Mohon tunggu...
Siti Nofiati
Siti Nofiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru biasa yang senang menulis hal hal yang luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari Ayah Tanpa Peran Ayah, Apa Dampaknya dalam Pembelajaran?

12 November 2024   09:21 Diperbarui: 12 November 2024   09:22 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari Ayah sering kita peringati sebagai momen untuk merayakan peran ayah dalam keluarga. Tapi, di tengah kebahagiaan perayaan ini, ada sejumlah anak yang tumbuh tanpa kehadiran seorang ayah. Mungkin kita berpikir, seberapa besar sih dampaknya? Bukankah masih ada ibu atau keluarga lain yang bisa membantu? Namun, ketiadaan ayah ini bukan sekadar ketidakhadiran fisik; efeknya bisa meluas dan memengaruhi perkembangan psikologis anak, bahkan saat mereka duduk di bangku sekolah.

Tanpa figur ayah, anak-anak ini sering kali kehilangan sumber dukungan emosional yang penting. Ayah, dengan caranya yang khas, bisa memberikan rasa aman yang tak tergantikan. Kehadirannya memberikan kenyamanan bahwa mereka punya seseorang yang selalu menjaga dan siap membantu di belakang layar. Ketika rasa aman ini hilang, banyak anak jadi rentan mengalami kegelisahan, kurang percaya diri, atau bahkan menarik diri dari lingkungan sosial. Mereka mungkin tampak biasa-biasa saja di sekolah, tapi di dalam hati ada ruang kosong yang tak mudah diisi.

Lebih dari itu, kehadiran ayah sebenarnya membantu anak membentuk identitas mereka. Anak laki-laki sering mencontoh ayahnya dalam memahami peran dan tanggung jawab sebagai seorang pria, sementara anak perempuan belajar bagaimana hubungan sehat antara laki-laki dan perempuan. Ketika sosok ini hilang, banyak dari mereka kebingungan menentukan siapa diri mereka atau apa yang harus mereka harapkan dari kehidupan. Ini bukan berarti mereka akan gagal, tapi perjalanan mereka untuk membentuk jati diri jadi lebih menantang.

Tanpa figur ayah, ada juga dampak lain yang kurang kita sadari, yaitu regulasi emosi. Ayah biasanya menjadi penyeimbang dalam keluarga, memberikan perspektif yang membantu anak menghadapi stres dan tantangan hidup. Tanpa kehadiran ini, mereka jadi lebih mudah terbawa emosi atau kesulitan menahan amarah. Bayangkan anak-anak ini harus menghadapi hari-hari sekolah yang penuh tantangan dan tugas, sementara mereka mungkin kesulitan memahami atau mengelola perasaan mereka sendiri. Tidak jarang, emosi yang tak teratur ini akhirnya memengaruhi konsentrasi mereka di kelas dan juga hubungan dengan teman-teman mereka.

Bicara soal hubungan sosial, banyak anak fatherless mengalami kesulitan untuk mempercayai orang lain atau menjalin hubungan yang stabil. Di sekolah, mereka mungkin tampak pendiam atau sebaliknya, cari perhatian dengan cara yang kurang tepat. Sering kali, ini adalah usaha mereka untuk menemukan tempat di mana mereka merasa diterima. Namun, tanpa dukungan dan bimbingan yang cukup, beberapa dari mereka malah bisa terjebak dalam lingkungan pertemanan yang kurang baik, yang pada akhirnya justru menambah masalah baru.

Pengaruh lain yang mungkin belum kita sadari adalah pada prestasi akademik. Sosok ayah yang terlibat biasanya memberikan dorongan tersendiri untuk belajar. Bahkan sekadar obrolan sederhana dari ayah tentang masa depan, impian, atau sekadar motivasi belajar bisa memberikan dampak besar pada semangat belajar mereka. Ketika ayah tak ada, banyak anak merasa kurang termotivasi dan tidak punya arah yang jelas. Pada akhirnya, beberapa dari mereka jadi tidak begitu peduli dengan prestasi atau malah kehilangan minat dalam belajar.

Sebagai guru, kita melihat langsung bagaimana dampak fatherless ini memengaruhi kehidupan anak-anak. Di sekolah, mungkin kita tidak bisa menggantikan peran ayah mereka, tetapi kita bisa menjadi pelindung emosional. Kita bisa menjadi orang yang mendengarkan, memberi dorongan, atau memberikan bimbingan dalam bentuk yang mereka butuhkan. Bahkan dukungan kecil dari kita bisa membantu mereka merasa diterima dan dihargai. Kehilangan figur ayah mungkin menjadi kenyataan yang sulit, tapi kita bisa memberikan dampak positif dengan menjadi figur dewasa yang peduli. Dengan memberi perhatian yang lebih, kita dapat membantu mereka mengatasi tantangan hidup dan tetap tumbuh menjadi pribadi yang kuat. Meskipun peran kita tak sama, dengan mendampingi mereka, kita bisa membantu mereka merasakan kehangatan yang barangkali hilang di rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun