Guru yang menunjukkan sikap diskriminatif atau bias terhadap kelompok tertentu berdasarkan ras, gender, agama, atau latar belakang sosial-ekonomi, dapat sangat merugikan pengalaman belajar murid.Â
Misalnya, guru yang lebih memperhatikan atau memberikan penghargaan kepada murid dari kelompok tertentu, sementara murid lainnya diperlakukan dengan tidak adil, bisa memengaruhi kepercayaan diri dan motivasi murid.Â
Penyalahgunaan wewenang untuk mendiskriminasi atau menunjukkan ketidakadilan bisa menciptakan atmosfer kelas yang toksik, merusak rasa saling menghormati, dan menghambat perkembangan sosial murid.
3. Tidak Menghormati Batasan Profesional
Guru yang melanggar batasan profesional dengan terlalu dekat dengan murid, seperti berbagi terlalu banyak masalah pribadi atau menunjukkan sikap yang terlalu akrab, dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada murid.Â
Meskipun penting bagi guru untuk membangun hubungan yang baik dengan murid, hubungan yang terlalu dekat atau melibatkan terlalu banyak aspek pribadi dapat menciptakan dinamika yang tidak sehat.
 Selain itu, guru yang sering mengajak murid untuk terlibat dalam kegiatan di luar sekolah atau melakukan interaksi yang tidak sesuai dengan batasan profesional juga patut diwaspadai.
4. Mengabaikan Kesejahteraan Emosional dan Psikologis Murid
Murid yang datang ke sekolah dengan masalah pribadi, seperti kecemasan, depresi, atau masalah keluarga, membutuhkan dukungan emosional dari guru. Namun, guru yang tidak peka terhadap kebutuhan emosional murid atau yang mengabaikan perasaan dan kesejahteraan mereka, bisa menciptakan dampak yang buruk bagi perkembangan murid.Â
Misalnya, guru yang tidak merespons murid yang menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau stres, atau bahkan mengabaikan masalah yang dilaporkan murid. Guru yang tidak mendukung kesehatan mental dan emosional murid mungkin gagal untuk menciptakan ruang kelas yang aman dan mendukung bagi semua murid.
5. Menggunakan Kekuasaan untuk Manipulasi