Waktu itu, sepulang menghadiri meriahnya perayaan Kompasianival 2024 -- aku, Pak Budi Susilo, Pak Efwe, dan Bu Erry, memutuskan untuk pulang bareng. Berhubung kita ber-empat memang naik KRL yang searah.
Sepanjang Stasiun Tebet sampai Bojonggede, kita banyak banget cerita ini itu, ketawa-ketiwi, sampai akhirnya Pak Budi cerita sekilas tentang keberadaan komunitas yang bernama Komunitas Penulis Berbalas alias KPB.
Cuma, waktu itu aku belum kepikiran tuh buat gabung di KPB. Dan akhirnya.. entah karena lagi galau akut atau mungkin gabut, barulah tanggal 13 Januari 2025 yang lalu, aku minta sama Pak Budi supaya nyemplungin aku ke WA grup KPB.
Dan apa yang terjadi? Wah, sambutannya luar biasa. Ada Bapak Ibu yang keren-keren sekaligus ramah-ramah banget, ada pula Mbak-mbak dan Mas-mas yang hampir sebaya denganku, yang pastinya mereka ngga kalah keren dan juga ramah.
Nah, aku mau mengulang sedikit cerita dari Pak Budi tentang sejarah KPB nih. Menurut beliau, di KPB itu admin grupnya ada banyak, termasuk Pak Budi sendiri. Cuma, Pak Budi sih ngakunya juga "junior" yang baru gabung belakangan ketimbang para admin yang lain.
Terus kenapa disebut "Penulis Berbalas"? Sebab, pada awalnya para anggota dalam grup ini suka berbalas puisi, dan ditayangkan di Kompasiana. Serta ada pula yang berbalas cerpen, misalnya satu orang menulis cerpen, maka yang lainnya akan membalas dengan cerpen lagi.
Tapi, berhubung makin kesini anggotanya ngga cuma main di fiksi, maka terbentuklah apa yang disebut dengan "komunitas" ini.
Tak terasa, 17 hari sudah kubergabung bersama KPB yang menggemaskan ini. Gimana ngga bikin gemes coba? Setiap hari sejak menjelang adzan Subuh sampai malam lagi, notifikasi dari WA grup KPB selalu berbunyi riang gembira.
Jangan suruh aku "bisukan," karena aku sengaja membunyikannya supaya ngga ketinggalan berita hits dari para KPB-ers yang gokil abisss.
Satu hal yang membuatku shock saat pertama kali nyemplung di WA grup KPB adalah, setiap ada anggotanya yang dapat rezeki headline, pasti dikasih ucapan "Selamat."
Dan yaa.. begitupun aku yang sampai hari ini masih kebanjiran ucapan "Selamat HL" dari teman-teman di KPB. Serius, rasanya udah kayak artis papan penggilesan tiap kali nerima ucapan itu. Mau bilang aku norak? Terserah!
Sederhana memang, tapi ucapan selamat itu seperti membawa energi tersendiri yang bisa membakar semangat dalam melewati hari-hari yang terkadang menjenuhkan.
Yang namanya WA grup, terkadang pembahasannya bisa melebar dan meluas ke mana-mana. Apalagi, di komunitas ini ada Ayah Tuah, yang dengan jargon nganu-nya, kerap membuat kita pada ikutan nganu. Halah!
Belum lagi Bu Siska Artati, baru kupancing dengan satu kiriman lagu lawas, langsung deh beliau menghasut yang lainnya biar ikutan request lagu lawas. Eh, pakai kirim voice note segala lagi, buat memamerkan sisa suara beningnya kala dulu masih eksis jadi penyiar radio.
Ada lagi yang sering posting makanan enak, Bu Muthiah Alhasany itu loh.. beliau senang banget mengalihkan isu dengan memamerkan foto makanan enak dan minuman segar.
Ehh, buat teman-teman KPB yang ngga kusebut namanya, jangan ngambek yaa..!
KPB-ers ini tinggalnya memang jauh-jauh semua. Tersebar di berbagai daerah, bahkan yang di luar negeri juga ada. Jadi, rasanya memang cukup sulit bagi kita untuk bisa kopdaran dan seru-seruan langsung.
Aku cuma berharap agar komunikasi kita tetap selalu terjalin dengan baik, dan aku akan selalu ingat pesan dari ayahku tersayang Pak Hendro (Aki Hensa). Kata beliau, cuma satu syaratnya kalau mau gabung terus di grup ini, "Jangan baperan!"
Nah, sekarang sudah kenal kan sama KPB? Tertarik pingin gabung? Yakinkan dulu dirimu kalau kamu bukan tipe orang yang baperan! Sekian dulu ya, salam hangat.(*)
*Baca juga : Catatan Setahun Perjalananku Bersama Kompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI