Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sandra, Dewo, Kiyowo

11 Januari 2025   17:59 Diperbarui: 11 Januari 2025   17:59 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu itu, Sandra dan Dewo sudah memutuskan untuk kembali menjalani kehidupan mereka masing-masing. Keduanya mulai saling menjauh, sudah jarang ngobrol, dan ngga pernah lagi jalan bareng.

Tapi kenyataannya, semua itu sama saja dengan membunuh Sandra pelan-pelan. Karena Sandra cuma bisa lihat Dewo setiap hari di kantor, tanpa mampu memilikinya. Semua itu terasa begitu menyiksa bagi Sandra, karena biar bagaimana pun tetap ada keinginan di hati Sandra untuk dapat memiliki Dewo.

Sampai akhirnya, Sandra mutusin untuk ngundurin diri dari pekerjaannya. Dan pada hari terakhir Sandra masuk kerja, sebuah drama tergila harus terjadi tanpa dia duga.

Dewo merasa hatinya kacau, bawaannya pingin marah, tapi ngga tahu harus marah sama siapa. Dia tahu hati kecilnya tak sanggup kalau Sandra pergi begitu saja. Tapi lagi-lagi, Dewo tetap berusaha terlihat stay cool di depan Sandra.

Di penghujung sore itu, Sandra pulang naik bus. Hatinya hancur, karena dia mengira Dewo sudah benar-benar ngga peduli lagi sama dia. Tapi apa yang terjadi? Sandra lihat Dewo lari-larian ngejar bus itu sambil memanggil-manggil namanya. Persis seperti adegan horor yang romantis dalam drama Korea.

Sandra benar-benar tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Setengah sadar, dia minta Pak sopir untuk menghentikan busnya, supaya dia bisa segera turun menghampiri Dewo.

"Kamu ngapain lari-lari?"

Dewo yang masih ngos-ngosan, tak menjawab pertanyaan Sandra. Dia langsung meraih pergelangan tangan Sandra, dan membuat Sandra mengikuti langkahnya yang tergesa-gesa.

Tiba-tiba, Dewo menghentikan langkahnya persis di depan McD yang berada tak jauh dari kantor mereka. Kelakuan aneh Dewo bikin Sandra bingung sekaligus kesal.

"Kamu kenapa sih, Wo? Lepasin tangan aku! Sakit tau!"

"Kamu tetap mau resign? Oke, pilih sekarang! Traktir aku semua menu yang ada di McD atau besok kita pergi ke KUA?"

Sandra meleleh, dia cuma bisa bengong, dan ngga sanggup berkata-kata.

Sampai sekarang Sandra masih tak percaya, bahwa nama panggilannya telah berubah menjadi Bu Dewo. Apalagi, tiap lihat si Kiyowo. Bayi jelita yang ngga pernah dia bayangkan akan hadir ke dalam hidupnya.

Kiyowo lahir dari rahim seorang wanita berusia 42 tahun bernama Sandra. Kiyowo anaknya Dewo, belahan jiwa Sandra. Sandra itu gila Korea, makanya anaknya dikasih nama Kiyowo.

Semenjak Kiyowo lahir, Dewo sudah lupa untuk bersikap pelit. Dia jadi royal banget buat berusaha membahagiakan keluarga kecilnya.

Kehadiran Kiyowo jadi penyemangat baru dalam hari-hari Sandra dan Dewo. Ya, saking senangnya hampir setiap malam sepulang kerja, Dewo rajin ngajarin Kiyowo main gitar. Dewo ngga peduli Kiyowo masih bayi, yang dia mau Kiyowo bakal jago main gitar sama seperti dia.

Sejauh ini, rumah tangga mereka masih kelihatan baik-baik saja. Tapi, entah bagaimana nanti. Karena sebenarnya Dewo.. dia punya pacar lagi di kantor. Dewo pacaran sama daun muda.

Ternyata, bukan cuma Kiyowo yang lagi lucu-lucunya, tapi juga Dewo yang mulai tebar pesona di luar sana. Dia lagi puber kedua, dan kelakuannya ngga kalah bikin gemes.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun