Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sandra - Dewo

10 Januari 2025   17:40 Diperbarui: 10 Januari 2025   17:40 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pexels.com 

Namanya Dewo, usianya sudah matang untuk menikah. Bahkan sudah kematengan dan mungkin bakalan busuk sebentar lagi.

Dewo adalah laki-laki paling pelit sedunia. Diam-diam, yang menjadi alasan mengapa dirinya enggan menikah adalah dia tidak mau berbagi. Dia tidak rela jika kerja kerasnya selama ini dinikmati oleh istrinya, dia tidak ingin tabungannya ikut dinikmati oleh istri, dan mungkin anaknya di kemudian hari.

Di kantornya, ada seorang perempuan bernama Sandra, dia muak banget sama sikapnya Dewo. Karena selain terkenal pelit, Dewo itu pendiam dan sok jaga image.

Sementara, diam-diam Dewo juga enek banget sama Sandra. Bagi Dewo, Sandra itu berisik. Berisik banget lah pokoknya, padahal teman-teman yang lain senang banget kalau ada Sandra. Karena selain suasana jadi ramai, Sandra juga suka bagi-bagi jajanan.

Baca juga: Drama Sabtu Pagi

Teman-teman juga kerap membandingkan kedua manusia itu bagaikan langit dan bumi. Bahkan mereka sering ngomongin kekonyolan sikap Dewo di telinga Sandra.

Sampai suatu ketika, Sandra merasa teman-temannya ini sudah keterlaluan menjadikan Dewo bahan omongan setiap hari. Tanpa sadar, Sandra pun membela Dewo di hadapan mereka. Dan sejak saat itu, mereka semua kompak ngeledekin kalau "Sandra naksir Dewo."

Ternyata, Sandra jadi baper. Suka senyum-senyum sendiri kalau lihat Dewo. Apalagi kalau ingat usia mereka yang tidak jauh beda, mereka juga sama-sama jomblo yang hampir karatan.

Di suatu pagi, Dewo yang baru sampai di meja kerjanya, dibuat bingung dengan sebuah notes yang isinya :

   "Aku suka kamu, ngopi bareng yuk!"
        - Sandra -

Refleks Dewo langsung menoleh ke arah meja Sandra. Tanpa dia duga, Sandra melambaikan tangan sambil tersenyum manja padanya.

Dewo yang hampir kena serangan jantung, langsung kirim chat ke Hp Sandra untuk menanyakan apa maksud notes yang ditinggalkannya di meja.

Singkatnya, sejak kejadian pagi itu, Sandra dan Dewo jadi sering ngobrol dan jalan bareng. Ya, meskipun setiap kali jalan bareng, Sandra yang lebih sering jajanin Dewo. Sandra juga sudah bilang kalau dia memang suka beneran sama Dewo, tapi si Dewo-nya masih ngga jelas gitu.

Dewo cuma takut kalau nanti mereka pacaran, suatu saat Sandra bakal minta dinikahin. Sedangkan Dewo takut banget sama pernikahan. Karena Dewo itu pelit, titik!

Malam itu, sepulang kondangan bareng, Sandra dan Dewo duduk di pinggir danau sambil menikmati angin malam. Dan tiba-tiba mereka berdua berdebat soal nikah.

"Menurut aku, umur sekita gini.. tujuan nikah itu bukan perkara urusan ranjang. Tapi lebih ke temen ngobrol, temen masa tua. Lagian, di umur aku yang makin nambah, belum tentu juga aku bisa punya anak. Kalau ngga punya, kita kan bisa ajak main ponakan, ajak mereka jalan-jalan, liburan bareng. Tapi, terserah sih kalau kamu ngga mau nikah. Itu bukan urusan aku. Lagian, kamu kan ngga pernah suka sama aku. Udah ya, aku pulang duluan!"

"Bentar San, dengerin dulu! Siapa bilang aku ngga suka sama kamu? Aku suka kok sama kamu."

Mungkin semua orang menebak kalau akhir dari kisah mereka, mereka bakal bersatu dan bahagia, karena ternyata selama ini cintanya Sandra tidak bertepuk sebelah tangan.

Tapi takdir tak semudah itu, Sandra dan Dewo tetap ngga pernah jadian. Mereka kembali melanjutkan hidup masing-masing. Sandra memilih untuk memendam perasaan itu selamanya. Sedangkan Dewo, ya.. begitulah.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun