Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan Hati Risa

4 Oktober 2024   10:06 Diperbarui: 4 Oktober 2024   10:39 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, suatu hari kedekatan mereka berubah karena kehadiran Vino, seorang kolektor seni kaya raya, yang tertarik pada karya Risa. Sejak awal pertemuan mereka, Vino juga menunjukkan ketertarikan yang lebih dari sekadar apresiasi untuk Risa. Ia mengundang Risa ke pameran, membelikan hadiah-hadiah mahal, dan tak segan menunjukkan bahwa ia menyukai Risa.

Suatu sore saat Risa dan Vino berbincang di studio, tiba-tiba Geri masuk. Tatapan Geri berubah ketika melihat Risa tertawa dengan Vino. Risa yang menyadari kehadiran Geri segera memperkenalkan mereka.

"Ger, ini Vino. Dia kolektor seni yang berminat sama lukisanku. Vino, ini Geri teman aku."

Vino menatap Geri dengan pandangan merendahkan. "Oh, Halo Geri! Sudah lama berteman sama Risa?"

Geri hanya mengangguk, merasakan perbedaan yang mencolok antara dirinya dan Vino. Setelah percakapan singkat, Geri pamit dan meninggalkan studio. Namun, Risa melihat tatapan kesedihan di wajah Geri yang membuat hatinya ikut perih.

Malam itu, Risa mencoba menghubungi Geri, tapi tak ada jawaban. Hari-hari berlalu tanpa kabar dari Geri, dan Risa mulai merasa kehilangan. Di satu sisi, Vino terus mengejarnya, menawarkan segala hal yang diimpikan banyak wanita, kemewahan, status, dan kesempatan besar dalam dunia seni. Tapi Risa tak dapat membohongi dirinya bahwa hatinya terasa hampa.

Telah sekian lama waktu berlalu, hingga saatnya Risa mendengar kabar bahwa Geri telah berubah. Dia tidak lagi hidup di jalanan. Geri bekerja di sebuah perusahaan konstruksi, bahkan dengan cepat pria itu naik jabatan karena prestasi kerjanya.

Hari itu Risa duduk di kafe, menunggu kehadiran Geri. Namun, kali ini Geri berbeda. Pakaian lusuhnya digantikan dengan setelan rapi, dan langkahnya penuh percaya diri.

"Wah, cerita dong! Gimana kamu bisa sampai di titik ini? Aku ikut senang, Ger."

Geri mengangkat bahunya. "Aku cuma mengingat kata-kata kamu. Aku putuskan untuk merubah hidup. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?"

"Tapi, kenapa kamu pergi gitu aja waktu itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun