Mohon tunggu...
Siti Nofiati
Siti Nofiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru biasa yang senang menulis hal hal yang luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa atau Pahlawan yang Rawan Dikriminalisasi?

10 November 2024   22:18 Diperbarui: 10 November 2024   22:31 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di balik perjuangan para guru yang tidak mengenal lelah, ada kisah pilu yang jarang terungkap. Guru yang seharusnya dihormati dan dilindungi dalam menjalankan tugas mulianya, malah dihadapkan pada ancaman hukum akibat kejadian yang terjadi di luar dugaan. Sebagai guru, mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga menjaga, membimbing, dan melindungi murid-muridnya dari segala hal buruk yang mungkin terjadi. Namun, realitasnya, mereka malah menjadi korban dari sistem yang seharusnya melindungi mereka.

Kisah Ibu KH seorang guru di Jombang adalah salah satunya. Beliau seorang guru yang mendidik dengan penuh dedikasi, namun harus menerima kenyataan pahit ketika dirinya menjadi tersangka atas cedera yang dialami oleh salah satu murid saat bermain. Peristiwa yang tidak pernah diinginkan oleh siapa pun, tiba-tiba berujung pada tuduhan kelalaian. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah seorang guru harus dianggap lalai hanya karena muridnya cedera dalam situasi yang sulit diprediksi? Inilah salah satu wajah kegagalan sistem pendidikan kita dalam melindungi para guru.

Kasus serupa juga dialami oleh Pak Z seorang guru di Rejang Lebong, yang matanya hampir buta karena diketapel oleh orang tua murid yang tidak terima anaknya dimarahi karena merokok. Bukankah sebagai pendidik, tugas seorang guru adalah mendisiplinkan dan melindungi generasi muda dari perilaku yang merusak masa depan mereka? Namun, yang terjadi adalah kebencian dan kekerasan yang harus diterima oleh Pak Zaharman sebagai imbas dari peranannya sebagai pendidik. Masyarakat seringkali lupa, bahwa tanpa guru yang tegas, bagaimana kita bisa berharap pada kualitas generasi yang akan datang?

Begitu juga dengan Pak MS, seorang guru olahraga di Wonosobo yang harus berhadapan dengan laporan polisi akibat berusaha melerai murid yang sedang bertengkar. Dalam kondisi seperti ini, seorang guru hanya berusaha menjaga kedamaian dan ketertiban di kelas, namun kenyataan membuktikan bahwa tindakan tersebut malah dipandang sebagai pelanggaran. Bukankah ini juga menjadi ironi, ketika upaya untuk mencegah kekerasan di kalangan murid justru berujung pada kriminalisasi?

Sistem pendidikan kita, yang seharusnya menjadi pelindung bagi guru-guru yang bekerja keras untuk mendidik anak bangsa, justru gagal memberikan perlindungan yang layak. Guru seharusnya dihormati dan dilindungi, karena mereka memikul tugas yang amat berat, yang tak hanya sekadar mengajar, tetapi juga mendidik karakter, menjaga keselamatan, dan memastikan masa depan anak bangsa. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa guru malah seringkali menjadi sasaran kemarahan, kekerasan, dan bahkan kriminalisasi.

Apakah kita bisa membayangkan sebuah dunia tanpa guru? Bagaimana nasib pendidikan jika para pengajar tidak merasa dihargai dan dilindungi? Ketika sistem pendidikan tidak memberikan perlindungan yang memadai bagi guru, kita sedang meruntuhkan fondasi pendidikan itu sendiri. Tanpa perlindungan hukum yang jelas, para guru akan merasa terancam dalam menjalankan tugasnya. Bukankah ini berisiko membuat mereka tidak lagi berani mengambil tindakan yang diperlukan untuk mendidik dan menjaga murid-murid mereka?

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka tidak pernah meminta imbalan, apalagi pengakuan. Namun, setidaknya mereka pantas mendapatkan perlindungan dan penghormatan atas jasa mereka. Sistem pendidikan yang gagal melindungi guru bukan hanya merugikan para pengajar, tetapi juga merugikan masa depan bangsa. Kita perlu segera mengubah sistem ini agar guru dapat bekerja dengan rasa aman, dihargai, dan diberi perlindungan yang layak, agar mereka bisa terus berperan sebagai pahlawan pendidikan yang sesungguhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun