kader-kader NU begitu memiliki rasa cinta yang besar terhadap jam'iyah Nahdlatul Ulama.

Namun Apakah hanya sampai disitu pergerakan IPNU DAN IPPNU?

Apabila saat ini KH Yahya Cholil Staquf dan para jajaran Kyai serta kader petinggi NU berperan penting sebagai wajah untuk Nahdlatul Ulama. Maka kami sebagai kader termuda memiliki tanggung jawab yang besar untuk masa depan Nahdlatul Ulama. Saya pribadi berpendapat bahwa setiap kader memiliki potensi yang unggul di bidangnya masing-masing. Apabila diwadahi dan kader dirawat sejak sekarang. Bukan kemungkinan kecil nantinya Nahdlatul Ulama akan bersinar lebih terang. Tidak semua kader dapat menjadi seorang alim ulama ataupun Kiai namun bukankah gagang sapu tanpa lidi-lidi nya juga tidak akan bisa digunakan dengan sempurna.

Saya tidak akan bercerita mengenai gebrakan-gebrakan atau inovasi baru dari IPNU IPPNU Pimpinan Anak Cabang atau Pimpinan Cabang dari daerah lain. Saya pikir mungkin pimpinan daerah lain juga ada yang melakukan hal serupa untuk pengembangan kader IPNU IPPNU di daerahnya masing-masing. Ini merupakan suatu upaya Pengembangan kualitas kader yang saya rasakan sendiri selama menjadi kader IPPNU. Stigma bahwa Nahdlatul Ulama itu hanya ngaji ngaji dan ngaji. Namun faktanya tindakan Organisasi ini jauh keren Dari ekspektasi yang dibayangkan.

IPNU IPPNU Melek Media

Di mana lagi sekarang kita dapat menunjukkan eksistensi organisasi selain di media? media merupakan kunci untuk memperkenalkan apa yang kita punya. Gebrakan yang dilakukan oleh IPNU IPPNU memperkenalkan kepada para kader mengenai media sosial. Saya sendiri pernah mengikuti berbagai pelatihan media. Seperti desain grafis dan kepenulisan walaupun nyatanya sampai saat ini tulisan saya masih amburadul. Tidak apa saya kan seorang pelajar yang secara tersirat saya masih dalam proses belajar.

Bahkan dengan media sosial yang dipadukan dengan konten tradisi Nahdlatul Ulama saya nilai sangat positif karena selain konten berisi hal yang edukatif disitu ada adegan menyelam sambil minum air yang untuk mengenalkan kegiatan Nahdlatul Ulama yang bukan jadul lagi di jagad sosial.

Pendidikan Ekonomi Dan Politik

IPNU IPPNU bukanlah organisasi politik praktis Namun pengetahuan politik harus dimiliki oleh kader-kader NU agar nantinya tidak dimanfaatkan oleh situasi yang runyam kepolitikan di Indonesia. Mempersiapkan para pemimpin-pemimpin yang Arif untuk Indonesia dan Nahdlatul Ulama itu sendiri serta menyelami pengetahuan mengenai ekonomi yang nantinya akan bermanfaat untuk pribadi kader dan kemajuan Nahdlatul Ulama.

Selain kegiatan pengkaderan yang masih dilakukan secara terus-menerus, pelatihan media, pendidikan ekonomi dan politik itu hanya sebagian kecil yang saya sebutkan. IPNU IPPNU khususnya Para Pengurus baik di tingkat ranting sampai tingkat pusat juga memiliki Sinergi lain dengan tetap mempertahankan tradisi Nahdlatul Ulama. NU boleh berkegiatan lain dan itu wajib, namun mengaji tidak boleh hilang dari Nahdlatul Ulama. Apalagi melupakan para muassis-muassis Nahdlatul Ulama yang telah berjuang keras terhadap jam'iyah tercinta kita ini.

Inti dari apa yang saya jelaskan, perjuangan dari IPNU dan IPPNU tidak hanya berhenti di pengkaderan dengan kata lain mengumpulkan generasi NU selanjutnya. Namun kader harus dirawat dan dibekali dengan kebutuhan intelektual dan skill guna meningkatkan mutu para kader NU NU muda. Yang akan tumbuh bukan hanya menjadi kader ecek-ecek namun menjadi kader NU muda yang berkualitas.

Itu dia yang saya tuliskan merupakan apa yang saya pikirkan dan harapkan salam semuanya

Salam 3B Belajar Berjuang Bertaqwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun